Cari Blog Ini

Rabu, 09 Desember 2020

Jurnalistik Online 12 Wartawan dan Peliputan Online










Pengertian Wartawan

wartawan/war·ta·wan/ n orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis;

-- amplop cak wartawan yang suka menerima uang atas berita yang dimuatnya;
-- cetak wartawan pencari berita untuk media cetak: puluhan -- cetak meliput kegiatan di Kejaksaan Agung;
-- foto wartawan pencari berita dengan menggunakan kamera;
-- lepas wartawan yang tidak menjadi staf tetap salah satu surat kabar, tetapi hanya menyumbangkan tulisan mewakili beberapa penerbitan pers;

kewartawanan/ke·war·ta·wan·an/ n yang berhubungan dengan wartawan



Menurut Wikipedia, Wartawan atau jurnalis atau pewarta adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimua di media massa secara teratur.



Pengertian wartawan lainnya adalah orang yang bekerja mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan menyajikan secepatnya kepada masyarakat luas melalui media massa, baik media cetak ataupun elektronik. Yang mana disebut wartawan adalah meliputi reporter, editor, juru kamera berita, juru foto berita, redaktur dan editor audio visual.



UU No. 40 Tahun 1999: Wartawan adalah orang yang teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (Pasal 1 ayat 4)



Tugas Wartawan

Dalam buku Blur: How to Knoe What’s True in The Age of Information Overload, karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, tugas dari seorang wartawan adalah sebagai berikut:

1. Authenticator

Adalah masyarakat membutuhkan wartawan yang dapat memeriksa keauntentikan suatu berita atau informasi.

2. Sense Maker

Adalah wartawan dapat menerangkan apakah informasi masuk akal atau tidak.

3. Investigator

Adalah wartawan harus terus mengawasi kekuasan dan membongkar kejahatan

4. Withness Bearer

Adalah harus meneliti dan memantau kejadian-kejadian tertentu dan dapat bekerja sama dengan reporter.

5. Empowerer

Adalah saling melakukan pemberdayaan antara wartawan dan warga untuk menghasilkan percakapan yang terus menerus pada keduanya.

6. Smart Aggregator

Seorang wartawan harus cerdas berbagi sumber berita yang dapat dihandalkan, laporan yang mencerahkan bukan hanya hasil karya wartawan itu sendiri.

7. Organizer

Yaitu organisasi berita, baik yang sudah lama atau baru.

8. Role Model

Yaitu tidak hanya berkarya dan menghasilkan karya, tetapi juga tingkah laku wartawan masuk dalam ranah publik harus dijadikan contoh.



Tugas seorang wartawan adalah melaporkan dan menulis tentang berbagai topik atau berita. Lalu mempublikasikannya ke media massa seperti televisi, surat kabar dan stasiun radio berita yang mana tugasnya adalah mengumpulkan berita.



Tujuan Wartawan

Tujuan dari seorang wartawan adalah untuk mendapatkan informasi, informasi yang bisa digali, bisa dirinci sebagai berikut:

· Untuk mendapatkan fakta atau bukti nyata

· Untuk mendapatkan fakta yang penting dari suatu wawancara, reporter wajib menemukan sumber yang kredibel dan dapat dipercaya dengan informasi yang akurat.

· Wartawan dapat saja mewancarai orang yang ditemuinya dijalan untuk meminta pendapatnya tentang kondisi atau masalah tertentu.



Kode Etik Jurnalistik

Seorang wartawan ketika menjalankan pekerjaan harus memegang kode etik jurnalistik. Yang tujuannya adalah supaya wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya yaitu mencari dan menyajikan informasi.


Berikut ini adalah Kode Etik Jurnalistik

1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk

2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik

3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah

4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul

5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan asusila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan

6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap

7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun kebenarannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.

8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kuli, agama, jenis kelamin dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani

9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentan kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar dan atau pemirsa

11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.



Jenis-Jenis Wartawan

Berikut adalah jenis-jenis wartawan, yaitu:

ü Wartawan Profesional

Wartawan profesional adalah wartawan yang menjadikan pekerjaan kewartawanan sebagai profesi sehari-hari. Atau dianggap itu adalah sebuah pekerjaan utama.

ü Wartawan Freelance

Wartawan freelance adalah wartawan yang tidak terikat pada satu surat kabar atau berita saja. Dia melakukan tiga kewartawanan. Sedangkan karyanya disalurkan ke berbagai media, dia tidak terikat pada satu penerbitan atau surat kabar.

ü Wartawan Kantor Berita

Wartawan kantor berita adalah wartawan dari satu kantor berita atau news pers agency. Wartawan ini bertugas mencari berita untuk suatu kantor berita, lalu berita di salurkan atau dijual ke berbagai lembaga penerbitan yang memerlukan.





Skill Khusus Wartawan Media Online

Jurnalisme online pun menjadi cara baru untuk bercerita, para wartawan di ajak untuk berfikir di luar kotak untuk menceritakan sesuatu. Hardnews biasanya bersifat singkat, padat dan memiliki jangka waktu. Namun dengan adanya jurnalisme online ini dapat memuat berita berita yang serius dan penting: tidak singkat, jelas, dan dapat terus di update dengan mudah perkembangan salah satu topic tersebut.

Sekarang ini media massa online banyak diminati oleh masyarakat, berita yang ditulis di sebuah media massa online pun tetap ditulis oleh seorang wartawan. Namun apakah tugas yang dipegang oleh wartawan media cetak dan wartawan media online sama?

Masyarakat awam pasti memiliki presepsi tersendiri terhadap profesi seseorang sebagai wartawan. Menurut mereka wartawan adalah seseorang yang melakukan liputan dan melaporkan hasilnya. Memang hal tersebut tidak salah.

Tugas pokok seorang wartawan memang mengumpulan data, menulis, dan menyampaikannya kepada publik. Ketika masuk ke masalah cara mengemas berita, masing masing media akan berbeda-beda. Seperti media cetak, laporannya dipublikasikan menggunakan kertas, radio melalui suara, dan televisi melalui visualisasi video. Di Amerika jauh sebelum indonesia mengenal dunia internet sudah mengembangkan new media. Diantaranya media massa online.

Sekarang di Indonesia media massa online sudah semakin berkembang, sudah banyak portal portal berita online seperti Kompas.com, dan Detik.com. Malah hampir setiap media massa cetak ataupun televisi sekarang memiliki media massa online pula untuk mengembangkan bisnisnya.

Namun berbeda media massa tradisional dengan media massa online ini. Ada kekhususan yang dimiliki oleh media massa online ini. Contohnya ruang publikasi. Halaman media online tidak terbatas seperti media cetak, apalagi televisi atau radio. Karena media online memiliki space yang luas untuk pemberitaannya maka sekarang banyak rubik rubik yang di buat oleh media online untuk menyalurkan berita berita yang lebih spesifik. Tulisan dan ulasan yang dilakukan oleh wartawan dapat sangat dalam dan sangat panjang sesuai apa yang di kehendaki wartawan tersebut.

Sangat menarik jika bekerja di media massa online. Definisi sebagai seorang wartawan atau Journalist tetap sama. Namun dalam cara berkerjanya yang berbeda dengan wartawan media tradisional. Media cetak memiliki rentang waktu deadline yang cukup lama. Misalnya jika kita melakukan liputan di pagi hari, kita bisa mengirimkan beritanya pada saat sore hari.

Sementara jika kita bekerja sebagai wartawan media online, kita dituntut untuk membuat laporan secepat yang kita bisa atau secepat kemauan redaksi. Sifat media jenis ini ialah mengejar kecepatan berita. Sehingga harapannya pembaca dapat mengetahui suatu kejadian secara up to date saat itu juga. Dalam hitungan menit masyarakat sudah dapat mengetahui kejadian yang berlangsung di suatu tempat yang jauh.

Karena sifatnya demikian, wartawan online selalu dituntut untuk ekstra cepat dalam membuat sudut pandang dari sebuah peristiwa yang baru saja diliputnya. jauh lebih cepat dari wartawan media cetak. Di sinilah sulitnya menjadi wartawan media online. Jika kita tidak melakukannya dengan teliti sering kali terjadi kesalah pahaman dengan apa yang terjadi. Karena menuntut kecepatan seringkali berita yang dilaporkan belum diselidiki secara mendalam, sehingga sering terjadi kesalahpahaman.

Media online yang menganggap bahwa kecepatan memuat laporanlah sebagai kekuatan satu-satunya, memiliki strategi untuk mempersingkat waktu. Wartawan di lapangan memang tidak diharuskan untuk membuat berita. Tugas wartawan di lapangan adalah mengumpulkan data-data metah dan dilaporkan kepada redaksi. Contoh data mentah iyalah kutipan-kutipan narasumber, keadaan di lapangan. Setiap redaksi sudah memiliki tim penulis sendiri yang bertugas menyusun data-data mentah yang diberikan oleh wartawan di lapangan. Dengan demikian waktu dalam pempublikasian dapat dipangkas.

Wartawan Media Online Harus Serba bisa. Jurnalis Online tidak hanya dituntut bisa menulis berita dengan baik, cepat, dan ringkas, tapi juga mesti mampu menguasai banyak hal terkait multimedia sehingga menjadi “adaptable journalist” (wartawan yang mampu beradaptasi dengan aneka media).

Sekarang pun para pembaca mungkin sudah mulai bosan dengan cara penulisan yang biasa-biasa saja. Kecepatan memanglah senjata utama bagi media online. Namun, terkadang berita yang disajikan menjadi kurang mendalam atau keakuratan isi berita seringkali dipertanyakan. Banyak pula media media online yang menggunakan strategi “click bait”.Strategi ini merupakan cara cepat mendapatkan jumlah klik pada website atau artikel mereka dengan menggunakan gambar atau judul artikel yang bisa dibilang hiperbola. Strategi ini sudah menjadi makanan sehari hari para pengejar visitor ataupun pembaca.

Tetapi sekarang beberapa media online besar seperti CNNindonesia.com, kompas.com, the Jakarta post mulai mengembakan “Long Form Journalism”. Dimana dalam longform journalism ini wartawan lebih dibutuhkan skill dalam mengoprasikan atau menggunakan segala macam media yang ada. Dalam longform journalism ini pun media di tuntut untuk menyajikan juga visual yang interaktif seperti video, gambar, chart, bahkan infografis yang dapat mempermudah pembaca.

Skill utama wartawan media online setelah bisa menulis adalah menguasai internet dan karakteristik media online. Serbabisa merupakan salah satu prinsip jurnalistik online yang terangkum dalam BASIC (Brevity, Adaptability, Scannable, Interactivity, Community) sebagaimana dikemukakan Paul Bradshaw (Senior Lecturer, Online Journalism, Magazines and New Media, School of Media, Birmingham City University, UK (mediacourses.com) seperti yang dipublikasikan di Online Journalism Blog.

Ketika membahas prinsip “adaptability”, Bradshaw mengemukakan, adaptability (penyesuaian) adalah keterampilan kunci (key skills) wartawan di era new media. Era jurnalis hanya menulis naskah (teks) atau hanya merekam video dan audio, telah berlalu. Saat ini, suratkabar, majalah, TV, dan radio pun juga versi online (website). Karenanya, kontennya pun disesuaikan dengan karakter konten media online, yakni:

(Hyper) Text Audio Video Still images Audio slideshows Animation Flash interactivity Database-driven elements Blogs (dalam hal ini: daftar artikel/berita/informasi tekstual). Microblogging/Text/email alerts (Twitter) Community elements – forums, wikis, social networking, polls, surveys Live chats Mapping Mashups (aplikasi web).

“Jurnalis online mesti cerdas memilih format yang paling pas untuk melaporkan berita: teks, video, audio, map, atau gabungan,” kata Bradshaw.

Senin, 07 Desember 2020

PERKEMBANGAN ICT 12 IMPLEMENNTASIKAN SOCIAL MEDIA UNTUK KEGIATAN KOMUNIKASI

 




Teknologi adalah bagian penting dalam kehidupan Anda saat ini. Segala sesuatu menerapkan teknologi untuk memudahkan berbagai aktivitas. Salah satu teknologi yang berkembang sangat pesat sekarang adalah teknologi komunikasi. Berbagai temuan dan inovasi pada teknologi komunikasi telah membawa Anda dan kita semua ke peradaban baru. Era digital yang sangat modern menjadikan teknologi komunikasi memberikan keuntungan yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Namun begitu, terdapat beberapa dampak negatif yang juga membayangi perkembangan teknologi komunikasi yang ada sekarang. Artikel berikut akan membahas tentang dampak positif dan negatif perkembangan teknologi komunikasi yang tidak boleh Anda lewatkan. Berikut informasinya.

Dampak Positif Perkembangan Teknologi Komunikasi

1. Menghubungkan Orang di Seluruh Dunia

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini memiliki dampak global. Artinya, jika dahulu Anda memiliki keterbatasan jarak untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain tidak demikian dengan sekarang. Tidak terbatas antar kota dan antar wilayah saja, komunikasi saat ini dapat terjalin bahkan ke semua orang yang ada di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya itu saja, Anda pun dapat terhubung dengan sangat cepat bahkan dalam hitungan detik saja.

2. Penyebaran Informasi yang Cepat

Perkembangan teknologi juga memberikan dampak positif pada penyebaran informasi. Jika dahulu Anda mengandalkan surat kabar atau televisi untuk tahu informasi terkini, sekarang internet mengambil peran keduanya. Kehadiran internet membuat penyebaran informasi terjadi dengan sangat cepat bahkan real time. Apa yang terjadi detik ini di belahan bumi lain dapat secara langsung Anda ketahui saat itu juga.

3. Munculnya Media Sosial

Salah satu perkembangan teknologi komunikasi ditandai dengan munculnya media sosial. Media sosial adalah sarana untuk Anda bisa terhubung dengan teman, keluarga, kerabat dimana saja melalui suatu platform khusus. Contoh sosial media yang banyak dipakai oleh masyarakat adalah Facebook, Instagram dan Twitter. Selain menghubungkan Anda dengan teman lama dan kerabat yang jauh, media sosial dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Melakukan promosi dan jual beli lewat media sosial bahkan kini menjadi cara yang sangat efektif dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

4. Sarana Berbagi File

Perkembangan teknologi komunikasi yang ada sekarang juga memudahkan Anda untuk berbagi file. Mulai dari musik, video, film dan berbagai data lainnya dapat Anda peroleh dengan beberapa klik saja. Melalui media perantara internet, kegiatan berbagi file ini menjadi lebih mudah lagi untuk dilakukan.

5. Memajukan Peradaban Manusia

Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat juga mendukung kemajuan peradaban manusia. Kini masyarakat yang tinggal di pelosok atau desa-desa terpencil juga dapat menikmati internet. Oleh karena itu, informasi yang mereka dapatkan saat ini tidak bergantung pada narasumber buku saja. Melalui internet, tiap orang mendapat tambahan pengetahuan dan wawasan yang baru dengan sangat mudah dan cepat. Pemerataan pendidikan pun sekarang menjadi hal yang tidak mustahil lagi mengingat teknologi komunikasi sekarang dapat dirasakan manfaatnya bahkan di tempat terpencil.

Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Komunikasi

Disamping memberikan banyak dampak positif, ternyata masih ada dampak negatif yang bisa terjadi dalam perkembangan teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi yang ada sekarang justru menurunkan semangat juang bagi sebagian orang. Karena segalanya terasa mudah, banyak orang misalnya yang hanya murni melakukan copy paste dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Dalam bidang bisnis, kemajuan teknologi komunikasi juga memicu maraknya cyber crime. Kejahatan virtual seperti hacking dan carding juga telah merugikan banyak orang. Oleh sebab itu Anda harus lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi online agar tidak terjerumus dalam penipuan.

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang ada sekarang juga menyerang kehidupan sosial masyarakat. Tindakan cyberbullying, penyebaran berita hoax, ujaran kebencian dan konten pornografi dinilai cukup meresahkan. Efek yang ditimbulkan pun bukan perkara sepele karena akan merusak generasi bangsa dan memecah belah persatuan.

► Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi

Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Tidak berlebihan jika salah satu pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: “seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya sekitar 1 dolar Amerika !”. Secara mikro, ada hal cukup menarik untuk dipelajari, yaitu bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara signifikan mempengaruhi persaingan antara perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya yang bergerak di bidang jasa.

Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era tersebut (Cash et.al., 1992) terjadi tidak hanya karena dipicu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai pandangan manajemen terhadap teknologi informasi di era modern.

Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama di negara berkembang (dunia ketiga), yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior sumber daya manusianya. Sehingga tidaklah heran jika masih sering ditemui perusahaan dengan peralatan komputer yang tercanggih, namun masih dipergunakan sebagai alat-alat administratif yang notabene merupakan era penggunaan komputer pertama di dunia pada awal tahun 1960-an.

►Perkembangan Teknologi Era Komputerisasi

Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika mini computer dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing). Pemakaian komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa.

Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan perusahaan besar secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing yang berarti. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya sehari-hari.

Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu komputer pada saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi-simulasi perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur.

► Era Kemajuan Teknologi Informasi

Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini computer, bahkan mainframe). Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing) pada suatu perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual.

Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Teori-teori manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Tidak seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut.

Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen.

Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah-istilah manajemen seperti “market driven” atau “customer base company” yang pada intinya sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan komputer dan teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better (lebih baik), dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu, kunci dari kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal.

Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (BusinessProcess Reengineering), re-strukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan

► Perkembangan Teknologi Era Globalisasi Informasi

Belum banyak buku yang secara eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, perkembangan dibidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial.

Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara tidak dikenal dalam virtual world of computer.Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi. Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat pada batasan fisik lagi. Melalui virtual world of computer, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang atau investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic transaction dengan mempergunakan electronic money.

Tidak jarang perusahaan yang akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama yang bergelut di bidang pemberian jasa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan perangkat canggih teknologi informasi telah merubah mindset manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang, dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli perangkat teknologi informasi.Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing dengan perusahaan multi nasional lainnya, alias harus gulung tikar. Hal terakhir yang paling memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan.

Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak jarang di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object, dan lain sebagainya.

► Akibat Kemajuan Teknologi "Perubahan Pola Pikir Sebagai Syarat"

Dari keempat era di atas, terlihat bagaimana alam kompetisi dan kemajuan teknologi informasi sejak dipergunakannya komputer dalam industri hingga saat ini terkait erat satu dan lainnya. Memasuki abad informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi baru, teknologi informasi. Mempergunakan teknologi informasi seoptimum mungkin berarti harus merubah mindset. Merubah mindset merupakan hal yang teramat sulit untuk dilakukan, karena pada dasarnya “people do not like to change”. Kalau pada saat ini dunia maju dan negara-negara tetangga Indonesia sudah memiliki komitmen khusus untuk mengambil bagian dalam penciptaan komponen-komponen sistem informasi, bagaimana dengan Indonesia?

Masih ingin menjadi negara konsumen? Atau sudah mampu menjadi negara produsen?

Paling tidak, hal yang harus ada terlebih dahulu di setiap manusia Indonesia adalah kemauan untuk berubah. Tanpa “willingness to change”, sangat mustahillah bangsa Indonesia dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun kembali bangsa yang hancur ditelan krisis saat ini.

Demikian informasi terkait dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Anda sebagai warga negara yang baik harus lebih bijak dan jeli dalam memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada sekarang. Semoga kedepannya akan selalu ada solusi yang dapat memberantas dampak negatif yang kemungkinan akan semakin meningkat.

PERKEMBANGAN ICT 11 FUNGSI SOSIAL MEDIA UNTUK KEHUMASAN PERIKLANAN DAN APRESIASI DESAIN



Pergeseran pola komunikasi di era digital telah menjadikan citizen journalism sebagai suatu fenomena baru, komunikasi sekarang bukan lagi two-step communication model, tetapi multi-step communication model, yang memposisikan individu menjadi kekuatan baru yang dapat mempengaruhi opini publik sehingga penyajian materi yang kaya data menjadi yang utama (content is the king).

Sebenarnya sosial media memang sangat menguntungkan untuk pemasaran hanya saja jika social media marketers paham tentang karakteristik sosial media yang digunakan dengan hubungannya pada bisnis yang sedang direpresentasikan. Setiap sosial media memiliki karakteristik, setidaknya mewakili hal berikut; jenis audiens, ukuran, serta konten seperti apa yang efektif untuk direpresentasikan.

Agar bisnis Anda berjalan lancar di situs jejaring sosial melalui social media marketing seharusnya Anda membangun strategi terlebih dahulu yang akan dilaksanakan saat berbisnis melalui social media marketing, antara lain yaitu:

1.Fokus Pada Satu Sosial Media
Media sosial yang tersedia saat ini sudah cukup banyak. Namun untuk pemasaran, jangan pakai semua media sosial. Pilihlah satu media sosial yang tepat dan sesuai dengan target pasar Anda. Karena, ada beberapa pertimbangan kenapa Anda harus fokus disatu media sosial yaitu masalah sumber daya yang Anda miliki sudah cukup dan paham untuk menjalankan pemasaran media sosial. Jika Anda menjalankannya sendiri, kemungkinan besar tidak akan sanggup harus mengurus beberapa media sosial sekaligus. Jadi cara yang efektif untuk menjalankan strategi pemasaran via media sosial pertama-tama, fokus pada satu media sosial saja digunakan untuk pemasaran Anda.

Inilah sosial media yang bisa Anda gunakan untuk bisnis Anda antara lain
· Facebook : Pastikan untuk setup geo-targeting
· Instagram : Bagus untuk usaha kecil
· Twitter : Dapat mengkaji percakapan di Twitter yang pastinya akan memberikan pemahaman yang bagus

Jika Anda sudah menentukan satu sosial media yang akan Anda gunakan, Anda bisa mempromosikan konten Anda secara menyilang antar sosial media yang telah Anda pilih. Dengan diverfikasinya pemasaran online Anda, Anda akan memperluas jangkauan bisnis Anda lebih dari yang Anda bahkan dapat membayangkan.

2.Membangun Kredibilitas
Jika Anda telah menentukan satu media sosial yang menurut Anda efektif sebagai tempat pemasaran produk. Saatnya membangun kredibilitas produk. Tahap awal yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba membangun brand awareness. Tahap ini, Anda harus menjelaskan identitas produk yang Anda jual tersebut. Baik dari segi produk, kegunaan produk, serta produk Anda tawarkan untuk siapa.

3.Fokus Pada Target
Kesalahan yang paling sering terjadi pada pengusaha yang baru menjalankan strategi social media marketing adalah mengincar seluruh orang. Inilah kesalahan terbesar, Anda bisa memilih orang-orang yang memang menjadi fokus Anda. Tak perlu mengincar orang yang tidak tertarik dengan produk, karena hal tersebut hanya akan membuat Anda membuang-buang tenaga saja. Fokuslah pada konsumen yang ingin Anda incar.

4.Membangun Relasi di Sosial media
Dalam dunia sosial media, membangun koneksi sangatlah penting.
Tidak dapat dibantah lagi jika aktif dalam memanfaatkan jejaring sosial maka nanti Anda pasti bisa berkomunikasi dengan banyak orang baik yang berasal dari mancanegara bahkan internasional. Dalam memaksimalkan bisnis Anda agar dapat berkembang di media sosial maka tambah dan perluaslah relasi Anda. Dengan begitu, kemungkinan besar Anda dapat bertemu dengan calon investor yang tertarik dengan bisnis Anda.

5.Memperhitungkan Waktu dan Uang
Sebagai pemilik bisnis, Anda tahu waktu adalah uang.
Apabila Anda berencana menggunakan strategi di social media marketing untuk menjalankan bisnis Anda dalam cara yang paling efisien, selalu FOKUS dalam mengelola bisnis Anda merupakan salah satu hal terpenting.

Cara mudah untuk tetap pada tujuan sosial media Anda antara lain
1. Menjabarkan tujuan Anda
2. Tulis tujuan Anda
3. Membuat rencana untuk secara jelas membuat strategi, objektif dan taktik.
4. Mengatur deadline dari tujuan yang dapat Anda capai secara realistis.

Apabila Anda merasa bahwa telah keluar dari jalur saat menggapai tujuan Anda, Anda dapat melihat lagi rencana yang telah Anda buat dan kembali ke rencana awal.

Ketika Anda mulai mendapat laba, Anda dapat menggunakan Iklan Facebook dengan mengatur budget Anda. Anda bisa terus tetap menjaga anggaran yang Anda miliki dan juga iklan tersebut tetap bekerja untuk Anda.

Menggunakan strategi disocial media marketing Anda sangatlah berpengaruh dengan kesuksesan bisnis online yang akan Anda bangun. Karena disatu sisi menggunakan sosial media untuk berbisnis memang dinilai sangat efektif. Jadi, tunggu apalagi? Segeralah berbisnis online menggunakan sosial media dengan membangun strategi yang tepat.

Mencermati perkembangan pola komunikasi pemerintah dan swasta di era digital telah membawa konsekuensi bahwa petugas humas organisasi pemerintah sesungguhnya tidak lagi tunggal, namun seluruh pegawai di organisasi pemerintah harus dapat berperan sebagai humas bagi organisasi kerjanya.

Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma komunikasi pemerintah dan swasta dimana penyampaian komunikasi pemerintah dan swasta yang tunggal dan terjadwal dalam gaya komunikasi tradisional, kini telah berubah menjadi majemuk dan anytime dengan channeling yang tidak hanya media masa mainstream, namun berkembang menjadi micro/targeted channel (youtube, blogs, instragram dll).

Perubahan pola komunikasi diera digital, dengan semakin masifnya penetrasi internet, diproyeksikan akan semakin mempercepat transformasi ke “pola komunikasi model baru”, yang menuntut adanya perubahan pola komunikasi pemerintah dan swasta kepada publik.

Premis ini bukan tanpa alasan yang mendasar, merujuk 2018 Global Digital Report terkait pengguna internet di Indonesia, menunjukkan telah mencapai angka 132 juta orang atau berkisar 50% dari penduduk dengan durasi penggunaan internet 8 jam 51 menit setiap harinya.

Dari data statistik tersebut di atas, Indonesia sejatinya telah memasuki fase interactive communication era sebagai tahapan lebih lanjut dari pengembangan era telekomunikasi. Era ini ditandai dengan penggunaan internet sebagai media baru (new media). Transformasi ini menegaskan bahwa second media age, dengan pola simetris dan interaktif, telah mulai menggeser dominasi media broadcast seperti surat kabar, radio dan televisi, pemberitaan yang viral dan menjadi tranding topic dalam media sosial bahkan acapkali menjadi pemberitaan utama pada media mainstream.

Hadirnya era digital dan terjadinya pergeseran pola komunikasi, dengan trend meningkatnya penggunaan internet seyogyanya menjadi momentum bagi pucuk pimpinan dalam kelembagaan organisasi pemerintah dan swasata untuk menjadikan praktisi humas (hubungan masyarakat) atau PR (public relations) dan seluruh SDM untuk mampu berubah dan beradaptasi dengan mentrasformasikan diri dalam paradigma baru komunikasi pemerintah dan swasta tersebut.

Langkah Strategis Transformasi
Trasnformasi komunikasi pemerintah dan swasta sebagai langkah strategis dapat dilakukan dengan menata ulang rencana komunikasi strategis (strategic communication plan), sebagai peta jalan perubahan dengan pola kekinian, melakukan market intelejen sehingga strategi komunikasi publik disesuaikan dengan penerima pesan.

Eksistensi praktisi humas, PR atau pengelola informasi publik dan swasta pada organisasi pemerintah dan korporasi perlu mendapatkan dukungan dari seluruh SDM yang ada dalam organisasi pemerintah dan swata untuk mengoptimalkan sinergitas dalam mempercepat diseminasi informasi dan capaian kerja organisasi pemerintah dan swasta.

Suksesnya diseminasi informasi dan capaian kerja organisasi pemerintah dan swasta perlu didukung dengan penyiapan konten yang berkualitas (content is the King) dan data yang akurat sebagai narasi tunggal sekaligus materi agenda setting terkait kinerja program dan kegiatan pemerintah dan swasta guna mendapatkan dukungan dan kepercayaan publik.

Hal ini sangat diperlukan dalam mendukung agenda-agenda kerja pemerintah dan swasta secara keseluruhan, strategisnya positioning SDM sebagai praktisi humas, PR atau pengelola informasi publik dan privat dipertegas dalam riset, Sallot dan Johnson (2006), yang melakukan survei terhadap pers di Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa 44 persen media berita di AS dipengaruhi oleh praktisi humas, yang menjadikan output pekerjaan praktisi humas sebagai agenda setting. Bahkan, surat kabar bergengsi seperti the Washington Post dan New York Times mendapatkan lebih dari setengah konten mereka berasal dari siaran dan konferensi pers.

Oleh karena itu, praktisi humas harus mampu mentransformasi mindset dari bekerja secara linier dan business as usual menjadi visioner (think ahead) dan kreatif serta inovatif, berpikir holistik dan lintas sektor (think across), memiliki kompetensi layaknya seorang chief editor atau newsroom head, utamanya dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan konten komunikasi publik yang menarik, lebih padat, berisi, inovatif dan kreatif dengan mengedepankan pemanfaatan media sosial dalam mengakselerasi diseminasinya.

Strategi komunikasi pemerintah dan swasta yang dikembangkan harus mampu melayani kebutuhan informasi public (service delivery culture), membentuk citra positif institusi, memberikan update mengenai apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan, apa manfaatnya bagi masyarakat, merangkul umpan balik dari publik,praktisi komunikasi publik di K/L harus dapat berperan sebagai “mata dan telinga”.

Coorporate level strategy dalam merancang manajemen strategik komunikasi pemerintah dan swasta harus dapat diterjemahkan secara kongkrit sampai dengan tingkatan fungsional level strategy, melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi sebagai suatu kerangka kerja terintegratif, hal ini diperlukan dalam memberikan arah rencana strategis organisasi sehingga adaktif terhadap perubahan-perubahan lingkungan strategis eksternal yang terjadi dengan cepat.

Perubahan budaya kerja (coorporate culture) dari yang berorientasi output menjadi berorientasi outcome dan benefit perlu terus ditumbuhkembangkan dalam organisasi sehingga praktisi humas yang ada tidak hanya berkutat menghabiskan seluruh energi dan waktunya untuk “kerja pola-pola lama”, seperti menyiapkan rilis, menyiapkan konferensi pers, peliputan dan dokumentasi.

Untuk itu praktisi komunikasi pemerintah di K/L pemerintah harus dituntut untuk terus mengembangkan kompetensi dan mengubah mindset bekerja dari pelayanan teknis semata menjadi praktisi komunikasi publik yangvisioner (think ahead) dan bekerja dalam ritme inovatif dan kreatif, berpikir holistik dan lintas sektor(think across) sehingga terjadi transformasi menuju kinerja pemerintahan yang mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan strategis (dynamic government).

Dalam pengembangan kompetensi petugas atau praktisi humas (PR), utamanya peningkatan kemahirannya (skills) soal media online, dapat terus dibudayakan kebiasaan baru yang kondusif dalam mendukung perubahan paradigma komunikasi pemerintah dan swasta, antara lain

· Secara sederhana dapat dimulai dengan melembagakan budaya Blogging, membuat blog pribadi untuk melatih keterampilan menulis di media online,
· Netizen diajak dengan menjadi user internet yang aktif.
· Share dan publikasi info aktual, aktif di forum-forum online atau masyarakat dunia maya serta
· Terus aktif mengembangkan Strategi dengan mendalami strategi komunikasi pemerintah dan swasta, dengan Googling, misalnya dengan kata kunci “social media strategy”.

Pengembangan SDM komunikasi pemerintah dan swasta sebagai prasyarat dalam mendukung perwujudan think ahead, berpikir strategis layaknya pemimpin redaksi dalam merencanakan dan membuat framing pemberitaan terkait dengan apa yang telah, sedang dan akan dikerjakan oleh K/L, menetapkan berbagai channeling yang akan digunakan dan target audience yang akan disasar dengan mendasarkan pada monitoring media merujuk pada keyword tertentu melalui goggle alert.

Pola baru dengan mengoptimalkan keterlibatan masyarakat perlu terus dikembangkan dengan menggali umpan balik , keterlibatan masyarakat harus menjadi fokus perhatian dengan interaktif dalam menyerap aspirasi masyarakat, utamanya untuk mengetahui outcome dari program dan kegiatan K/L.

Cara-cara penyajian dan kemasan komunikasi publik harus mengacu pada kemasan kekinian yang menjadi trend dan mudah dicerna, tanpa mengurangi makna subtansial dari pesan, model-model penyajian melalui infografis, vblog, animasi serta modeling analisis berita dengan coding teknologi secara realtime.

Di era digital media, komunikasi pemerintah dan swasta yang dilakukan tidak cukup hanya menyampaikan informasi saja, tetapi harus dikelola secara terintegrasi dengan membangun sinergitas dan koordinasi antara K/L terkait data dan informasi kebijakan dan program lintas sektor, untuk itu dashboard komunikasi pemerintah yang terintegrasi antar K/L, perlu terus dikembangkan melalui interface data sebagai one big data yang dapat menjadi rujukan bersama sebagai materi diseminasi komunikasi pemerintah sekaligus sebagai alat kendali pimpinan dalam melakukan perubahan dibelakang panggung (manufacturing quality) dan depan panggung (service quality).

Dalam berkomunikasi praktisi humas pada K/L pemerintah perlu terus mengefektifkan dan mengefesiensikan komunikasi pemerintah yang dilakukan, dengan meningkatkan sinergitas antara K/L, menghapus sekat-sekat sektoral, sehingga komunikasi publik pemerintah dapat mendukung conversation di digital media guna memenangkan “pertempuran udara” sekaligus menciptakan atmosfir yang kondusif terkait citra positip kinerja pemerintah.

Perubahan mindset dari owning economy menjadi sharing economy terkait dengan konten komunikasi publik perlu terus digelorakan, konsep berbagi konten, untuk mendapatkan narasi tunggal menjadi satu keniscayaan, hilangkan belenggu dengan pola pikir konvensional,dan sektoral gunakan pola-pola baru dengan inovasi dan kreatifitas sehingga efektifitas dan efesiensi komunikasi publik dapat dicapai.

Ibarat sebuah paduan suara dan simfoni orkestra, harmonisasi pengelolaan komunikasi pemerintah dan swasata sangatlah penting, mengingat banyak topik, agenda dan kegiatan yang memerlukan pengelolaan yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik, konsistensi dan kejelasan dalam agenda setting serta narasi tunggal menjadi isu strategis yang perlu terus ditangani secara profesional sehingga dapat berkonstribusi dalam membangun image positif tentang kinerja pemerintah.

Kita tentunya berharap dengan paradigma baru komunikasi pemerintah dan swasta di era digital akan semakin meningkatkan kualitas dan responsif komunikasi pemerintah dan swasta dalam mendiseminasikan kerja-kerja pemerintah dan swasta secara efektif, guna menciptakan persepsi positip dalam membangun kepercayaan (trust) dari masyarakat, sehingga efektifitas agenda-agenda pembangunan yang tersebar di berbagai K/L pemerintah dan swasta dapat terus dipacu sebagai jawaban terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.