Cari Blog Ini

Selasa, 30 Oktober 2018

Press Rilis: Jasa Marga Raih Dua Penghargaan BUMN Hadir Untuk Negeri Award 2018


PRESS RELEASE
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
No. 256/2018
Tanggal 30 Oktober 2018

Bontang (30/10) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. meraih dua penghargaan sekaligus dalam ajang BUMN Hadir Untuk Negeri Award 2018 di Hotel Equator Bontang, Kalimantan Timur, Senin (29/10). Dua program unggulan yang meraih penghargaan yaitu Terbaik I Program Siswa Mengenal Nusantara-BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN)Tahun Tahun 2017 dan Terbaik II Program Bedah Rumah Veteran (BRV) Periode 2015-2017 Kategori 100-200 Rumah. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno dan diterima oleh Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani.

Program BHUN yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dan konsisten dilakukan oleh BUMN sejak tahun 2015 merupakan upaya mewujudkan peran BUMN sehingga manfaat BUMN bagi masyarakat benar-benar dapat hadir di tengah masyarakat.

Adapun seleksi untuk program BHUN Award dilakukan dari bulan September 2018. Juri BHUN Award 2018 berasal dari kalangan internal dan eksternal. Juri internal dari Kementerian BUMN terdiri dari Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Hambra, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Aloysius Kiik Ro, dan Staf Khusus II Menteri BUMN Judith Dipodiputro. Sedangkan juri eksternal mewakili kalangan akademisi yaitu Dekan School of Business and Economics of Universitas Prasetiya Mulya Agus W. Soehadi, Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Toto Pranoto, untuk kalangan praktisi yaitu Senior Editor Majalah SWA Group Edhy Aruman serta Pendiri dan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada BUMN yang telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri Tahun 2017. Penyelenggaraan Program BHUN Tahun 2017 yang dilaksanakan di Provinsi Bali merupakan sinergi BUMN, Jasa Marga-Surveyor Indonesia-Indonesia Tourism Center Development Corporation (ITDC). Adapun rangkaian Program BHUN Tahun 2017 di Provinsi Bali meliputi Siswa Mengenal Nusantara (SMN), Bedah Rumah Veteran, Jalan Sehat 5 Km, Upacara Bendera 17 Agustus, dan Pembinaan Mantan Atlet.

Kriteria penilaian BHUN Award dimulai dengan pengumpulan laporan dari masing-masing BUMN. Kemudian, dilanjutkan dengan rekapitulasi self assesment dari seluruh BUMN. Formulasi penilaian juga turut melibatkan pihak eksternal independen. Selanjutnya, masing-masing BUMN melakukan presentasi. Terakhir adalah penjurian final pada tanggal 25 September 2018 oleh Dewan Juri yang berasal dari internal dan eksternal Kementerian BUMN.

Desi Arryani menyatakan bahwa program BHUN yang dilaksanakan merupakan wujud sinergi BUMN yang positif antara Jasa Marga-Surveyor Indonesia dan ITDC. Khususnya Program SMN yang menjadi wadah edukasi mengenalkan peran BUMN bagi pembangunan Indonesia khususnya generasi muda. Menariknya program SMN juga mengajak peserta dari difabel.

"Ini saya memegang dua piala. Yang satu adalah piala juara satu Siswa Mengenal Nusantara dan kedua adalah juara kedua Bedah Rumah Veteran. Saya ucapkan terima kasih kepada tim. Piala ini adalah hasil program BHUN tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Kementerian BUMN. Kepada Tim PKBL Jasa Marga dan semua tim yang telah terlibat dalam acara ini, saya ucapkan selamat dan tentunya ke depan prestasi ini saya harapkan dapat terus dicapai dan dipertahankan. Sekali lagi, selamat!" ujar Desi Arryani saat ditemui di sela-sela penganugerahan BHUN Award 2018.

Program SMN bertujuan untuk mewujudkan rasa nasionalisme sebagai bangsa yang memiliki keragaman kekayaan Nusantara. Program yang berlangsung dari tanggal 16 sampai 24 Juli 2017 merupakan program pertukaran pelajar setingkat SMA dan Sederajat, di mana 20 orang siswa terpilih tingkat Provinsi Bali dikirim ke Provinsi Maluku Utara untuk mengikuti kegiatan yang dikelola oleh BUMN lainnya. Sebaliknya, Provinsi Bali menerima 20 orang siswa terpilih setingkat Provinsi Maluku Utara untuk mengenal lebih jauh Provinsi Bali dari sisi pendidikan, sosial budaya, pariwisata, dan enterpreneurship.

Selama mengikuti SMN, siswa tinggal di rumah warga di Desa Mas Ubud untuk mempelajari berbagai budaya lokal, seperti tari Bali, seni ukir, seni kuliner Bali dan Subak. Peserta SMN juga mengunjungi lokasi-lokasi wisata dan bersejarah serta pusat pendidikan utama di Bali. Selain itu, dalam rangkaian kegiatan juga dilengkapi dengan berbagai pelatihan untuk mengembangkan keahlian seperti pelatihan menulis dan kelas memasak.

Program Bedah Rumah Veteran merupakan program pemenuhan tempat tinggal layak untuk Veteran Indonesia sebagai bentuk ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan. Untuk Tahun 2015, Jasa Marga membangun 28 rumah di Provinsi Sumatera Selatan sinergi Jasa Marga dengan BUMN PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan PT Indofarma Tbk., tahun 2016 Jasa Marga membangun 40 rumah di Provinsi Sulawesi Utara hasil sinergi dengan BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) sedangkan tahun 2017 Jasa Marga membangun sembilan rumah di Provinsi Bali sinergi dengan Surveyor Indonesia- ITDC. Pada tahun 2017, Jasa Marga juga membangun 30 rumah di Sulawesi Selatan. Total 107 rumah yang dibangun untuk veteran yang tersebar di berbagai provinsi sepanjang tahun 2015-2017.

----------------------------------------

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi:
Dwimawan Heru
AVP Corporate Communication
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta 13550

Senin, 29 Oktober 2018

Konpres Lion Air 29 Oktober 2018: Informasi Penerbangan Lion Air JT-610 Rute Soekarno-Hatta, Tangerang ke Pangkalpinang


Warmest Greeting from Corporate Communications!

Dear Rekan Media

Melalui kesempatan baik ini, kami menyampaikan – pernyataan media (media statement) dengan keterangan terlampir dan dalam body e-mail.

Demikian informasi ini kami sampaikan.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

Informasi Penerbangan Lion Air JT-610 Rute Soekarno-Hatta, Tangerang ke Pangkalpinang

Penerbangan Lion Air  nomor penenerbangan JT 610 dengan rute penerbangan Cengkareng menuju Pangkalpinang mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pukul 06:20 WIB menuju Pangkalpinang. Setelah 13 menit mengudara pesawat jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628”  (sekitar Kerawang) 29 Oktober 2018.

Pesawat mengangakut 178 penumpang dewasa satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi  termasuk dalam penerbangan ini ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi.

Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8. Pesawat ini buatan 2018 dan baru dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018 . Pesawat dinyatakan laik operasi.

Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino  bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul  Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang

Lion air sangat prihatin dengan kejadian ini dan akan berkerjasama dengan instansi terkait dan semua pihak   sehubungan dengan kejadian ini.

Terkait dengan kejadian ini kami membuka crisis center di nomor telepon  021-80820000 dan untuk infomasi penumpang di nomor telpon  021-80820002

Kami  akan terus  memberikan informasi terbaru sesuai perkembangan  lebih lanjut.

** Selesai ***

*) Untuk pernyataan ini, rekan media dapat menggunakan kutipan dari narasumber Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.

Kontak Informasi dan Media
CORPORATE COMMUNICATIONS
\Management Office - Lion Air Tower
Gajah Mada Street No.7, 3rd Floor, Central Jakarta, Indonesia
www.lionair.co.id

Senin, 22 Oktober 2018

Perkembangan ICT 6: Media Konvergesi, Efek dan Akibat


Perkembangan teknologi mau tidak mau mengakibatkan adanya konvergensi media. Konvergensi media merupakan penyatuan atau penggabungan berbagai media dan teknologi komunikasi. Konvergensi media menjadi integrasi dari fungsi-fungsi beberapa media ke dalam satu media. 


Hal ini meruntuhkan tembok pemisah antara berbagai teknologi dan aplikasi komunikasi dan informasi, sehingga antara teknologi satu dan yang lainnya tidak dapat dibedakan lagi. Konvergensi muncul didorong oleh kebutuhan pengguna akan beberapa fungsi teknologi. Fungsi-fungsi tersebut awalnya berada pada media yang berbeda-beda, karena dorongan ini maka dihasilkanlah perpaduan dari beberapa fungsi ini ke dalam satu media saja. Disinilah konvergensi terjadi.

Konvergensi berkaitan dengan dunia digitalisasi. Setiap informasi berkembang dari format analog menjadi format digital. Apa itu digital? Teknologi digital berkaitan dengan internet, maka dari itu konvergensi memungkinkan bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus. Dibanding analog, digital memiliki beberapa kelebihan seperti memproses informasi lebih cepat, tidak mudah terganggu oleh gangguan luar seperti cuaca dan bangunan, dan tampilan yang modern. Konvergensi teknologi yang besar dimulai ketika ditemukan telepon, televisi dan komputer yang kemudian teknologi ini disatukan dengan teknologi internet yang akhirnya berkembang tanpa batas.

Fenomena konvergensi media yaitu hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dengan teknologi komunikasi tradisional (Preston, 2001 : 2).

Banyak sekali contoh konvergensi media saat ini, berikut saya paparkan beberapa contohnya :

Televisi digital, televisi multisaluran/televisi kabel. Saat ini masyarakat tidak hanya menonton televisi dari televisi saja. Konvergensi terjadi antara komputer dan televisi, dimana kita bisa menonton televisi melalui komputer. Tidak hanya itu, bahkan televisi bisa ditonton melalui ponsel. Hal ini membuktikan konvergensi media membuat berbagai hal menjadi praktis dalam satu media, bayangkan saja sekarang kita bisa menonton televisi kapan saja dan bisa dibawa kemanapun melalui ponsel tanpa harus duduk diam menonton televisi dirumah. Komputer kini tidak hanya digunakan untuk akses informasi dan mengolah data informasi saja, namun sudah bertumbuh dengan adanya akses internet dan siaran televisi. Menurut saya, konvergensi media mengubah paradigma orang tentang televisi, dulu saya hanya beranggapan bahwa televisi itu berbentuk besar, kotak, memiliki antenna dalam dan luar. Namun perkembangan yang terjadi membuat paradigma saya berubah bahwa televisi memiliki berbagai bentuk, mulai dari televisi di ponsel yang berukuran kecil, televisi di komputer sampai layar LCD televisi yang besar. Ada juga televisi kabel dari konvergensi antara televisi dan telepon, yang memungkinkan penggunanya untuk bisa memilih sendiri siaran yang disukai serta mengajukan permintaan siaran melalui layanan telepon yang disediakan.

Hanphone/ ponsel. Konvergensi media terjadi juga pada ponsel. Kita tidak menggunakan ponsel hanya untuk komunikasi saja tapi ada fungsi-fungsi lainnya. Saat ini terdapat banyak layanan-layanan media didalam ponsel, yang tidak terbatas hanya untuk sms dan telepon. Kamera foto, video, musik atau mp3, televisi, radio, 3G, bahkan akses internet ada dalam satu media ponsel. Hal ini jelas memudahkan dan menguntungkan pengguna ponsel dalam melakukan berbagai aktifitas. Pengguna tidak perlu membeli kamera foto yang harganya cukup mahal, tapi bisa memotret dengan menggunakan ponsel.


Televisi online. Adalah televisi melalui internet dimana teknologi ini adalah penggabungan dari media televisi dan internet. Masyarakat sekarang bisa menonton televisi melalui internet. Di Indonesia sendiri contoh-contoh televisionline adalah seperti yang dimiliki Metro TV yaitu www.metrotvnews.com, dan SCTV yaitu www.liputan6.com.

IPTV (Televisi Internet protokol) Merupakan televisi hasil konvergensi dari siaran televisi, televisi kabel, akses internet dan layanan telepon yang dikirimkan menggunakan protokol Internet melalui jaringan broadband (August E. Grant & Jennifer H. Meadows, 2008 : 113). IPTV merupakan televisi interaktif yang menggambarkan konvergensi televisi dengan teknologi media digital seperti komputer, perekam video pribadi, dan perangkat mobile telepon, yang memungkinkan interaktivitas pengguna. Konsep program interaktif ini berupa kuis interaktif, partisipasi penonton, pemilihan akhir drama, dan memesan produk atau home shopping.

Hadirnya internet membuktikan konvergensi media. Cukup dengan satu media komputer kita sudah bisa mengakses berbagai informasi, membaca surat/email, menonton televisi, mendengarkan musik, radio, layanan banking, berbicara melalui video (skype), dan menelepon. Wah, saya sendiri pun tercengang dengan perkembangan teknologi yang canggih ini.

IPad merupakan bentuk dari salah satu perkembangan teknologi yang maju. IPad adalah produk konvergensi dari telepon dan komputer. Perpaduan dua media ini menghasilkan media yang canggih dan modern dimana IPad menyajikan bermacam-macam layanan yang ada di telepon maupun di komputer termasuk akses internet.


Berbicara tentang implikasi (akibat, dampak, atau pengaruh) dari konvergensi media tentu banyak sekali. Konvergensi media memiliki implikasi positif dan negatif. Implikasi positifnya :

– Konvergensi media memperkaya informasi secara meluas tentang seluruh dunia karena ada akses internet.

– Memberikan banyak pilihan kepada masyarakat pengguna untuk dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai selera, contohnya saja adalah televisi interaktif dan televisi multisaluran dimana pengguna memilih sendiri program siaran yang disukai. Sehingga penggunaan teknologi konvergensi menjadi lebih personal.

– Lebih mudah, praktis dan efisien. Tidak perlu punya dua media kalau ternyata bisa punya satu media saja dengan dua fungsi.

– Timbulnya demokratisasi informasi dimana semua orang bisa mengakses informasi secara bebas dan luas dengan berbagai cara dan bentuk.

– Dalam implikasi ekonomi, konvergensi berpengaruh terhadap perusahaan dan industri teknologi komunikasi karena mengubah perilaku bisins. Keuntungan yang didapat dari hasil konvergensi media sangat menguntungkan dan memajukan perusahaan. Selain itu, mudahnya akses informasi membuat industri dan perusahaan semakin mudah dan cepat mengantisipasi tantangan, kebutuhan baru konsumen serta persaingan yang mengetat.

– Di bidang pekerjaan, jelas sekali di jaman sekarang ini jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi digandrungi banyak orang dan peminat seperti hal-hal yang berbau IT atau sistem informasi, menurut saya hal ini menjadi bukti kuatnya teknologi dalam kehidupan manusia.

– Masyarakat mendapatkan informasi lebih cepat. Contohnya, para pembaca berita online hanya dengan mengklik informasi yang diinginkan di komputer maka sejenak informasi itu pun muncul.

– Interaktif. Masyarakat bisa langsung memberikan umpan balik terhadap informasi-informasi yang disampaikan. Media konvergen memunculkan karakter baru yang makin interaktif, dimana penggunanya mampu berkomunikasi secara langsung dan memperoleh konsekuensi langsung atas pesan (Severin dan Tankard, 2001: 370).

– Konvergensi media menyediakan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001: 27).

Konvergensi media juga tidak terlepas dari implikasi negatif, yaitu :

– Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cybersociety). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk jika kita tidak bijak menggunakannya,mengapa? Karena dengan adanya praktis kita cenderung menjadi orang yang “malas” dimana segala yang otomatis akan mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan teknologi yang canggih.


– Munculnya masyarakat digital/ masyarakat maya. Kemajuan teknologi konvergensi yang maju telah mempersempit jarak dan mempersingkat waktu. Jarak dan waktu sudah bukan masalah lagi, misalnya anda di Eropa dengan saya di Asia bisa saling berkomunikasi saat itu juga melalui internet atau media lainnya tanpa perlu bertemu langsung. Hal ini menimbulkan masyarakat maya dimana komunikasi langsung secara face to face sudah tidak diminati lagi. Pendapat saya ini diperkuat dalam buku berjudul Handbook of new media: social shaping and social consequences of ICTs, dikatakan bahwa media konvergen menyebabkan derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan interaktif (Lievrouw dan Livingstone, 2006: 164).

– Media cetak/media tradisional/media konvensional mulai kalah dengan media modern/media baru/ media online.

– Kesenjangan sosial yang semakin besar.

Adanya dampak positif dan negatif dari konvergensi media pada akhirnya menimbulkan tantangan-tantangan baru yaitu :

– Menurunnya media cetak, dimana media tradisional atau konvensioanal tertinggal sehingga pers tradisional digantikan oleh pers online. Dalam media digital wartawan bebas mengupdate informasi secara langsung dengan teknologi konvergensi, akibatnya fungsi editor berkurang dalam pers. Masyarakat melalui media digital dapat mengetahui berita pada waktu sesungguhnya atau pada saat peristiwa berlangsung, hal ini berbeda dengan media cetak yang harus menunggu keesokan harinya agar berita dapat disebarluaskan. Contoh konvergensi dalam hal ini seperti www.detik.com dan www.lintasberita.com . Ditambah lagi pemerintah juga sudah memanfaatkan teknologi konvergensi ini dengan membuka laman internet untuk publikasi informasi. Maka dari itu hal ini menjadi tantangan media massa konvensional agar tidak terus ketinggalan dengan media digital dan harus mengembangkan manajemen pemberitaannya menjadi lebih cepat, akurat, lengkap dan dapat segera diakses masyarakat di seluruh dunia.


– Berkurangnya interaksi sosial secara langsung menyebabkan komunikasi yang tidak efektif. Hal ini sebagai tantangan dari dampak negatif konvergensi media dimana face to face mulai tidak diminati lagi, orang lebih cenderung suka berkomunikasi lewat media. Akibatnya adalah hilangnya social presencesehingga komunikasi tidak efektif. Mengapa tidak efektif? karena tidak melihat dan merasakan langsung ekspresi wajah serta bahasa tubuh lawan bicara yang akhirnya malah akan timbul kesalahpahaman isi pesan. Contohnya, sekarang orang lebih suka berbicara melalui ponsel dibandingkan bertemu langsung, alhasil resiko adanya misunderstanding semakin besar.

– Timbulnya kesenjangan sosial yang semakin besar merupakan tantangan bagi konvergensi media. Dulu perbedaan kelas-kelas sosial dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, dst, namun di masa digital kini, perbedaan kelas sosial semakin jelas terlihat karena dipengaruhi oleh kemampuan akses informasi seseorang. Contohnya, masyarakat di perkotaan dengan yang tinggal di pedesaan memiliki perbedaan dalam mengakses teknologi, dimana masyrakat di kota lebih cepat dan mudah dalam mengakses teknologi dibanding di pedesaan.

– Hal lain yang menjadi tantangan konvergensi media adalah kesiapan masyarakat agar tidak menimbulkan cultural schock. Perkembangan teknologi seperti konvergensi media merupakan hal baru dan canggih bagi masyarakat, namun kadang sebagian masyarakat belum siap dengan inovasi teknologi ini baik siap secara ekonomi maupun secara pengetahuan. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan yang menyediakan teknologi ini harus benar-benar memikirkan daya kesiapan masyarakat dengan hal yang baru, harus sepintar mungkin mengadaptasikan teknologi ini kepada masyarakat. Tantangan lainnya adalah latar belakang budaya dan kebiasaan teknologi masyarakat. Para pelaku konvergensi media harus bisa menyesuaikan teknologi konvergensi media ini dengan budaya-budaya yang ada dalam masyarakat.

– Tantangan selanjutnya adalah antara konvergensi dengan peraturan (regulasi). Dalam hal ini pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh dalam menciptakan peraturan untuk melindungi seluruh masyarakat dari pengaruh negatif media dan mengatur kebebasan konvergensi media agar tetap pada batasnya. Hal ini diharuskan agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang merugikan satu pihak dimana biasanya para pengguna/masyarakatlah yang menjadi korban konvergensi.

Regulasi berkaitan dengan seberapa jauh hak masyarakat dalam menggunakan/ mengakses media konvergensi serta seberapa jauh distribusi media konvergensi dapat dijangkau oleh masyarakat. Isi media konvergen juga harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

Kesimpulan saya, sudah jelas di tahun 2011 ini perkembangan teknologi tiada berhenti berkembang. Tahun berganti tahun kedepan perkembangan teknologi terjadi, pengetahuan manusia berkembang hari demi hari yang akhirnya menghasilkan inovasi kreatif dan kemajuan teknologi terus menerus. Konvergensi media merupakan bukti kedinamisan dunia yang selalu mengalami perubahan. Perkembangan yang terjadi memang akan menghasilkan masyarakat yang modern apalagi dengan konvergensi media ini, namun perlu digaris bawahi bahwa kemajuan yang ada juga harus disertai regulasi yang mengatur, mengapa? Karena regulasi sudah hampir ketinggalan dari perkembangan teknologi. Jangan sampai kemajuan besar-besaran yang canggih menjadi terlalu bebas sehingga tidak mempertimbangkan dan memperhatikan nilai sosial budaya, nilai moral dan etika yang ada di masyarakat. Perlu diingat pula bahwa teknologi hanya membantu memudahkan aktivitas masyarakat, bukan berarti menjadi mendarah daging sampai ketergantungan teknologi. Contohnya karena ada media konvergen, manusia jadi cenderung “malas” dan serba praktis. Maka dari itu kita harus pintar dan bijaksana dalam menggunakannya serta berhati-hati agar tidak terjebak dalam hal ini..

Referensi :

Grant, August E. & Meadows, Jennifer H. (2008). Communication Technology Update and Fundamentals. Focal Press. USA.

Lievrouw, Leah A. & Livingstone, Sonia M. (2006). Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTs. SAGE. London.

Preston, Paschal. (2001). Reshaping Communications: Technology, Information and Social Change. SAGE. London.

Setiawan, Judhie. (2009). Konvergensi Teknologi dan Media (internet). Tersedia dalam : http://www.slideshare.net/judhie/konvergensi (diakses 20 Maret 2011).

Severin, Joseph Werner. & Tankard, James W. (2001). Communication Theories: Origins, Methods, and Uses in the Mass Media. Longman. New York.

Sabtu, 20 Oktober 2018

Manajemen Media 3: Manajemen Media Massa Menurut UU Pers


Jakarta -- Media merupakan salah satu lembaga penting bangsa. Untuk melaksanakan peran dan fungsi media yang benar, media harus menerapkan peraturan secara profesional. Perilaku media tidak dapat dilepaskan dari kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan sistem media. Secara umum, pers adalah seluruh industri media yang ada, baik cetak maupun elektronik. 

Media massa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber ke khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. 

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak.

Namun secara khusus, pengertian pers adalah media cetak (printed media). Dengan demikian, Undang-Undang Pers berlaku secara general untuk seluruh industri media, dan secara khusus untuk media cetak. Peraturan dapat menjadi hukum yang ditetapkan oleh pemerintah (seperti UU Pers); atau kode etik yang ditetapkan oleh wartawan atau organisasi profesi (seperti Kode Etik Jurnalistik). 

Peraturan pers di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Untuk mendukung pelaksanaan UU Pers, Dewan Pers menetapkan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Sedangkan peraturan media penyiaran yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. 

Sebagai penjabaran dari UU Penyiaran, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) sebagai proses batas pembuatan program siaran; dan Penyiaran Standar Program (SPS) sebagai batas program siaran dalam pengiriman. 

Ciri khasnya dibanding dengan perusahaan non media massa :
Unik
Indutri dari media massa mempunyai karakter yang khusus. Komoditi utama dari bisnis media massa adalah informasi/berita, sedangkan perusahaan non media massa lebih fokus pada produk. Bisnis industri media massa harus cepat, akurat, lengkap dan menarik. Proses pendistribusian dan pemberitaan berlangsung cepat.

Misalnya, untuk penerbitan koran pagi bagi pelanggan dalam kota, koran harus sudah diterima pukul 05.30 WIB, untuk pelanggan luar kota, koran sudah harus mulai dikirim pukul 03.00 WIB. Hal ini berarti bagian percetakan harus sudah mencetak koran sebanyak-banyaknya sebelum pukul 03.00 WIB, sedangkan bidang redaksi sudah harus menyelesaikan pekerjaan pukul 24.00 WIB.

Media massa ini terdiri dari koran, majalah, radio, televisi, dan film.
Karakteristik lain dari media massa secara konsepsional adalah :
Komunikasi media massa diperuntukkan bagi khalayak luas, heterogen dan tersebar, serta tidak mengenal batas geografis kultural.

Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum.
Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah.
Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi.

enyampaian pesan melalui media massa, dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer.
Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan manusia seperti sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lainnya yang mencakup di sekitar lingkungan manusia.

UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers mengatur ketentuan pers sebagai perusahaan. Pasal 1 ayat (2) UU Pers memuat ketentun bahwa yang dimaksud dengan perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.

Lebih lanjut pada Pasal 3 ayat (1) UU Pers termuat ketentuan mengenai fungsi pers, yakni sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Pasal 3 ayat (2) UU Pers menyebutkan pula bahwa pers memiliki fungsi lain yakni sebagai lembaga ekonomi. Keempat fungsi utama pers disebut sebagai aspek ideal dari pers, sementara fungsi lembaga ekonomi disebut sebagai aspek komersial.

Perkembangan saat ini
Perkembangan konsentrasi media belum tentu juga berdampak sama bagi kehidupan masyarakat lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan regulasi yang dapat mengatur atau membatasi pemusatan kepemilikan media massa, khususnya penyiaran yang menggunakan ranah publik (public domain). Ini dimaksudkan terutama untuk menjamin adanya keragaman kepemilikan (diversity of ownership), keragaman isi (diversity of content), dan kebergaman pendapat di media (diversity of voice). 

Kekuatan aspek ekonomi menjadi satu hal paling penting bagi media untuk bertahan hidup. Mungkin hal inilah yang menjadikan banyak media kemudian ‘menyerah’. Yang kuatlah yang akan bertahan dengan ‘kekuasaan’ yang ada. Tentu saja fenomena monopoli media ini sangatlah kompleks jika dilihat dari sudut pandang ekonomi karena dunia bisnis sama rumitnya dengan dunia pers kita saat ini.

Melihat dari kondisi di atas, penerapan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers untuk perkembangan saat ini kurang relavan. Masih banyak kepentingan-kepentingan pihak media yang diprioritaskan, bahkan media bukan lagi milik rakyat tetapi milik kepentingan pemilik media.

Senin, 15 Oktober 2018

Perkembagan ICT 5: Sistem Relai dan Media Transmisi


Stasiun relay pada penyiaran radio dan televisi maksudnya adalah sistem penyiaran antara pemancar ke pemancar (transmitter) yang secara kontineu wilayah lain yang lebih jauh. Hal ini dikenal juga dengan istilah sistem terresterial/diatas tanah. Gelombang mikro yang digunakan untuk siaran televisi, merambat lurus dan tidak dapat mengikuti lengkungan bumi. Gelombang televisi ini hanya dapat diterima bila tidak terhalang. Walaupun tidak ada penghalang, tetapi jika jarak antara pemancar dan penerima ini sangat jauh, gelombang televisi juga tidak dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. Jika gelombang terhalang oleh gunung maka di atas gunung dipasang stasiun relay, demikian selanjutnya hingga dapat diterima dengan baik oleh pesawat penerima televisi serta stasiun penyiaran televisi lain di daerah selanjutnya.

Sebagai contoh stasiun televisi TVRI di Jakarta mengirimkan gelombang elektromagnetik melalui kanal Very High Frequency pada wilayah Ibukota Jakarta melalui pemancarnya di Senayan. Sedangkan agar dapat menghubungkan siarannya dengan stasiun penyiaran di Bandung (termasuk wilayah diantara kedua kota tersebut) maka TVRI mengirim sinyal gelombang elektromagnetik (Super High Frequency) ke stasiun relay di Gunung Tella (Bogor). Stasiun relay di Bogor ini juga berfungsi sebagai stasiun penguat pada kanal Ultra High Frequency. Pancaran sinyal dari Bogor inilah yang mengirim gambar ke Ibukota Jakarta juga tetapi melalui kanal UHF. Mengapa TVRI mengirimkan gelombang siarannya dengan dua kanal berbeda? Karena sejak awal tahun 1962 stasiun televisi masih jarang dan jalur siarannya berada pada kanal VHF.

Ketika tahun 1990 dimana stasiun televisi swasta mulai berdiri, pemerintah menempatkannya pada kanal UHF, karena VHF ketika itu telah penuh. Untuk mengikuti perkembangan jaman maka manajemen TVRI memindahkan juga pada UHF dengan pemancar sterio dari Gunung Tella. Akan tetapi hingga saat ini pembangunan stasiun transmisi Gunung Tella yang lebih canggih dari pemancar di Senayan tidak mengangkat kualitas gambar siaran TVRI secara signifikan. Hal ini terjadi karena pemancar TVRI opposite/bertolak belakang dengan pemancar televisi swasta yang berkumpul di wilayah barat Jakarta, berpusat mengikuti trend RCTI yang telah leading dengan pemancar di Kebun Jeruk. Selanjutnya kebijakan manajemen TVRI akan membangun pemancar di wilayah Joglo yang diharapkan akan beroperasi pada tahun 2007. Maka fungsi stasiun relay ialah untuk menerima gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar, kemudian memancarkan gelombang itu di daerahnya.

Dibeberapa negara tetangga dapat kita lihat bahwa fungsi pemancar (transmitter) beberapa stasiun televisi dijadikan satu berpusat pada suatu pemancar yang tinggi dan indah. Hal ini dapat dijadikan tempat untuk pusat tujuan pesawat penerima televisi di setiap daerah untuk menerima sinyal. Selain tujuan utama telah didapatkan maka kepentingan selanjutnya untuk tempat rekreasi dan pariwisata daerah tersebut. Dimana setiap wisatawan dapat menikmati pemandangan kota secara luas melalui pemancar tersebut. Beberapa pemancar televisi yang dikenal adalah Menara Eiffel, Shanghai Pearl Tower, Tokyo Tower, Kuala Lumpur Tower, dan lain-lainnya.

Gelombang mikro yang digunakan untuk siaran televisi, merambat lurus dan tidak dapat mengikuti lengkungan permukaan bumi. Gelombang televisi ini hanya dapat diterima baik bila tidak terhalang. Walaupun tidak ada penghalang, tetapi jarak antara pemancar dan penerima ini sangat jauh, gelombang televisi juga tidak dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. Jika gelombang terhalang oleh gunung maka diatas gunung dipasang stasiun relai.

Stasiun relai dipasang di Puncak agar siaran televisi dari Jakarta dapat diterima dengan baik di kota Bandung yang terhalang oleh pegunungan. Sedangkan untuk jarak Jakarta - Lampung atau Jakarta - Yogyakarta diperlukan beberapa stasiun relai untuk menyambungkan gelombang elektromagnetik. Fungsi stasiun relai ialah untuk menerima gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar, kemudian memancar luaskan gelombang itu didaerahnya.

Stasiun relai adalah bagian departemen teknik yang membuat suatu media penyiaran tetap mengudara. Stasiun penyiaran radio dan televisi harus memiliki tiga fasilitas pendukung utama siaran, yaitu ; menara atau antena pemancar, studio dan kantor pengelola. Ketiga fasilitas penyiaran itu tidak harus berada di satu lokasi yang sama. Banyak juga stasiun penyiaran yang memiliki studio/kantor yang terpisah dengan pemancar. Hal ini terjadi karena masing-masing fasilitas itu terkadang membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda-beda, seperti;

- TVRI memiliki kantor di kawasan Senayan, pemancarnya terletak di Senayan (VHF) hanya untuk kawasan Jakarta. Serta di Gunung Tela (Bogor) dan sekarang di pindahkan ke daerah Joglo.

- Indosiar memiliki kantor di jalan Daan Mogot, pemancarnya terletak di daerah Joglo dan yang terbaru serta tertinggi (390 m) di jalan panjang (samping RCTI).

- ANTV memiliki kantor di kawasan Kuningan, pemancarnya di daerah Joglo.

- SCTV memiliki kantor di kawasan Senayan City, pemancarnya di daerah Joglo.

- Trans TV memiliki kantor di kawasan Mampang, pemancarnya di daerah Joglo.

- TV7 juga memiliki pemancar di Joglo. Setelah dibeli oleh TRANS TV pemancarnya dapat bergabung.

- RCTI dan Global TV memiliki pemancar dan gedung yang bersamaan tempatnya.

- TPI memiliki kantor di daerah Cibubur sedangkan pemancarnya dapat mengunakan pemancar RCTI di Kebon Jeruk, karena memiliki manajemen yang satu atap.

Antena pemancar inilah yang selanjutnya akan memancarkan siaran televisi secara berantai keseluruh wilayah Indonesia kecuali daerah yang dibatasi oleh lautan yang sangat luas, tidak akan terjangkau. Sehingga harus menggunakan pengiriman sinyal ke satelit komunikasi di luar angkasa.

Kondisi pemancar televisi di Jakarta yang hampir seluruhnya berada di daerah Joglo dan Kebon Jeruk bukan merupakan ketidak segajaan. Akan tetapi hal itu disebabkan karena kondisi penyiaran diIndonesia yang menuntut akan kondisi tersebut. Pada awalnya pemancar televisi di Jakarta berpusat ke kawasan Senayan dimana TVRI memiliki pemancar. Namun sejak tahun 1989, ketika RCTI mulai melakukan siarannya dengan lokasi menara pemancar di Kebon Jeruk. Maka arah antena penerima televisi dirumah-rumah akan diarahkan ke Kebon Jeruk. Seiring dengan berdirinya beberapa televisi swasta di Jakarta, seluruhnya akan mencari perhatian pemirsa dengan mengikuti lokasi terdekat dari RCTI. Adapun wilayah yang tanahnya luas dan tidak padat penduduk serta gedung-gedung tinggi adalah kawasan Joglo. Hal ini memang saling menguntungkan karena stasiun televisi (komunikator) membutuhkan pemirsa (komunikan) demikian sebaliknya (dua arah). Dengan demikian akan menyebabkan arah antena pemirsa televisi akan dengan mudah menerima seluruh siaran televisi karena ada di kawasan yang searah.

Lokasi yang bagus untuk studio (biasanya yang mudah diakses dan memiliki nilai bisnis yang tinggi) belum tentu bagus secara estetis dan teknis untuk dipasang menara pemancar (biasanya dilokasi yang memiliki lahan luas, tidak terdapat gedung-gedung tinggi), demikian pula sebaliknya. Namun biasanya ketiga fasilitas pendukung itu berada di bawah kontrol pemilik yang sama, walaupun ada juga dalam kasus tertentu stasiun penyiaran menyewa antena pemancar dari pihak lain.

Stasiun relai berbeda dengan stasiun produksi dan penyiaran. Namun stasiun produksi dan penyiaran dapat berfungsi sebagai stasiun relai. Stasiun produksi dan penyiaran adalah stasiun penyiaran yang mampu menyiarkan dan memproduksi siarannya sendiri di suatu wilayah siarannya. Sehingga stasiun produksi dan penyiaran harus mampu memproduksi program siaran yang dibeli ataupun yang diproduksi sendiri, yang biasanya tentang ciri khas wilayahnya sendiri. Seperti siaran berita lokal, siaran program yang favorit di daerah tersebut, Ketoprak di Surabaya.

Stasiun produksi dan penyiaran dapat juga dikatakan televisi lokal, namun apabila stasiun tersebut dimiliki oleh stasiun induknya yang berada didaerah lain, maka fungsinya dapat menjadi stasiun relai yang menyiarkan program yang disiarkan stasiun induknya tersebut, selain menyiarkan program yang diproduksinya sendiri. Jumlah pegawainya dapat sekitar 10 sampai ratusan orang tergantung kebutuhan dan kemampuannya untuk mengerakkan operasional siarannya secara efektif. Sedangkan peralatan yang harus dimiliki tentunya sesuai dengan standar suatu stasiun penyiaran, kalau televisi yaitu peralatan master control, studio minimum dua buah, peralatan sistem lighting dan kamera yang lengkap. Sedangkan radio hampir sama hanya saja tidak diperlukan peralatan sistem kamera, karena tidak ada visualnya.

Media Transmisi

Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data

Berdasarkan bentuk fisik media transmisi ada 2 macam yaitu:
Media transmisi saluran fisik (Dapat dilihat dan diraba keberadaannya) : Disebut juga media guided atau terpandu, karena ada yang mengarahkan, dalam hal ini adalah kabel. Media dengan saluran atau jaringan kabel disebutWireline

Media transmisi saluran non fisik (Tidak dapat dilihat dan diraba keberadaannya): Disebut juga media unguided atau tidak terpandu, karena tidak ada yang mengarahkan biasanya berupa media udara. Gelombang yang digunakan adalah gelombang radio (frekuensi lebih tinggi daripada media transmisi fisik). Media dengan saluran non fisik disebut Wirelles

Contoh saluran fisik


Twisted Pair Cable

Twisted pair cable atau kabel pasangan berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi lektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP),dan crosstalk yang terjadi di antara kabel yang berdekatan. Ada dua macam Twisted Pair Cable, yaitu kabel STP dan UTP. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer. Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan yang disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan meningkat pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan sinyal noise. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) banyak digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi empat pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek interferensi elektris yang berasal dari media di sekelilingnya.

Coaxial Cable
Kabel koaksial adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Kabel ini banyak digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi tinggi tersebut, maka sistem transmisi dengan menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang cukup besar. Ada beberapa jenis kabel koaksial, yaitu thick coaxial cab le (mempunyai diameter besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil). Keunggulan kabel koaksial adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah, karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi interferensi dengan sistem lain. Kelemahan kabel koaksial adalah mempunyai redaman yang relatif besar sehingga untuk hubungan jarak jauh harus dipasang repeater-repeater, jika kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.

Fiber Optic

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang digunakan serat optik terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index, dan Singlemode Step Index. Keuntungan serat optik adalah lebih murah, bentuknya lebih ramping, kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal yang hilang, data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih cepat, tenaga yang dibutuhkan sedikit, dan tidak mudah terbakar. Kelemahan serat optik antara lain biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya, serta untuk perbaikan yang kompleks membutuhkan tenaga yang ahli di bidang ini. Selain merupakan keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan listrik juga merupakan kelemahannya karena memerlukan alat pembangkit listrik eksternal.

Contoh saluran non fisik


Gelombang mikro
Gelombang mikro (microwave) merupakan bentuk radio yang menggunakan frekuensi tinggi (dalam satuan gigahertz), yang meliputi kawasan UHF, SHF dan EHF. Gelombang mikro banyak digunakan pada sistem jaringan MAN, warnet dan penyedia layanan internet (ISP). Keuntungan menggunakan gelombang mikro adalah akuisisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang besar, biaya murah karena setiap tower antena tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi tinggi atau gelombang pendek karena hanya membutuhkan antena yang kecil. Kelemahan gelombang mikro adalah rentan terhadap cuaca seperti hujan dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya.

Satelit
Satelit adalah media transmisi yang fungsi utamanya menerima sinyal dari stasiun bumi dan meneruskannya ke stasiun bumi lain. Satelit yang mengorbit pada ketinggian 36.000 km di atas bumi memiliki angular orbital velocity yang sama dengan orbital velocity bumi. Hal ini menyebabkan posisi satelit akan relatif stasioner terhadap bumi (geostationary), apabila satelit tersebut mengorbit di atas khatulistiwa. Pada prinsipnya, dengan menempatkan tiga buah satelit geostationary pada posisi yang tepat dapat menjangkau seluruh permukaan bumi. Keuntungan satelit adalah lebih murah dibandingkan dengan menggelar kabel antar benua, dapat menjangkau permukaan bumi yang luas, termasuk daerah terpencil dengan populasi rendah, meningkatnya trafik telekomunikasi antar benua membuat sistem satelit cukup menarik secara komersial. Kekurangannya adalah keterbatasan teknologi untuk penggunaan antena satelit dengan ukuran yang besar, biaya investasi dan asuransi satelit yang masih mahal, atmospheric losses yang besar untuk frekuensi di atas 30 GHz membatasi penggunaan frequency carrier.

Gelombang radio
Gelombang radio adalah media transmisi yang dapat digunakan untuk mengirimkan suara ataupun data. Kelebihan transmisi gelombang radio adalah dapat mengirimkan isyarat dengan posisi sembarang (tidak harus lurus) dan dimungkinkan dalam keadaan bergerak. Frekuensi yang digunakan antara 3 KHz sampai 300 GHz. Gelombang radio digunakan pada band VHF dan UHF : 30 MHz sampai 1 GHz termasuk radio FM dan UHF dan VHF televisi. Untuk komunikasi data digital digunakan packet radio.

Kanal: adalah terusan atau media untuk meneruskan transmisi ke tujuan

Inframerah
Inframerah biasa digunakan untuk komunikasi jarak dekat, dengan kecepatan 4 Mbps. Dalam penggunaannya untuk pengendalian jarak jauh, misalnya remote control pada televisi serta alat elektronik lainnya. Keuntungan inframerah adalah kebal terhadap interferensi radio dan elekromagnetik, inframerah mudah dibuat dan murah, instalasi mudah, mudah dipindah-pindah, keamanan lebih tinggi daripada gelombang radio. Kelemahan inframerah adalah jarak terbatas, tidak dapat menembus dinding, harus ada lintasan lurus dari pengirim dan penerima, tidak dapat digunakan di luar ruangan karena akan terganggu oleh cahaya matahari

Sabtu, 06 Oktober 2018

Jurnalistik Online 5: Macam Media Online dan Menulis Laporan Berita


Dalam menulis berita atau menyusun laporan peristiwa, penulis berita harus mengedepankan unsur terpenting dari 5W+1H di atas: pelaku, peristiwa, tempat, waktu, tujuan, atau detail?

Lazimnya, unsur WHO atau WHAT merupakan unsur terpenting sehingga dikedepankan. Karena itu, saya sudah menemukan formula bagus untuk menulis berita yang baik sesuai dengan kaidah jurnalistik, yaitu:
Who did What, When, Where, Why, How.
* SIAPA melakukan APA, kapan, di mana, kenapa, bagaimana?
* Contoh: Ikatan Wartawan Online menggelar Mubes Jumat (8/9/2017) di Jakarta untuk membahas visi misi organisasi.
* Contoh lain: TimNas U-19 Indonesia mengalahkan Brunai 8-0 dalam pertandingan Piala AFF, Rabu (13/9/2017) di Stadion Nasional Myanmar.
* Silakan buka situs berita atau media onlie favorit Anda. Silakan bandingkan alinea pertamanya dengan rumus di atas.
* Perhatikan awal kalimat (awal paragraf) yang saya kasih highlight kuning --unsur WHO.
* Tentu, formula "SIAPA melakukan APA" di atas tidak baku. Itu hanya "standar" penulisan berita yang baik sesuai dengan kaidah jurnalistik --5W1H plus Piramida Terbalik.

Jika unsur When, Why, Where, bahkan How dianggap paling penting, maka bisa dikedepankan, namun tindakan yang dilakukan tersebut bukan kebiasaan yang dilakukan selama ini.


Hadirnya Jurnalisme Online kini menjadi perkembangan dari jurnalisme tradisional. Dimana keterbukaan informasi, dapat diakses kapan saja dan dimana saja didukung dengan hadirnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mumpuni (Harahap, 2016:137). Namun di lain sisi, hal itu menjadikan masyarakat kini tidak lagi bergantung pada informasi yang terdapat pada surat kabar dan media massa lainnya yang bersifat satu arah. Maka dalam hal ini masyarakat memiliki kendali atas mengakses informasi sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Sehingga sangat memungkinkan informasi yang diterima oleh masyarakat diberikan oleh masyarakat biasa juga. Perubahan teknologi komunikasi dan informasi juga secara perlahan memberikan keunggulan yang cukup menjanjikan bagi perkembangan pers. Karena keunggulannya tanpa batasan ruang dan waktu menjadikan media massa mengadopsi cara itu bagi keberlangsungan kegiatan jurnalistik.

Pada era modern ini, percepatan dan kecepatan telah mengikat seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan termasuk jurnalisme. Kecepatan dan percepatan telah menyeret jurnalisme ke dalam pusaran kompetisi global (Iskandar, 2016:29). Karena dalam hal ini media online menuntut kecepatan dari sebuah informasi untuk kemudian diberikan kepada masyarakat. Sehingga berita yang dikemas oleh media online biasanya berita yang berjenis straight news dan soft news, karena telah menjadi karakteristiknya sendiri yaitu kecepatan informasi. Dimana pada awalnya hampir tidak mungkin mengemas sebuah berita dengan jenis indepth reportdikarenakan proses pengumpulan data dan informasinya yang memakan waktu banyak.

Berawal dari perkembangan teknologi yang semakin canggih berupa internet, perusahaan-perusahaan media kemudian melihat peluang yang cukup besar untuk memanfaatkan media online untuk menunjang distribusi beritanya (Widodo, 2013:2). Karena semakin hari semakin banyak media yang merintis portal online bagi beritanya, hal itu kemudian menjadi ajang bagi media untuk melakukan inovasi-inovasi terhadap karakter media yang mereka kelola. Sehingga disini terjadi pergeseran karakteristik awal media online, dimana pada awalnya media mengutamakan kecepatan berita, hingga kini menggunakan cara penyajian investigasi dan indepth report pada media online. Tujuan dari hal tersebut tidak lain adalah agar masyarakat dapat mengakses informasi secara mendalam mengenai sebuah isu.

Contohnya dapat dilihat pada media Tempo (https://investigasi.tempo.co/) dimana mereka telah menyediakan portal berita khusus yang menyajikan berita-berita investigasi terhadap publik. Selain kemudahan untuk mengaksesnya, kembali lagi kepada akidahnya dimana praktek jurnalistik yang berfokus pada internet ini juga dianggap dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas. Selain itu berita juga didukung oleh kelebihan media online dimana ia bersifat multimedia capability sehingga dapat menampilkan informasi dalam bentuk teks, audio dan audio secara bersamaan. Sehingga dapat menambah ketertarikan masyarakat dalam mengakses informasi secara online. Karakteristik media online yang pada awalnya lekat dengan kecepatan informasi kini tidak lagi berlaku pada portal investigasi tempo. Karena dalam melakukan peliputan berita-berita investigasi cenderung memakan waktu yang cukup lama.

Contoh lainnya juga dapat dilihat pada portal berita https://tirto.id/sebuah media online yang berfokus menyajikan berita dalam bentuk indepth report dan juga jurnalisme presisi. Tirto.id juga menyajikan video dokumenter berjenis jurnalisme investigasi yang dihadirkan secara online pada portal beritanya. Sehingga hal tersebut dapat menambah ketertarikan sebuah konten dan tetap dapat survive dalam kancah penyajian informasi bagi masyarakat. Dari contoh-contoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jurnalisme online era kini semakin unggul jika dibandingkan dengan media tradisional. Karena pembaca kini dapat mengakses berbagai macam bentuk dan jenis informasi yang telah disediakan oleh media.

Tahapan perkembangan isi berita dalam media online menurut Pavlik (dalam Hadi, 2009:74) telah melewati tiga tahap yaitu: (1) surat kabar online pada awalnya hanya memindahkan versi cetaknya ke digital. Sehingga tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara ciri-ciri media cetak dan media online. (2) media online telah melakukan inovasi-inovasi yang bersifat kreatif pada portalnya sehingga terdapat fitur-fitur seperti hyperlinks dan search engines yang bertujuan untuk memudahkan pembacanya dalam mengakses informasi sesuai kebutuhannya. (3) isi berita telah didesain secara khusus untuk media web sebagai wadah untuk komunikasi. Maka media memiliki wewenang untuk menentutkan standar jenis penyajian berita.

Namun pada akhirnya pergeseran tersebut merupakan cara bagi media untuk berinovasi dalam menyediakan informasi bagi masyarakat. Untuk dapat bertahan dalam ketatnya persaingan antar media, kini mereka berusaha sebisa mungkin menjaga kredibilitas dan akurasi pada informasinya. Sehingga kecepatan tidak selalu diutamakan pada jurnalisme online dewasa ini. Sehingga media itu sendiri harus dapat menjaga kepercayaan publik pula agar dapat tetap mendapatkan perhatian pembaca. Pesatnya perkembangan teknologi sendiri menjadi tuntutan bagi media hingga jurnalisme sendiri agar dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berubah-ubah. Maka sangat memungkinkan bahwa elemen-elemen yang terdapat pada media mainstream dan belum di implementasikan pada media online, suatu saat akan dapat diaplikasikan juga. Karena itu merupakan cara untuk berinovasi terhadap konten-konten yang nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Manajemen Media 4: Struktur Organisasi Media Cetak



Berdasarkan Pasal 6 UU no. 40/1999 tentang Pers; Peran pers nasional, yakni:
· a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
· b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan HAM serta menghormati bhinekaan
· c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan infomasi yang tepat, akurat, dan benar
· d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum
· e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran

Penanggungjawab media
(Pasal 12 UU No 40/1999)

· a. Pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggungjawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan
· b. Yang dimaksud dengan penanggungjawab adalah penanggungjawab perusahaan pers yang meliputi bidang usaha dan bidang redaksi
· c. Sewajarnya Penanggungjawab adalah Direktur Utama media tersebut

Organisasi media

· Perusahaan media biasanya dipimpin Direktur Utama, Direktur Produksi, Direktur Bisnis.
· Direktur Produksi membawahi (satu atau beberapa) Pemimpin Redaksi cetak atau kanal lain. Di sini Direktur Produksi berperan sebagai pengarah umum atas kebijakan perusahaan atau isyu liputan
· Pemimpin Redaksi mengarahkan liputan medianya, lewat rapat harian, supervisi, atau rapat mingguan.
· Rangkaian operasional redaksi sehari-hari ada di bawah komando Redaktur Pelaksana.
· Direktur Bisnis membawahi Manajer Iklan, Manajer Distribusi, Manajer Marcomm.
· Bidang pendukung seperti Administrasi, SDM, TI, biasanya langsung di bawah Direktur Utama, atau Pemimpin Umum bila jabatan ini ada.

Bidang Redaksi

· Pemimpin Redaksi memberi kebijakan umum dan arahan sesuai dengan visi misi (ideologi) perusahaan
· Arahan ini mewujudkan sikap media dalam menanggapi aliran informasi yang ada dalam/melalui berita yang dicetak atau disiarkannya.
· Kebijakan ini yang membuat sebuah suratkabar, radio, televisi, membuat berita yang berbeda satu sama lain meskipun berasal dari informasi yang sama.
· Arahan diterjemahkan jajaran redaksi, khususnya redaktur/produser yang memiliki orang lapangan

Operasional redaksi

· Operasional redaksi sehari-hari dipimpin Redaktur Pelaksana/General Manager News, yang mengkordinir mulai dari rencana peliputan sampai cetak atau siar.
· Redpel mengordinir Redaktur dan mengawasi liputan. Bila perlu langsung menugaskan liputan tertentu.
· Redaktur yang membawahi bidang, memberi tugas ke reporter. Selain dari agenda, info berasal dari usul wartawan atau masyarakat.
· Di media elektronik ada fungsi kordinator liputan yang memberi penugasan dan menerima berita

Alur berita cetak
· Berita yang ditulis reporter dikirimkan ke Redaktur langsung di kantor ataupun melalui email
· Editor menyunting (memeriksa 5W1H, mengecek akurasi, menambah, mengurangi), memberi judul, menempatkannya di kolom/halaman yang disiapkan.
· Halaman diperiksa penyunting atau langsung ke Redaktur Pelaksana (atau Wakil), untuk mendapat pengesahan. Kalau salah, dikembalikan.
· Halaman yang sudah diacc Redpel, diteruskan ke Bagian Produksi. Berlanjut ke percetakan.

Media non cetak

· Di media online, redaktur (kanal, rubrik) menerima berita, mengedit, lalu mengupload setelah memberi foto, grafik, berita terkait, link dst.
· Tidak ada deadline tertentu, prinsipnya mengirim di kesempatan pertama. Satu agenda/topik bisa upload berkali-kali (update news) tergantung nilai beritanya
· Di media televisi, penugasan dan penerimaan berita ada di korlip, yang menawarkan berita ke produser. Bila news value oke, masuk rundown, lalu berita diedit, diberi ilustrasi gambar, dibacakan presenter.
· D media radio prosesnya sama dengan televisi, beda adalah ilustrasi berupa suara (kutipan)
· Alur berita media elektronik: Rapat pagi, penugasan liputan langsung dan tak langsung, menerima berita, menetapkan slot yang diisi, proses editing dan ilustrasi gambar dan atau suara, lalu disiarkan
· Ralat di media cetak, di penerbitan berikutnya. Di media elektronik, di kesempatan pertama. Di media online, kesempatan pertama, dengan mengacu pada berita yang dikoreksi.

Pers sebagai lembaga ekonomi

· Pers adalah badan usaha, yang harus dikelola dengan manajemen yang baik agar dapat hidup, tumbuh, dan berkembang.
· UU no 40/1999 menyebutkan pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi (Pasal 3 ayat 2), selain berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.
· Yang dimaksudkan lembaga ekonomi adalah badan usaha yang didirikan untuk meraih keuntungan sebagaimana perusahaan pada umumnya.

Manajemen modern

· Prinsip lembaga ekonomi adalah perusahaan harus tumbuh, berkembang, tidak sekadar bertahan hidup.
· Artinya ada target pertumbuhan: ke atas, ke samping, yang didukung semua unsur di organisasi.
· Semua jenis media: suratkabar, majalah, radio, televisi, digital, berusaha melakukan itu.
· Suratkabar, punya anak, web. Majalah mengambil atau membuat brand baru. Televisi akuisisi, bikin grup. Radio, bikin grup. Digital, buat liputan daerah.
· Terjadi kesatuan multi platform, multi channel

Memicu masalah
· Muncul ketegangan antara redaksi dan bisnis.
· Jurnalis berpegang pada fungsinya. Kontribusi dari redaksi: berita yang informatif, mendidik, menarik. Terwujud dari audiens, oplah, marketshare, yang dicapai media ybs.
· Bisnis menilai, percuma bagus kalau tidak untung. Oplah tidak mencerminkan uang. Harus ikut tren berita sebagai pendukung bisnis.
· Perlu penegasan media adalah bisnis berita dengan nilai, filosofi: kepentingan publik, tapi juga untung

Sinergi menguntungkan
· Pimpinan harus membuat aturan jelas bagi redaksi dan bisnis, ada mekanisme untuk atasi konflik agar:
· Di satu sisi idealisme warfont: 7.0pt 'Times New Roman';/spanfont: 7.0pt 'Times New Roman';/spantawan tetap terjaga sesuai koridor etik, kepentingan masyarakat sehingga audiens mengakui kredibilitas media
· Di sisi lain bisnis terbantu: mutu karya jurnalistik membuat pengiklan percaya dan bergengsi sebagai wadah iklan produknya.
· Tidak mudah. Kuncinya: komunikasi antarkaryawan dan transparansi. Juga insentif yang terukur.

Contoh Job Desc Redpel Cetak

Tugas Pokok
Ukuran Keberhasilan
1.Menjalin dan membina lobi pejabat
2.Menulis berita, feature
3.Menulis tajuk rencana
4.Membuat rencana kerja dan anggaran
5.Mengatur penugasan redaksi
6.Menyeleksi tulisan, foto, mengedit
7.Buat dan evaluasi target kerja redaksi
8.Menilai kinerja editor dan wartawan

Lobi dukung kelancaran tugas
tulisan tematis Tulisan sesuai standar media
Tajuk mencerminkan media
Rencana dan anggaran disetujui
Penugasan editor dan wartawan jelas
Tulisan, foto, sesuai standar dan kode etik
Target dipahami jajaran redaksi
Editor dan wartawan mengetahui prestasinya

Contoh Job Desc Redaktur

Tugas Pokok
Ukuran Keberhasilan
1.Menjalin dan membina lobi narasumber
2.Menulis berita, feature, tulisan tematis
3.Membuat rencana kerja dan anggaran
4.Mengatur penugasan dan wartawan
5.Menyeleksi tulisan, foto, mengedit
6.Mengendalikan, awasi penugasan dan proses buat dan muat berita
7.Menilai kinerja desk dan stafnya
8.Mengordinasi desk dg unit lain
9.Menganalisis dan atas persoalan desk
10. Membina dan kembangkan wtw

Lobi di bidangnya luas dan kuat
Tulisan sesuai standar
Ren, anggaran disetujui Redpel
Tugas di desk dan wartawan jelas
Tulisan, foto, sesuai standar dan KEJ
Wtw jalankan tugas, hlm diisi brtfoto
Staf mengetahui kinerjanya
Kerjasama dg unit lain baik
Problema diatasi dg cepat dan tepat
Wartawan di desk bekerja maksimal dan berkembang

Contoh Job Desc Reporter

Tugas Pokok
Ukuran Keberhasilan

Membuat berita/foto sesuai penugasan
Menjalin dan membina lobi narasumber
Menulis berita/feature/esei foto
Membantu pengembangan media
Menyampaikan gagasan, usul
Mencari, menggali, mengolah data
Berita/foto sesuai standardan kode etik
Punya narasumber luas di bidangnya
Tulisan/esei foto sesuai standar media
Media berkembang di segala bidang
Aktif dalam rapat yang diikuti
Data tulisan lengkap dan akurat

Bidang bisnis
· Direktur Bisnis membuat rencana anggaran dan biaya (RAB), pemasukan dan pengeluaran, berdasarkan pencapaian tahun lalu
· Pemasukan biasanya dari iklan dan distribusi, ada juga yang dari event (sebagai EO)
· Pengeluaran terbesar untuk biaya rutin karyawan, operasional, dan pengembangan
· Dalam perencanaan harus ada rapat bersama untuk menyamakan persepsi tentang pemasukan dan juga biaya-biaya. Misalnya potensi iklan, gaji dan inflasi.

Bidang Iklan

· Manajer Iklan diberi target berdasarkan pencapaian tahun sebelumnya dan proyeksi tahun ini. Dan juga buat posisi media dibanding bidang sejenis, nasional.
· Belanja iklan media 2011 Rp 80,2 T, tahun 2012 diprediksi naik sekitar 14% menjadi Rp 90 T.
· Tahun 2011, TV meraih sekitar 60% (Rp 50 T), Cetak 33% (sekitar Rp 27), lalu sisanya (7%) radio dan online.
· Telekomunikasi terbesar dengan Rp 1,2 T, diikuti susu dan otomotif.
· Manajer Iklan menjabarkan target perusahaan ke target bagian, lalu ke target individu, seperti Account Executive
· Bidang iklan: displai, baris, advetorial, space, dll
· Target biasanya dibuat dari pencapaian tahun sebelumnya plus 20%.
· Iklan dapat meminta dukungan dari promosi dan redaksi, untuk melancarkan tugas dalam mengejar target.

Contoh Tugas Manajer Iklan

Tugas Pokok
Ukuran Keberhasilan
Merancang, laksanakan pemasaran iklan
Memastikan iklan sesuai kode etik
Merancang sistem dan prosedur kerja
Negosiasi bisnis sesuai kewenangannya
Menyampaikan info bisnis ke manajemen
Merekomendasikan penerimaan dan mutasi
Menilai kinerja tenaga periklanan
Kordinasi kerja dengan unit lain
Program mendorong kenaikan omzet
Iklan termuat sesuai kode etik
Sistem , prosedur kerja efektif, efisien
Negosiasi untungkan perusahaan
Informasi yang disampaikan relevan
Rekomendasi dan mutasi tepat dan baik
Bawahan tahu prestasi kerjanya
Kerjasama dengan unit lain efektif

Bidang Distribusi
· Untuk cetak, bagian distribusi juga bertugas memberi pemasukan. Media lain? Melalui hak cipta, hak edar.
· Bagian Distribusi bertugas menyebarkan media seluas-luasnya, sesuai target segmen
· Dapat memberi masukan ke redaksi, bila ada umpan balik untuk berita dari pembaca
· Dapat memberi masukan ke promosi dalam hal penetrasi wilayah baru

Rabu, 03 Oktober 2018

Manajemen Media 2: Organisasi Media dan Pengaruh Eksternal



Ada banyak sekali definisi organisasi. Max Weber mengatakan bahwa organisasi adalah suatu kerangka hubungan yang berstruktur yang di dalamnya berisi wewenang,tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan fungsi tertentu. Stephen P.Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,yang bekerja atas dasar yang terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Sementara itu, kita dapat mendefinisikan organisasi media sebagai sebuah organisasi yang bekerja untuk pengelolaan dan produksi media. Pada umumnya di industri media, organisasi kerjanya dibagi menjadi dua yaitu divisi perusahaan dan divisi redaksi. Divisi perusahaan mengelola perusahaan media secara umumnya, termasuk di dalamnya mengenai sumber daya manusia dan keuangan. Sementara divisi redaksi mengelola kegiatan produksi media, mulai dari perencanaan peliputan, pembuatan/pengemasan, dan penyebarluasan.

Sama seperti organisasi pada umumnya, organisasi media juga menerapkan fungsi manajer. Empat fungsi dasar manajerial yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memimpin (leading), dan pengendalian (controlling). Proporsi untuk masing-masing fungsi itu tidak sama satu dengan yang lainnya,tergantung pada tingkatan pekerjaan yang dilakukan.

Untuk manajer puncak di industrimedia seperti pemimpin redaksi/wakil pemimpin redaksi tentu memiliki deskripsi kerjadan alokasi waktu kerja yang berbeda dengan manajer tingkat menengah seperti produser eksekutif, koordinator liputan, dan sebagainya. Namun demikian, tanpa memandang hierarkinya, orang yang bertindak sebagai manajer melakukan empat fungsi manajerial itu secara sekaligus.

Dalam organisasi media dikenal sebuah istilah Newsroom yang mengarah pada sebuah struktur yang beroperasi di dalam organisasi media. Struktur ini mempengaruhi cara berita diproduksi sebab struktur mempengaruhi apa yang dilakukan jurnalis, apa yang ditulis editor, dan apa yang akan diterbitkan. Di dalam newsroom ini, nilai-nilai berita dalam suatu media dipertaruhkan. Di dalam newsroom ini pula, kebijakan redaksional suatu media dibuat dan diterapkan.

Newsroom menjadi identitas penting dalam organisasi media, sebab pusat kegiatan produksi jurnalistik bermula dari sini. berkoordinasi dengan editor untuk menyediakan batas ruang untuk pengiklan dan untuk jumlah karakter berita (panjang-pendeknya tulisan).

Politisasi Lembaga Media Komunikasi

Lembaga media komunikasi dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi yang sekaligus bertalian erat dengan sistem politik. Dari situ kemudian lahir sebuah kajian yang oleh David Ricardo dan Adam Smith disebut sebagai ekonomi politik. Ekonomi politik ini awalnya dipengaruhi oleh pemikiran Marxis tentang ekonomi, yang mempelajari basis ekonomi masyarakat yang menentukan struktur, dan akibatnya mempengaruhi ruang-ruang budaya dan politik dalam masyarakat; tenaga kerja dan pembagian kerja, kepemilikan serta mode produksi.

Pada tahun 1970-an, ekonomi politik media dikembangkan dalam kerangka Marxis yang lebih eksplisit. Ekonomi politik media lebih tertarik mempelajar ikomunikasi dan media sebagai komoditas yang dihasilkan oleh industri kapitalis.

Media dilihat sebagai entitas ekonomi dengan peranan langsung sebagai pencipta nilai surplus dan peranan tidak langsung sebagai pencipta nilai surplus di dalam sektor produksi komoditas lainnya (seperti iklan misalnya).

Lalu pada 1990, beberapa ekonom politik membuat pemikiran ulang mengenai ekonomi politik, terutama karena adanya restrukturisasi politik dan ekonomi global.Ekonomi politik dipikirkan ulang dalam hal komodifikasi (commodification) yakni perubahan orientasi nilai suatu barang/jasa dari nilai guna menjadi niali tukarnya di pasar, spasialisasi (spatialization) yakni peningkatan batas ruang dan waktu (ekspansi), dan strukturasi (structuration) yakni berkaitan dengan hubungan antara gagasan agensi, proses sosial, dan praktik sosial.

Ekonomi politik juga dibahas dalam kaitannya dengan kajian budaya dan kajian kebijakan.Berbagai kepentingan tersebut berkaitan dengan kebutuhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja lembaga media untuk memperoleh keuntungan, sebagai akibat dari adanya kecenderungan monopolistis dan proses integrasi secara vertikal maupun horizontal.

Seperti dikemukakan Littlejohn (1999), isi media merupakan komoditas untuk dijual di pasar, dan informasi yang disebarkan dikendalikan oleh apayang ada di pasar. Sistem ini mengarah pada tindakan konservatif dan cenderung menghindari kerugian. Pada akhirnya ini membuat media memproduksi informasi tertentu menjadi dominan sementara yang lainnya terbatas.

Konsekuensi keadaan seperti ini tampak dalam wujud berkurangnya jumlah sumber lembaga media yang bebas, terciptanya konsentrasi pada pasar besar,munculnya sikap bodoh terhadap calon khalayak pada sektor kecil (Arianto, Ekonomi Politik Lembaga Media Komunikasi, 2011 h. 5).

Kita pun dapat melihat kini konglomerasi media yang tercipta didasari dengan adanya kepemilikan modal, yakni pemikiran berusaha melakukan ekspansi sebagai penyebaran kekuasaan ekonomi sekaligus menuangkan pengaruh politiknya. Sebut saja tiga dari sekian media besar diIndonesia saat ini: MNC Media Group (Harry Tanoesoedibjo), Jawa Pos Group (Dahlan Iskan), dan Kompas Gramedia (Jakob Oetama). Mereka adalah salah satu bentuk nyatadari kegiatan ekspansi perusahaan dengan menciptakan suatu konvergensi media, yang kemudian mengarah pada terkonsentrasinya kepemilikan media.

Sikap bodoh itu sendiri penulis artikan sebagai dampak dari hegemoni. Konsep hegemoni banyak digunakan oleh sosiolog untuk menjelaskan fenomena terjadinya usaha untuk mempertahankan kekuasaan oleh pihak penguasa. Penguasa di sini memiliki arti luas, tidak terbatas pada penguasa negara (pemerintah).

Hegemoni bisa didefinisikan sebagai dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan diterima sebagai sesuatu yang wajar (common sense) oleh kelompok yang didominasi.

Konsep hegemoni ini lahir dari paradigma kritis yang menurut Ishadi(2014: 9) memandang media adalah sarana bagi kelompok dominan untuk mengontrol kelompok yang tidak dominan, bahkan meminggirkan mereka dengan menguasai dan mengontrol media.Menurut Littlejohn (2009: 388), hegemoni bukanlah gerak kekuasaan yang kasar, namun sebuah rencana yang “dikembangkan”.

Dalam pandangan mazhab kritis,terutama dalam studi-studi yang dikembangkan oleh Centre for Contemporary CulturalStudies, Bringmiham University, media massa selalu dirasakan sebagai alat yang “powerfull” dan ada ideology dominan di dalamnya. Ini mengingatkan kita akan salahsatu teori komunikasi massa, yaitu teori peluru atau jarum hipodermik.

Teori yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Asumsi teori hegemoni media selalu diarahkan pada aspek-aspek yang menyangkut ideologi organisasi media itu sendiri, bentuk ekspresi, cara penerapan,serta mekanismenya dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan kaum pekerja (wartawan dan karyawan) sebagai sasaran dari pemilik industri media.

Untuk menghindari kebodohan atau hegemoni itu, publik sebagai konsumen media harus memahami struktur organisasi yang ada di balik media tersebut.Kemampuan menggunakan media (literasi media) diperlukan agar khalayak tidak menerima begitu saja segala informasi yang tersedia, akan tetapi harus mampu memilah dan menelaah pesan-pesan yang ditampilkan oleh media. Tidak hanya untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas, tetapi juga untuk memahami hakikat dan fungsi media massa itu sendiri dalam konteks kehidupan sosial dan bermasyarakat.

Pendekatan jurnalisme dan organisasi media dalam Global Journalism Research

mempunyai empat kajian organisasi media, yang meliputi perbandingan kerja diorganisasi media, identifikasi dan analisis kerja jurnalis di newsroom, identifikasi dan analisis alur komunikasi, dan analisis interaksi antar departemen dalam organisasi media.

Meskipun pada dasarnya setiap organisasi memiliki fungsi yang sama, tetapi cara kerja di dalamnya akan berbeda, tergantung pada bidang apa mereka bekerja. Seperti yang sempat disinggung di atas, organisasi media mempunyai divisi redaksi yang umumnya terdiri atas pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, koordinator liputan, redaktur, wartawan, editor, dan seterusnya. Pimpinan redaksi bertanggung jawab terhadap kebijakan redaksional sehari-hari, yang mewujudkan secara riil kebijakan dasar perusahaan pers yang bersangkutan dalam produk redaksional mereka.

Redaktur pelaksana bertugas mengoordinasikan, mengawasi,menilai, mengkoreksi, serta menyempurnakan pekerjaan redaksional para redaktur. Selanjutnya redaktur memberikan tugas-tugas peliputan atau kerja jurnalistik lainnya kepada wartawan berdasarkan rubrik masing-masing.Tidak seperti organisasi pada umumnya. Organisasi media massa (pers) bekerja sepanjang waktu, termasuk juga pada hari libur. Ini dikarenakan media massa harus terus menjalankan fungsinya sebagai pemberi informasi (to inform). Informasi merupakan kebutuhan manusia sehari-hari yang dikonsumsi kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Selain itu media pers juga mempunyai peran yang penting dalam keberpihakannya pada masyarakat. Komitmen kepada warga (citizen) lebih besar ketimbang egoism profesional (Kovach, 2003:59)

Masyarakat tentu menginginkan informasi yang aktual setiap hari. Untuk itu jugalah pers hadir setiap saat.Selanjutnya, newsroom menyusun informasi. Yang bertugas menyusun informasi(berita) adalah bagian redaksi (editorial department), yakni para wartawan, mulai dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur desk, reporter, fotografer, koresponden,hingga kontributor.

Di dalam newsroom, hasil peliputan (news gathering) yang dilakukan oleh wartawan dipertimbangkan menurut kebijakan redaksional media. Disinilah ideologi yang dianut oleh media menjadi landasan untuk menentukan berita yang akan diterbitkan; aspek apa yang ditonjolkan, bagian mana yang ditinggalkan, dan seperti apa berita tersebut dikemas dan dikomunikasikan. Proses awal penyusunan agenda media (agenda setting) dimulai di sini.

Senin, 01 Oktober 2018

Perkembangan ICT 3: Bentuk-Bentuk Teknologi Informasi Komunikasi





Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik.

Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya.

Jadi dapat di sumpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya

Mengenal Peralatan TIK
a. Media Komunikasi Tradisional (Kuno)
1). Asap
Media komunikasi ini tergolong unik dan sangat populer digunakan oleh bangsa Indian di Amerika. Asap dapat digunakan untuk mengirimkan informasi rahasia kepada teman maupun lawan.

2). Kentongan
Pada masa kerajaan, kentongan digunakan untuk menyampaikan pesan dan perintah dari sang raja kepada rakyatnya. Media komunikasi tradisional ini khususnya di daerah pedesaan yang digunakan sebagai sarana ronda malam. Ada juga kentongan yang bentuknya cukup besar atau yang sering disebut ”bedug” digunakan oleh masyarakat sebagai penanda waktu sholat tiba Dalam penggunaannya, kentongan dipukul dengan irama yang berbedabeda sesuai kejadian yang akan dan sedang terjadi. Misalnya, tanda kentongan yang menandakan adanya kebakaran rumah, adanya bencana banjir, adanya pencurian, atau akan adanya gerombolan pasukan lawan yang datang menyerang dimasa peperangan kerajaan zaman dahulu.


3). Prasasti
Prasasti merupakan sumber dokumen tertulis yang orisinil dan pasti terjamin keasliannya sebagai peninggalan masa lalu.


4). Daun Lontar
Daun lontar di pakai untuk menulis naskah dan kerajinan. Naskah dari lontar banyak ditemukan di Sunda, Jawa, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan.

5). Bereguh
Merupakan alat komunikasi tradisonal aceh yang penggunaannya dengan cara ditiup.


6). Kulkul
Digunakan oleh masyarakat bali untuk mengumpulkan warga, cara penggunaannya dengan dipukul seperti kentongan.Kulkul ada 4 jenis, yaitu Kulkul Dewa, Kulkul Bhuta, Kulkul Manusa, Kulkul Hiasan.


Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya membutuhkan alat atau hardware yang spesifik. Begitu juga dengan kata komunikasi. Sekarang kita mengenal begitu banyak alat komunikasi yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah selama alat komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat ditayangkan atau disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan peralatan-peralatan di bawah ini.

Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan sebelumnya.

Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan informasi yang berasal dari komputer atau media informasi lain seperti DVD Player.

OHP (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi statis yang tertulis pada plastik transparansi.

Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun pemancar berupa gelombang elektromagnet yang membawa informasi suara.

Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan suara. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak/visual).

Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global yang memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi.

GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi menentukan letak, arah atau kecepatan benda yang berada di permukaan bumi.

Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur telepon. Dokumen yang dikirim dengan faximile sama persis dengan dokumen asli.

Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di ruang angkasa untuk keperluan telekomunikasi.

Telepon, yaitu alat komunikasi berguna untuk mengirim data suara melalui sinyal listrik.

Handphone atau telepon seluler, yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon seluler menggunakan gelombang elektromagnet sebagai media penghantar.

Modem, yaitu perangkat keras yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal listrik yang dapat merambat melalui telepon, dan sebaliknya. Modem merupakan perangkat penting untuk mengakses Internet.

Sejarah Teknologi Informasi

a. Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM)

Pada masa pra-sejarah teknologi informasi digunakan sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang ingin dikenali. Informasi yang didapatkan kemudian digambarkannya pada dinding-dinding gua atau tebing-tebing bebatuan. Pada masa pra-sejarah sudah dimiliki kemampuan mengidentifikasi benda-benda yang ada disekitar lingkungan dan mepresentasikannya dalam berbagai bentuk yang kemudian dilukis pada dinding gua tempat tinggal mereka.

Mengkomunikasikan informasi dengan gambar/lukisan menjadi pilihan yang baik karena kemampuan berbahasa pada waktu itu hanya berkisar pada suara dengusan dan isyarat tangan. Perkembangan selanjutnya mereka mulai menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap keadaan tertentu seperti keadaan bahaya.

b. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

Pada masa sejarah, teknologi informasi berkembang pada masayarakat kalangan atas seperti para kepala suku atau kelompok, digunakan pada kegiatan tertentu seperti upacara, dan ritual. Teknologi informasi belum digunakan secara masal seperti yang kita kenal sekarang ini.

c. Masa Tahun 1900-an

Tahun 1923 Zvorkyn menciptakan tabung TV (Televisi) yang pertama. Tahun1940 dimulainya pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi pada masa perang dunia II yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape. Tahun 1945 Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan hypertext. Tahun 1946 komputer digital pertama didunia yaitu ENIAC I dikembangkan. Tahun 1948 para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor. Tahun 1957 Jean Hoerni mengembangkan transistor planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan ke dalam sebuah keping kecil kristal silikon.

USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk ARPA (Advance Research Projects Agency) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam bidang militer. Tahun 1962 Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang nuklir.

Tahun 1969 sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah dengan kekuatan 50Kbps. Tahun 1972 Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama. Tahun 1973 – 1990 istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP (Transmission Control Protocol) kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari

FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI
Fungsi Teknologi informasi sebagai Penangkap (Capture)
Fungsi Teknologi Informasi sebagai Pengolah (Processing)
Fungsi Teknologi Informasi sebagai Menghasilkan (Generating)
Fungsi Teknologi Informasi sebagai Penyimpan (storage)
Fungsi Teknologi Informasi sebagai Pencari Kembali (Retrifal)
Fungsi Teknologi Informasi sebagai Transmisi (Transmission)

TUJUAN TEKNOLOGI INFORMASI
Tujuan Teknologi Informasi adalah untuk memecahkan suatu masalah, membuka kreativitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Jadi dapat dikatakan karena dibutuhkannya pemecahan masalah, membuka kreativitas dan efisiensi manusia dalam melakukan pekerjaan, menjadi penyebab atau acuan diciptakannya teknologi informasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien.