Jurnalistik
Online 7: Teknik Perencanaan dan Penulisan Berita Online
Media online (online media) disebut juga
dengan istilah digital media adalah media yang tersaji secara online di
internet. Media online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang
hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara.
Secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi
massa, yaitu media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel, feature)
secara online.
Menulis berita di media online seperti website, bukanlah praktek yang mudah dilakukan
semua orang, tetapi bukan berarti sulit untuk dipelajari. Praktek merupakan
kunci utama bagi seseorang untuk melatih dirinya agar mampu mengartikulasikan
realitas ke dalam bentuk tulisan. Demikian juga penguasaan teknik menulis bukan
sebuah jaminan seseorang dapat dikatakan pandai dan lihai. Semuanya membutuhkan
banyak latihan dan kontiniu. Begitu juga dengan kegiatan jurnalistik
membutuhkan keterampilan, keuletan dan ketepatan dalam penyajiannya. Dengan
kata lain menulis berita untuk media online seperti website saat ini adalah
suatu tuntutan.
Meskipun demikian menulis berita di media website merupakan
gaya menulis online (online writing
style) sehingga sedikit banyak juga diperlukan tekniknya, tidak
berlebihan jika Penulis menyebut dengan uangkapan sederhana “tips pedoman dasar
dan standar" dalam menulis berita di website, dengan harapan setelah
menguasai dengan baik, lalu dipraktekkan maka dijamin kemampuan menulis akan
berkembang bahkan bisa menulis berita seperti halnya wartawan profesional.
Gagasan penulisan artikel sederhana ini yang sebagaimana
Penulis sebut di atas sesungguhnya terinspirasi dari pengelaman Penulis
dipercaya sebagai koordinator tiga kali pindah tugas di pengadilan agama, dan
ketika membaca berbagai berita terutama di salah satu fitur website www.badilag.net berita
seputar peradilan agama, rata-rata pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama
menggirim berita untuk dimuat di website Badilag, ternyata semangat penulisan
beritanya patut diberi apresiasi, namun barangkali penyajian dan teknik
penulisan perlu dipoles agar menyesuaikan dengan teknik-teknik menulis berita
pada umumnya khususnya di media online.
Pengertian Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu
yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang
ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan
laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh
redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih
dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.[1]
Menurut A.M. Hoeta Soehoet dalam bukunya “Dasar-Dasar
Jurnalistik”, berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai suatu peristiwa
atau isi pernyataan seseorang yang menurutnya perlu diketahui untuk mewujudkan
filsafat hidupnya.
Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul
De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang
baru, penting, dan bermakna (signifikan), yang berpengaruh pada para
pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.
Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur:
o
Baru dan penting,
o
Bermakna dan berpengaruh,
o
Menyangkut hidup orang banyak,
o
Relevan dan menarik.
Jadi berita merupakan pemberitahuan yang mengungkap tentang
kejadian atau hal yang terjadi pada waktu tertentu, sebagai informasi baru yang
disajikan dalam pembacaan / penulisan yang jelas, aktual dan menarik.
Syarat Berita
Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang
menarik dan akhirnya dapat ditulis menjadi sebuah berita, demikian juga bagi
yang dipercaya menulis berita di website. Tidak akan mungkin tulisan seorang
kuli tinta atau reportase yang disampaikan reporter bila tidak mengerti sama sekali tentang persoalan yang
diinformasikannya. Oleh karena itu agar berita yang ditulis bernilai berita
bahkan bernilai ilmu pengetahuan tentu ada beberapa prinsip dasar yang harus
diketahui dalam menulis berita, sebagai salah satu syarat dikatakan berita.
Tujuannya agar tulisan yang disajikan di media website bisa
disebut berita, tergantung dari kredibilitas dan keterampilan jurnalis yang
menulis berita, sehingga sebuah berita memiliki syarat khusus yang harus
menjadi standar.
Di antara syarat berita adalah sebagai berikut:[2]
a.
Fakta, yaitu bahwa sebuah berita merupakan
fakta, bukan karangan (fiksi) atau dibuat-buat. Ada beberapa factor yang
menjadikan berita tersebut fakta, yaitu kejadian nyata, pendapat (opini)
narasumber dan pernyataan sumber berita. Opini atau pendapat pribadi wartawan
atau reporter yang dicampuradukkan dalam pemberitaaan yang ditayangkan bukan
merupakan suatu fakta dan bukan karya jurnalistik;
b.
Obyektif, yaitu berita harus sesuai dengan
keadaan sebenarnya, tidak boleh dibumbui sehingga merugikan pihak yang
diberitakan. Reporter atau wartawan dituntut adil, jujur dan tidak memihak,
apalagi tidak jujur secara yuridis merupakan sebuah Pelanggaran Kode Etik
Jurnalistik;
c.
Berimbang, yaitu bahwa sebuah berita biasanya
dianggap berimbang apabila wartawan atau reporter memberi informasi kepada
pembacanya, pendengarnya atau pemirsanya tentang semua detail penting dari
suatu kejadian dengan cara yang tepat. Porsi harus sama, tidak memihak atau
tidak berat sebelah. Reporter harus mengabdi pada kebenaran ilmu atau kebenaran
berita itu sendiri dan bukan mengabdi pada sumber berita (check, re-check
and balance) yang perlu didukung dengan langkah konfirmasi dari
pihak-pihak yang terkait dalam pemberitaan;
d.
Lengkap, yaitu dimana berita yang lengkap adalah
berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan
how;
e.
Akurat yaitu berita yang ditampilkan harus
tepat, benar dan tidak terdapat kesalahan. Akurasi sangat berpengaruh pada
penilaian kredibilitas media maupun reporter itu sendiri. Akurasi berarti
ketepatan bukan hanya pada detail spesifik tetapi juga kesan umum, cara detail
disajikan dan cara penekannya.
Sementara agar berita mempunyai kelayakan atau standar
berita oleh Enjang Muhaemin ada 4 syarat standar kelayakan berita dapat
disajikan yaitu: penting, menarik, aktual, dan faktual.[3]
Dalam konteks jurnalistik, kata “penting” dapat dimaknai
sebagai sesuatu yang utama, atau membutuhkan perhatian, atau sesuatu yang
mendesak diketahui khalayak luas. Dikatakan menarik bila saja unik, langka,
aneh, tidak lazim, atau sesuatu yang mengandung daya tarik insani (human
interest). Biasanya ditulis dalam bentuk feature. Di dalamnya bisa karena ada unsur
ketegangan, kecemasan, kepopuleran, atau sisi daya tarik insani lainnya. Berita
yang menarik kendati tidak selalu bikin heboh, tapi tetap memiliki nilai
tersendiri di hati pembaca. Ini sebabnya peristiwa, atau kejadian yang menarik
tetap layak diberitakan. Penting atau menarik menjadi dua syarat yang bersifat
fleksibel dalam menentukan sesuatu menjadi berita. Artinya bisa karena
pentingnya saja, bisa karena menarik saja, tapi juga bisa kedua-duanya dengan
kata lain penting dan sekaligus menarik.
Meskipun demikian penting dan menarik saja ternyata belum
cukup pasalnya berita juga harus memenuhi dua syarat aktual (baru), dan faktual
(nyata adanya, bukan rekayasa). Dua syarat ini tidak bisa dipilih hanya salah
satunya saja. Keduanya harus menjadi pertimbangan mutlak menentukan kelayakan
berita. Tanpa ini sepenting dan semenarik apa pun sesuatu, tidak bisa
dikategorikan berita yang baik. Peristiwa faktual yang menghebohkan
puluhan tahun lalu, bukanlah berita untuk saat ini. Selain karena sudah basi, juga
sudah kehilangan aktualitas.[4]
Dasar-Dasar Jurnalistik
Setiap penulis berita wajib memahami dan menguasai
dasar-dasar jurnalistik (basics of journalisme) agar menjalankan
aktivitas jurnalistik dengan baik dan benar. Penulis profesional tidak sekadar
bisa menulis berita, tetapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku di
dunia jurnalistik, terutama kode etik jurnalistik. Jika ada tulisannya asal
atau beritanya ngawur dari segi penulisan ataupun dari segi substansi,
kemungkinan besar penulis berita belum atau tidak memahami dan menguasai
dasar-dasar jurnalistik itu sendiri.
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara dalam
bukunya "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku
Kompas 2005, mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan, yaitu:[5]
ü
Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu
mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai
segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan.
Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk
mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun
ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.
ü
Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa
itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri
seorang wartawan.
ü
Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme.
Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan
pemberi makna dari sebuah informasi.
ü
Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada
setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.
Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga
publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan
netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai
interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta
advokasi.
Proses Informasi
Teknik pembuatan informasi atau berita terangkum dalam
konsep proses pembuatan berita (news processing), yang meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
News
Planning yaitu perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan
rapat proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan.
Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik.
Dari rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan / berita yang akan
dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para jurnalis.
2.
News
Hunting yaitu pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan
pembagian tugas, para jurnalis melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta
dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data
melalui literatur, dan wawancara.
3.
News
Writing yaitu penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan
penulisan naskah.
4.
News
Editing yaitu penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis disunting
dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan
perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk
pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah
dengan space atau kolom yang tersedia.
Teknik Dasar Menulis Berita
Dipadukan dengan "hasil pengamatan" terhadap situs
berita seperti BBC, inilah lima teknik dasar menulis di media
online, dengan fokus pada "tampilan naskah" di single page /
single post. [6]
1.
Alinea pendek
Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya
menggunakan alinea (paragraf) pendek. idealnya, satu alinea maksimal lima baris
(five lines per paragraph). Contoh terbaik bisa disimak situs BBC
Indonesia.
2.
Jarak antar alinea
Harus ada jarang antar alinea, menyisakan
"ruang kosong" atau "ruang putih" (white space)
antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah dipindai dan enak dibaca.
3.
Tidak ada indent
Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk
/ lekuk ke dalam di awal alinea, seperti gaya naskah koran atau majalah. Ide
penulisan online nomor 3 ini boleh diabaikan, tapi jadinya "tidak
lazim". Coba simak situs-situs terkemuka, adakah indent?
4.
Rata kiri (align eft)
Ini optional. Tapi jika menggunakan
"align justify", maka tulisan Anda akan terkesan formal, serius, dan
kaku. Jarang sekali ada situs yang menggunakan "justify", misalnya
situs instansi pemerintah yang "terbawa suasana formal-birokratis".
Rata kiri akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable, dan banyak
menyisakan "ruang istirahat mata".
5.
Highlight
Akan lebih scannable dan enak dibaca jika tulisan online diberi tanda-tanda
khusus pada bagian khusus, seperti ditebalkan (bold), dimiringkan (italic),
diberi warna (color), atau di-block qoute. Ini akan menjadikan naskah online
Anda "eye catching" menarik perhatian mata user.
Anatomi Berita
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di
antaranya adalah sebagai berikut:[7]
Ø
Judul atau kepala berita (headline),
Ø
Baris tanggal (dateline),
Ø
Teras berita (lead atau intro), dan
Ø
Tubuh berita (body).
Bagian-bagian tersebut tersusun secara terpadu dalam sebuah
berita, sering didengar ialah susunan piramida terbalik:
Metode penulisan lebih mengarah kepada inti berita, hal mana
lebih menekankan dari yang bersifat umum (generalis) menuju ke
hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca
dalam mengetahui apa yang diberitakan, dan juga memudahkan redaktur memotong
bagian tidak / kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh
berita.
Lebih lengkap anatomi atau struktur berita dijelaskan
sebagai berikut:
Pendahuluan
Pembuka suatu pokok persoalan yang akan dibahas dalam
tulisan / berita. Secara teknis, tidak boleh ditulis terlalu panjang dan
memasuki pembahasan pokok permasalahan. Ia menjadi pintu gerbang pengenalan
topik kepada pembaca untuk mengetahui alur tulisan dan tujuan penulis. Dalam
pendahuluan, penulis melakukan pembatasan masalah dan
pengertian-pengertian sehingga pembaca sudah diset ke dalam logika
tertentu. Jangan lupa juga ditulis waktu kejadian peristiwa berita atau kapan
kejadiannya, tempat kajadianya, dan unsur waktu, perlu ditulis, hari, tanggal
dan tempat.
Inti atau pembahasan
Merupakan tahap pemaparan pokok persoalan. Bagian ini
sering disebut inti atau pengembangan. Pada bagian ini penulis menjalin gagasan
secara sistematis, logis dan dialektis ketika menempatkan pokok pikiran yang
akan dibahas. Pengembangan gagasan akan berpuncak pada ketegasan
mksud tulisan atau klimaks.
Penutup
Merupakan bagian akhir tulisan yang berisi kesimpulan, saran
atau pendapat penulis tentang pokok persoalan yang dikemukannya sebagai arahan
bagi pembaca. Ada dua cara menulis penutup, yaitu:
Penutup yang bersifat terbuka, yaitu derngan memberi peluang
atau kesempatan kepada pembaca agar menarik kesimpulan sendiri mengenai pokok
persoalan yang dibahas;
Penutup yang bersifat tertutup, yaitu penutup tulisan yang
menyodorkan pendapat yang bersifat akhir. Pendapat yang bersifat akhir dibuat
untuk disodorkan kepada pembaca tanpa ada kesempatan untuk menarik kesimpulan
sendiri.
Pemilihan Judul Berita
Judul berita (news
headline) merupakan bagian berita yang pertama kali dilihat pembaca. Judul
berita akan menentukan apakah pembaca akan membaca berita tersebut atau tidak.
Berikut ini tata membuat judul berita:[8]
·
Menggambarkan, meringkas, atau mencerminkan isi
berita.
·
Ringkas dan to the point (lugas);
·
Terdiri dari Subjek dan Predikat (Inggris:
Subject + Verb);
·
Nama seseorang hanya digunakan dalam judul jika
dia tokoh;
·
Menggunakan tanda kutip tunggal - jika berupa
kutipan;
·
Jelas atau tidak bermakna ganda;
·
Menggunakan kalimat aktif;
·
Hindari kalimat tanya.
Sehingga pemilihan judul yang menarik, susunan kalimat yang
baik, alur berita yang runtut dan penulisan yang tepat. Agar berita yang
disajikan bisa benar-benar dinikmati oleh pembaca.
Perlu diketahui kata dalam judul boleh
menghilangkan pre-fix atau awalan. Misalnya, "Ketua PA
Blambangan Umpu Kumpulkan Hakim” atau Tim Tennis PTA Bandarlampung Kalahkan PA
Blambangan Umpu", namun dalam lead dan tubuh berita tetap menggunakan
awalan me (mengumpul atau mengalah).
Judul merupakan inti dari teras berita. harus jelas, mudah
dimengerti dengan sekali baca dan menarik, sehingga mendorong pembaca untuk mengetahui
lebih lanjut isi tulisan. Selain itu judul juga harus menggigit, perlu
kejelasan makna asosiatif setiap unsur sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
dengan rumus kalimat lengkap SPOK (subjek, predikat, objek, dan keterangan),
tetapi jika sebatas untuk judul juga boleh cukup kalimat SP (subjek dan
predikat) atau SPO saja (subjek, predikat, objek), tanpa adanya unsur K
(keterangan waktu/keterangan tempat).
Panjang judul hendaknya maksimal dua baris terdiri atas
empat sampai enam kata, jika panjang judul satu baris maksimal terdiri atas
lima kata, "Panitera PA Blambangan Umpu Kumpulkan Panitera Pengganti”
Semua kata di dalam judul dimulai dengan huruf besar,
kecuali kata sambung seperti dan, di, yang, bila, dalam, pada, oleh, dan kata
tugas lainnya yang ditentukan redaksi. Penulisan judul tidak boleh dimulai dengan angka. Hindari
penggunaan singkatan yang tidak populer. Judul bersifat tenang dan tidak
bombastis. Intinya jangan gunakan
huruf kapital semua untuk judul posting/judul berita di media online/blog.
Jangan pula All Caps dipakai di "news body".
Misalkan: Dubes Rusia
Untuk Asean Temui Jaksa Agung Bahas Narkotika. Jangan: DUBES RUSIA
UNTUK ASEAN TEMUI JAKSA AGUNG BAHAS NARKOTIKA
Teras Berita
Dalam struktur berita ada bagian yang
disebut lead atau teras berita. Teras berita adalah bagian berita
yang terletak pada alinea pertama. Lead adalah paragraf pertama dalam
berita yang mengandung gambaran umum suatu berita. [9]
Lead (teras berita) adalah sebuah tulisan pembuka yang
menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan
merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang dbuat. Jika
leadnya saja kurang menarik, pembaca dipastikan akan mengucapkan “wassalam”
saja. Pembaca merasa cukup membaca sebatas judul, atau satu kalimat atau alinea
di depan yang tak menarik itu. Dengan teras berita perlu mendapat perhatian
uatama, dengan tujuan tulisan yang dbuat mampu menggoda pembaca untuk
melanjutkan bacaannya.
Dengan ungkapan lain boleh dikatakan selain judul, lead
adalah upaya memikat hati pembaca. Oleh karenanya lead menjadi begitu urgen,
meskipun tidak pokok tentunya. Dalam dunia jurnalistik, kita bakal menemukan
beberapa jenis lead. Ada empat jenis lead: lead berita langsung, lead
pernyataan, lead peristiwa, dan lead untuk feature (berita ringan/berita
kisah).
Menurut Abdul Chaer[10] menyebutkan
bahwa lead yang fungsinya sama dengan intro dalam musik disebut
juga teaser, penggoda, karena pada hakekatnya bagian awal dari
tulisan tak ubahnya sebagai penggoda agar pembaca tertarik untuk membacanya
terus.
Tips sederhana untuk membuat lead mudah yaitu pertama
seorang penulsi berita cukup bertanya kepada dirinya sendiri tentang
fakta-fakta yang ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan
adalah: Apa yang unik, atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah
kejadian? Siapa yang terlibat, siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan
penjelasan?
Setelah berhasil menjawab dua pertanyaan diatas maka seorang
wartawan harus menjawab pertanyaan untuk membentuk sebuah lead, yaitu lead
jenis apa yang lebih tepat dipakai, gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai
di dalam lead, dan apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk ditempatkan
diawal.
Pertanyaan diatas mungkin terlihat mudah, tetapi dalam
kenyataannya masih membuat penulis berita terutama pemula kesulitan. Akibatnya
teras berita menjadi tidak fokus dan tidak menggambarkan keseluruhan isi dari
berita tersebut.
Isi Berita dari Elemen Berita 5W+1H
Sesungguhnya sangatlah mudah untuk menulis berita cukup
memakai rumus standar berdasarkan elemen atau unsur berita yang disebut dengan
istilah ”5W+1H” (who, what, when, where, why, how) atau siapa, apa, kapan,
dimana, kenapa, bagaimana.[11]
Berita merupakan laporan peristiwa atau catatan tentang
suatu kejadian, sudah dapat dikatakan suatu peristiwa dipastikan mengandung
keenam unsur tersebut sehingga untuk lebih memudahkan diuraikan sebagai
berikut:
Who (siapa) artinya siapa-siapa saja yang terlibat dalam
kejadian/peristiwa, di antaranya barangkali bisa pelaku, korban, pemeran utama,
peran pengganti, figuran, orang, lembaga, organisasi, pejabat tertentu, dan
lain sebagainya;
What (apa) dalam suatu peristiwa apa yang telah terjadi,
kejadiannya apa, acara apa?
When (kapan) peristiwa/kejadiannya, daerah kajadianya, unsur
waktu, biasa ditulis dalam bentuk hari dan tanggal, misalnya, pada hari Senin
(22/4);
Where (dimana) kejadiannya, tempat acaranya itu di mana,
unsur tempat, biasa ditulis, misalnya, "di Depan Gedung Pengadilan Agama
Manna Jalan Raya Padangpanjang Manna" atau "di Lapangan Sekundang
Manna Bengkulu Selatan";
Why (kenapa) peristiwa itu terjadi demikian, terus apa
penyebabnya, apa latar belakangnya, apa tujuannya, mengapa itu dilakukan, dan
sebagainya;
How (bagaimana) proses kejadiannya, apa saja acaranya, siapa
saja pembicaranya jika ada, barang kali di situ ada polisi, kejadianya rusuh /
aman, kondisi cuaca diguyur hujan / terik panas, pemateri menyampaikan apa
saja, dan sebagainya.
Dengan demikian secara sederhana sebuah tulisan yang telah
ditulis mengandung unsur 5W+1H sehingga layak disebut berita.
Berikut beberapa contoh berita sebagai pedoman bagi yang
akan menulis berita apakah mengandung atau tidak dari elemen who, what,
when, where, why, how (siapa melakukan apa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana).
Contoh berita dari: www.pitunews.com
Polisi
Himbau Masyarakat Waspada Modus Pembobolan Bank
Jakarta-Polda Metro Jaya menghimbau
kepada masyarakat agar berhati-hati saat menerima telepon yang mengaku dari
bank tertentu dan meminta identitas nasabah. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan,
kasus pembobolan rekening nasabah BRI yang dialami Andi Maulana, tim asistensi
Bawaslu DKI, yang videonya viral di media sosial (medsos) berawal dari
penelepon yang mengaku dari bank tersebut.
“Mendapat
telepon dari seseorang, lalu menanyakan identitas, nama, ibu kandung, alamat
dan tanggal lahir. Kemudian disampaikan semua, sampai menanyakan kode rahasia
yang tidak bisa disampaikan ke orang lain,” ujarnya di halamana Direktorat
Kriminal Khusus PMJ, Jumat (16/3/2018).
Argo
juga meminta agar masyarakat pengguna medsos waspada bila menemukan video
berisi ajakan atau rayunan agar dikonfimasi ke pihak yang berkompeten. “Secara logika betul tidak, ada
orang menelepon mengaku-ngaku. Hati-hati, harus dicek dari bank mana. Bisa
dikroscek secara online dan menanyakan berbagai macam itu boleh. Masyarakat
harus waspada menerima atau melihat dari media sosial,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama,
Andi Maulana mengaku bahwa pemboboalan rekening miliknya bener terjadi pada
Rabu 14 Maret 2018 sore.
Andi Maulana pun menyampaikan permohonan maaf atas viralnya video tersebut
yang meresahkan dan menggangu kenyamanan masyarakat atas kejadian yang
dialaminya.“Informasi yang saya sampaikan berisifat spontanitas pada saat
setelah kejadian, setelah saya mengecek dan melapor ke Cabang BRI bahwa benar
saldo rekening telah berkurang. Karen itu ada viral spontanitas yang saya
lakukan,” akunya.
Menurut
Andi, saat itu dia menerima telepon dari nomor 08217869xxxx yang tidak kenalnya
serta mengaku dari BRI. “Orang tersebut melakukan bujuk rayu sehingga saya
memberikan kode rahasia, orang tersebut bisa transaksi menggunakan rekening
saya,” ujarnya. Diketahui
pegawai Bawaslu DKI Jakarta mengaku menjadi korban aksi pembobolan rekening
nasabah BRI. Saldo
rekening miliknya berkurang secara misterius hingga jutaan rupiah. Kejadian
tersebut lalu dilaporkan ke pihak BRI. (Jul)
Dari contoh di atas, dapat dibedah secara bersama-sama
elemen beritanya yaitu:
Who (siapa) yang menyelenggarakan yaitu Polda Metro Jaya;
What (apa) acaranya yaitu mengadakan keterangan pers;
When (kapan) pelaksanaannya yaitu pada hari Jumat (16/3/2018);
Where (dimana) tempatnya yaitu bertempat di Polda Metro Jaya (PMJ), Jakarta;
Why (kenapa) harus diadakan yaitu Mengklarifikasi pernyataan Andi Maulana dan
himbauan agar masyarakat waspada terhadap penipuan di bidang perbankan;
How (bagaimana) yaitu dihadiri Juru bicara Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono
dan korban penipuan perbankan BRI Andi Maulana.
K. Kesimpulan
Berita sebagai informasi baru dan penting mengenai suatu
peristiwa, keadaan, gagasan, atau menarik untuk diketahui masyarakat
Keterampilan menulis ditentukan kemampuan berpikir yang sistematik, logik dan
dialektis, agar karya jurnalistik memaparkan pokok persoalannya secara runtut
dan sistemis sehingga dimengerti khalayak. Dan struktur penulisan berita
hendaknya piramida terbalik. Artinya, tingkat penyajian berita diukur dari
prioritas unsur penting suatu berita dalam komposisinya. Semakin ke bawah
tulian, isi atau informasi yang disajikan semakin tidak penting.
Daftar Pustaka
Abdul Chaer, Bahasa Jurnalistik, Jakarta, Rineka
Cipta, 2010.
R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita dan
Feature, Jakarta, 2006.
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar,
Jakarta: Penerbit Buku Kompas 2005, dalam http://pelitaku.sabda.org.
http://hafizansyari.blogspot.com.
http://www.enjangmuhaemin.com.
http://jurnalistikpraktis.blogspot.com.
http://www.komunikasipraktis.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar