Cari Blog Ini

Kamis, 17 Oktober 2019

TPPN 5: Cara Meliput Peristiwa



Teknik Reportase
Meliput berita dan menggali informasi memiliki tahapan
• Lapisan pertama: Adalah fakta-fakta permukaan. Seperti: siaran pers, konferensi pers, pidato, dan sebagainya. Informasi disediakan narasumber sehingga masih sepihak.
• Lapisan kedua: Adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si reporter. Di sini, sang reporter melakukan verifikasi, pelaporan investigatif, liputan atas peristiwa-peristiwa spontan, dan sebagainya. Di sini, peristiwa sudah bergerak di luar kontrol narasumber awal.
• Lapisan ketiga: Adalah interpretasi (penafsiran) dan analisis. Di sini si reporter menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa, penyebab-penyebabnya, dan konsekuensinya.

Liputan Investigasi
• Liputan investigasi (investigatif reporting) adalah praktik jurnalisme, yang menggunakan metode investigasi dalam mencari informasi (Satrio Arismunandar) Karakter
1. Merupakan produk kerja asli jurnalis bersangkutan, bukan hasil investigasi dari sebuah instansi pemerintah atau nonpemerintah.
2. Mengandung informasi yang tidak akan terungkap tanpa usaha si jurnalis
3. Berkaitan dengan kepentingan publik. 

Bentuk
1. Pelaporan investigatif orisinal (original investigative reporting): Melibatkan reporter itu sendiri dalam mengungkap dan mendokumentasikan berbagai aktivitas subjek, yang sebelumnya tidak diketahui oleh publik. Jurnalis mungkin menggunakan taktik mirip dengan kerja polisi. Seperti, penggunaan tenaga informan, pemeriksaan catatan/data publik, bahkan dalam situasi tertentu pemantauan aktivitas dengan sembunyi sembunyi dan penggunaan penyamaran.3. Pelaporan terhadap investigasi (reporting on investigations): Pelaporan berkembang dari temuan awal atau bocoran informasi, dari sebuah penyelidikan resmi yang sudah berlangsung atau yang sedang dipersiapkan oleh pihak lain, biasanya oleh badan badan pemerintah.
2. Pelaporan investigatif interpretatif (interpretative investigative reporting): Pelaporan interpretatif berkembang sebagai hasil dari pemikiran dan analisis yang cermat, terhadap gagasan serta pengejaran fakta fakta yang diikuti, untuk memadukan semua informasi itu dalam konteks yang baru dan lebih lengkap.

Cara Menemukan Fakta
• Mempelajari sumber sumber yang sering diabaikan, seperti arsip, rekaman pembicaraan telepon, buku alamat, catatan pajak, dan perizinan.
• Bicara kepada warga di lingkungan sekitar atau sumber anonim yang bocorkan informasi. • Menggunakan sumber riset berlangganan (di internet).
• Melakukan penyamaran. 


Jenis Berita
1. Berita Langsung ( Straight News ) : Berita tentang peristiwa yang penting dan harus segera disampaikan kepada pembaca.
2. Berita Ringan ( Soft News ) : Berita yang menampilkan sesuatu yang menarik, penting dan bersifat informatif.
3. Berita Kisah (Feature): Tulisan mengenai kejadian tyang dapat menggugah perasaan dan menambah pengetahuan pembaca melalui penjelasan yang rinci, lengkap, mendalam dan tidak terpengaruh waktu.PLAY

Rumus Menulis 5 W + 1 H
1. What : Apa yang terjadi
2. Where: Tempat Kejadian/dimana terjadi
3. When: Waktu sebuah peristiwa/kapan terjadi
4. Who: Sumber dan tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita/Siapa
5. Why: Mengapa peristiwa itu terjadi
6. How: Bagaimana kejadian, situasi/suasana

Penulisan Lead
1. Berisi kalimat langsung yang mudah dimengerti pembaca
2. Mencakup unsur 5W + 1H
3. Ditempatkan di alinea pertama
4. Maksimal tiga kalimat yang tidak bertele-tele
5. Merupakan bagian terpenting dari berita Isi Berita

• Merupakan pengembangan Why dan How
• Memuat kutipan berupa pernyataan yang dinyatakan langsung dari sumber berita. Kutipan berfungsi sebagai penguat kalimat sebelumnnyaLead (Kepala Berita) Kalimat yang menjadi bagian terpenting dari sebuah berita sehingga menempati alinea pertama dari sebuah berita. Fungsinya sebagai penarik perhatian dan identitas berita. Lead bisa mengedepankan salah satu dari unsur 5W + IH

Teknik reportase atau teknik peliputan berita merupakan hal mendasar yang perlu dikuasai para jurnalis. Namun, membahas teknik reportase, berarti juga membahas bagaimana cara media bekerja, sebelum mereka memutuskan untuk meliput suatu acara, kegiatan atau peristiwa.Setiap media memiliki apa yang disebut kriteria kelayakan berita. Selain itu, mereka juga memiliki apa yang disebut kebijakan redaksional (editorial policy).

Kriteria kelayakan berita itu bersifat umum (universal), dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media yang lain. Sedangkan kebijakan redaksional setiap media bisa berbeda, tergantung visi dan misi atau ideologi yang dianutnya. 

Secara sosiologis berita merupakan semua hal yang terjadi di dunia. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide baru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet (Haris Sumadiria 2005, 65).
Menurut pakar jurnalistik berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan Televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita, berita biasanya menyangkut orang- orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi didunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan.

Paul De Massenner dalam buku Here’s The News: Unesco Associate menyatakan news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Charnley dan James M. Neal menuturkan, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berita bukan hanya menunjuk pada pers atau media massa dalam arti sempit dan tradisional, melainkan juga radio, televisi, film, dan internet atau media massa dalam arti luas dan modern. Berita pada awalnya memang hanya milik surat kabar. Tetapi sekarang berita telah juga menjadi darah daging radio, telebisi, dan internet. Tak ada media tanpa berita, sebagaimana halnya tak ada berita tanpa media.

Jenis Jenis Berita
Straight News Report
Laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita- berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat.
Depth News Report
Laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut.
Comprehensive News
Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek, berita menyeluruh sesungguhnya merupakan jawaban terhadap kritik kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam berita langsung (staright news). Sebagai gambaran berita langsung bersifat sepotong-potong, tidak utuh, hanya merupakan serpihan fakta, berita langsung seperti tidak peduli dengan hubungan atau keterkaitan antara berita satu dan berita yang lain. maka dari itu berita menyeluruh mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas.
Interpretative report
Berita ini biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun demikian fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini.
Feature story
Penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Penulis feature menyajikan pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor dari pada pentingnya informasi yang disajikan.
Depth reporting
Pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.

Teknik mencari berita
Pada bagian ini akan menguraikan tentang pokok dua bahasan utama. Pertama, bagaimana kita mencari dan meliput berita sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO) jurnalistik. Kedua, bagaimana kita menulis berita, disini kita bicara tentang anatomi berita, pola piramida terbalik, arti dan fungsi teras berita, dan jenis-jenis teras berita.

Berita Diduga melalui meeting
Berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik, prinsip ini berlaku bagi berita yang sifatnya diduga. Kita harus bisa mencari dan menciptakan berita, proses pencarian dan penciptaan berita dimulai di ruang redaksi melalui forum rapat proyeksi. Menurut Haris Sumadiria rapat proyeksi diselenggarakan secara rutin, berpijak kepada tiga asumsi dasar.

Berita diduga yang baik hanya bisa diperoleh melalui persiapan perencanaan yang baik
Masyarakat kita semakin dinamis dan kritis sebagai dampak langsung bergulirnya era reformasi
. Media masa sebagai industri jasa komunikasi dan informasi, kini dihadapkan pada pola kompetisi yang ketat, keras, dan tajam

Berita Tak Diduga melalui Hunting
Untuk berita yang sifatnya tiba-tiba atau tidak terduga, kita harus bisa dan pandai berburu, kita harus hunting. Sebagai hunter kita harus memiliki beberapa kemampuan dasar. Kita harus memiliki kepekaan berita yang tajam, daya pendengaran berita yang baik serta mengembangkan penciuman berita yang tajam.
Setelah itu barulah kita dituntut untuk memiliki keterampilan prima dalam penulisan berita. Ini hanya mungkin tercapai apabila kita sangat menguasai teori dan aplikasi bahasa. Bagi jurnalis, penguasaan bahasa adalah prasyarat dasar, sifatnya mutlak, tak bisa ditaawar-tawar lagi.

Dalam proses pencarian berita kita akan mempelajari beberapa teknik mendasar, perlu diingat teknik- teknik ini tidak dapat berdiri sendiri, artinya bisa saja proses pencarian berita dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik secara bersamaan, beberapa teknik pencarian berita adalah sebagai berikut :

Observasi
Secara sederhana observasi merupakan pengamatan terhadap realitas sosial. Ada pengamatan langsung, ada juga pengamatan tak langsung. Seseorang dikatakan melakukan pengamatan langsung bila ia menyaksikan sebuah peristiwa dengan mata kepalanya sendiri, pengamatan ini bisa dilakukan dalam waktu yang pendek dan panjang. Pendek artinya setelah melihat sebuah peristiwa dan mencatat seperlunya. Contoh : peristiwa kecelakaan lalu lintas. Sedangkan panjang berarti seseorang berada dalam tempat kejadian dalam waktu yang lama. Contoh : peristiwa bencana alam.
Seseorang dikatakan melakukan pengamatan tidak langsung bila ia tidak menyaksikan peristiwa yang terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain yang menyaksikan peristiwa itu. Misalnya penemuan mayat suami-istri disebuah rumah. Si A mendapat informasi bahwa dijalan melati no 24 ditemukan sepasang mayat suami-istri. Pengamatan disini tidak sama persis dengan pengamatan seorang peneliti. Seorang peneliti melakukan pengamatan berdasarkan konsep dan hipotesis, hasilnya biasanya dilaporkan dengan disertai pemecahan masalah ala mereka. Sedangkan seorang pers melakukan pengamatan untuk melaporkan kejadian sebuah peristiwa apa adanya.

Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan reporter atau wartawan dengan narasumber untuk memperoleh informasi menarik dan penting untuk diinginkan (Haris Sumadiria 2005, 103).
Menurut Newsom dan wollert dalam media writing menegaskan wawancara merupakan alat utama dalam proses pengumpulan bahan berita, dengan wawancara reporter atau wartaawan akan dapat menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin dari narasumber.
Untuk bisa mencapai hasil seperti itu,tentu saja diperlukan pengetahuan serta kemampuan dasar dari reporter atau wartawan dalam proses wawancara. Ia harus memahami maksud dan tujuan wawancara, menguasai topik dan materi wawancara, serta dapat menata dengan baik organisasi wawancara, ia harus tahu kapan (timing), dimana, dan dalam situasi apa sebaiknya wawancara dilakukan, ia juga harus bisa mendeteksi dan mengevaluasi, apakah informasi yang dicarinya sudah diperoleh dengan memadai.

Menurut Jonathan wawancara yang baik harus memenuhi delapan persyaratan
Mempunyai tujuan yang jelas
Efisien
Menyenangkan
Mengandalkan persiapan dan riset awal
Melibatkan khalayak
Menimbulkan spontanitas
Pewawancara sebagai pengendali
Mengembangkan logika

Dalam melakukan wawancara juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain
Menjaga suasana
Bersikap wajar
Memelihara situasi
Tangkas dalam menarik kesimpulan
Menjaga pokok persoalan
Kritis
Sopan santun


Konferensi pers
Pernyataan yang disampaikan seseorang yang mewakili sebuah lembaga mengenai kegiatannya kepada para wartawan. Biasanya menyangkut citra lembaga, peristiwa yang sangat penting dan bersifat insidental. Tetapi, tidak jarang bersifat periodik, seperti konferensi pers menteri luar negeri, yang berlangsung seminggu sekali. Pada setiap konferensi pers, setiap wartawan memiliki hak yang sama untuk mengajukan pertanyaan kepada orang yang memberikan konferensi pers, umumnya lalulintas informasi dalam konferensi pers dilakukan lewat dialog langsung. Tetapi ada juga yang menggunakan informasi tertulis yang dibagikan kepada para wartawan.

Press Release
Bisa diartikan sebagai siaran pers yang dikeluarkan oleh suatu lembaga, satu organisasi atau seorang individu secara tertulis untuk para wartawan. Ia mewakili kepentingan lembaga, organisasi atau individu. Itulah sebabnya media massa cetak yang besar tidak mau memuat siaran pers ini, juga tidak ada kesempatan bagi para wartawan untuk bertanya kepada pihak yang mengeluarkan siaran pers tentang siaran pers. Inilah yang membedakannya dengan konferensi pers, tegasnya pada press release tidak ada tanya jawab dengan wartawan dan narasumber, sedangkan pada konferensi pers ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar