Cari Blog Ini

Senin, 19 November 2018

Perkembangan ICT 9: Sejarah Sosial Media dan Fungsi Komunikasi


Sosial media telah menjadi unsur populer dan dibutuhkan dalam bagian gaya hidup tiap manusia. Sosial media merupakan suatu platform wahana interaksi pergaulan dunia internet atau online. Para pengguna sosial media dapat melakukan interaksi, komunikasi dan sharing di dunia maya yang tanpa ada batasan waktu dan jarak, selama tersambung dengan internet.

Sosial media awalnya bertujuan untuk menjalin komunikasi antar komunitas dengan ruang lingkup kecil untuk tujuan tertentu. Kini perkembangannya tidak lagi sebatas media pergaulan sosial, namun telah berkembang menjadi media informasi, komunikasi, interaksi, bahkan promosi era digital dan bisnis online.

Perkembangan sosial media begitu signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002 kita mengenal yang namanya friendster. Friendster sempat merajai dunia sosial media, mengingat penggunanya cukup tinggi. Tidak heran peminatnya tinggi mengingat banyak orang yang ingin membuka pergaulan di dunia maya yang tanpa batas.

Sejarah sosial media-Terlahirnya Sosial Media dan Website

Awal perkembangan sosial media yaitu pada tahun 1978 yaitu penemuan sistem papan buletin, pengguna dapat mengunggah, atau mengunduh informasi, dan melakukan komunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya terhubung pada saluran telepon modem. Sistem papan buletin ini diciptakan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya yaitu sesama pecinta dunia informasi atau komputer. Perkembangan sosial media pertama kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama yaitu peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971. Dilanjutkan pada tahun 1995 Kelahiran situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting, yaitu layanan untuk penyewaan penyimpanan data - data website supaya halaman website tersebut dapat di akses lewat mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website yang lain.


Pada tahun 1997 tumbuh situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial tetapi Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com. Pada tahun 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial. Tahun 2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi terkenal, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi sangat fenomenal.

Tahun 2003 yaitu tahun berdirinya LinkedIn, tak hanya digunakan untuk bersosial, LinkedIn juga memiliki fungsi untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari Media Sosial semakin berkembang. Tahun 2003 yaitu berdirinya MySpace, MySpace memberikan kemudahan pada saat menggunakannya,sehingga myspace dikatakan situs jejaring sosial yang user friendly. 2004 yaitu 

Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota paling banyak. Tahun 2006 adalah lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan jejaring sosial yang lainnya, disebabkan karena pengguna dari situs Twitter ini hanya dapat mengupdate status atau yang dinamakan Tweet ini yang hanya di batasi untuk 140 karakter. Tahun 2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring sosyaituial pertama sekali diluncurkan yang bertepatan pada peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. 

Situs ini diharapkan untuk bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan di seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun dilakukan kelompok dan pada tahun 2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada saat awal peluncuran. google+ hanya sebatas untuk pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.

Pesatnya perkembangan media sosial disebabkan karena semua orang dapat memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial dapat untuk mengakses media sosial dengan menggunakan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa menggunakan biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas dapat mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model konten lainnya.

Contoh dari media sosial yang umum dipakai pada era ini yaitu facebook, line, dan instagram :
Facebook yaitu sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan februari 2004, dan berkantor pusat di menlo park, california, amerika serikat. Pada september 2012, facebook memiliki lebih dari satu milliar pengguna aktif, lebih dan dari separuhnya menggunakan telepon genggam.
Line yaitu layanan jejaring sosial yang dikembangkan oleh perusahaan dari jepang yaitu NHN corporation. Line dirilis pada bulan juni 2011.

Instagram merupakan layanan jejaring sosial yang difungsi utamakan untuk berbagi foto, video, dan chat. Instagram didirikan oleh perusahaan Burbn,inc yang dirilis pada tahun 2010.
Awal mula sosial media berbasis website terbentuk pada tahun 1995 dengan lahirnya site Geocities. Site Geocities merupakan tonggak lahirnya berjuta juta website lain di dunia online. Site ini bergerak dalam usaha sewa hosting untuk menyimpan data-data di dunia online untuk dapat diakses oleh banyak orang dengan internet. Dari sinilah terlahir inovasi dan pengembangan website. Di Tahun 70 an aktifitas berkirim surat elektronik (email) dengan sistem buletin sudah terjadi. semua itu dilakukan masih dengan saluran telephone yang terhubung dengan modem.

Dunia sosial online-pun terus mengalami perkembangan. Di tahun 1997 sampai 1999 terciptalah media sosial komunitas pertama dengan nama sixdegree dan classmates.Cakupan sosial media ini masih terkesan mengkhusus untuk kelompok dan tujuan tertentu. Dunia online terus berkembang hingga lahirlah friendster (2002) yang cukup terkenal dengan cakupan pengguna yang lebih luas.
Bagaimana sosial media kini berkembang

Dunia online dan internet terus mengalami inovasi dan pengembangan. Hingga ada yang namanya blog. Blog hadir sebagai media online untuk kalangan yang senang menulis dan berbagi. Awal kelahiran blog lebih terkesan sebagai diary, media catatan pribadi. Era digital saat ini blog menjadi sesuatu yang wajib. Tidak hanya memuat diary namun blog juga dijadikan media promosi bisnis.

Semakin meningkatnya kemampuan intelektual dan inovasi perkembangan teknologi, membentuk fenomena era digital. Berbagai sosial media lahir dan bertumbuh subur. Sosial media telah menjadi bagian dari gaya hidup kekinian. Sosial media dengan berbagai karakter dan keunggulannya masing-masing telah lahir sebagai sarana yang dianggap mampu membantu kehidupan masyarakat masa kini. Ada Facebook, twitter, myspace, linkedln, wiser, google+, pinterest, path, instagram dan lain sebagainya.

Aktivitas di media sosial sudah menjadi konsumsi sehari hari masyarakat. Keberadaannya tidak hanya sebagai media interaksi dan komunikasi, namun sudah pada fungsi bisnis. Media online dijadikan media jual-beli online, sekarang bisa!. Media online sebagi tempat beriklan, juga bisa. Tidak ada yang tidak bisa di era digital

Fakta yang ada, manusia terlahir selain sebagai makhluk individu dengan karakter dan ciri khasnya masing-masing. Manusia juga makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari manusia lain. Namun perkembangan sosial media bukan tidak memiliki efek buruk. Gaya hidup yang menjadikan sosial media sebagai cara bergaul, menyebabkan matinya pergaulan tatap muka dengan santai obrol- obrol langsung. Tidak jarang fenomena gathering namun masing-masing orang sibuk mantengin gadget memilih bersosialita di dunia maya.

Sabtu, 17 November 2018

Manajemen Media 6: Manajemen Media Televisi



Pembahasan mengenai manajemen siaran televisi meliputi pemrogaman siaran, pendekatan manajemen produksi siaran, merancang kegiatan produksi, pelaksanaan kegiatan produksi, manajemen penunjang penyiaran, menyiapkan kegiatan produksi dan mengelola budget stasiun penyiaran. Di dalam perencanaan terdapat penentuan tujuan media penyiaran, mempersiapkan rencana dan strategi, dan pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, oleh siapa.

Hampir semua rumah tangga memiliki televisi atau paling tidak terbiasa menonton televisi. Televisi kemudian menjadi salah satu media penyiaran yang sangat kuat posisinya di masyarakat dengan melihat fakta bahwa penonton televisi di Indonesia sangatlah banyak.

Media yang kuat seperti ini tentu memerlukan manajemen yang kuat pula. Apapun yang ditampilkan di layar kaca televisi memerlukan perencanaan dan pengorganisasian yang matang di belakang layar. Penyiaran memiliki fungsi sebagai media beriklan, media hiburan, media informasi dan media pelayanan. Penyiaran menenuhi kepentingan pemasang iklan, audien, pemilik, karyawan. Dalam berkompetisi dengan jenis media lain (TV kabel, internet, VCD, dan DVD), media penyiaran menggunakan manajemen untuk menjalankan kegiatannya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Manajemen dalam penyiaran agar menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Disamping itu juga untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.

Dr. Ari Djunaedi, seorang dosen Manajemen Industri Media, menyebutkan bahwa keberhasilan penyiaran ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada 3 pilar utama: teknik, program, pemasaran. Keberhasilan dalam bisnis penyiaran tergantung pada kualitas orang-orang yang bekerja pada bidang tersebut. Hal ini dilakukan untuk memenuhi harapan pemilik dan pemegang saham serta memenuhi kepentingan masyarakat (komunitas) sebagai konsekuensi atas ijin siaran/lisensi yang diberikan negara.

Sedangkan dalam tahapan perencanaan ada hal yang harus dilakukan, yaitu survey riset khalayak (potensi audience/pendengar) oleh Lembaga survey (statistik, AC Niellsen) dan FGD (Focus Group Discussion). Di dalam survey yang pertama dilakukan adalah menentukan STPFP (Segmentasi, Targetting, Positioning, Formating, dan Programming). Di dalam menentukan segmentasi berdasar pada penilaian khalayak pendengar yang meliputi demografi, geografi, psikografi, behavior. Sedangkan targetting berdasar pada perilaku khalayak yang ditargetkan. Positioning merupakan bagaimana kita melihat audience mind awareness. Kemudian formatting adalah bagaimana format acaranya. Dan yang terakhir adalah programming yaitu penyusunan acara.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa media penyiaran termasuk didalamnya adalah media tv dan media radio umumnya dikenal oleh masyarakat di mulai pada tahun 1920-an dan masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini. Adanya media penyiaran menjadi salah satu media yang selalu menemani aktivitas masyarakat di rumah maupun diluar rumah. Kemudahan dalam mengakses program-program yang ditampilkan oleh media tv dan juga radio melalui spectrum frekuensi radio yang disiarkan secara serentak.

manajemen dibutuhkan dalam media penyiaran. Tidak lain adalah untuk mencapai tujuan dari perusahaan media penyiaran tersebut. kepuasan masyarakat sangat bergantung pada bagaimana pengelolaan dalam media masa itu sendiri dan keberhasilan sebuah media penyiaran terletak pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki oleh tiap media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran. Dalam mengelola suatu media penyiaran tidaklah mudah membutuhkan skill, kreativitas dan juga etos kerja yang tinggi untuk menciptakan suatu program yang nantinya akan diminati dan disukai oleh masyarakat. Terdapat beberapa tantangan yang menjadi tolak ukur dalam mengelola media penyiaran seperti ditegaskan oleh Peter Pringle (1993): Few management position offers challenges equal to those of managing a commercial radio or television station (tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu stasion radio atau televisi lokal).

Tingkatan Manajemen

Umumnya pada media penyiaran posisi manajer biasanya terdiri atas tiga tingkatan (level):
1. Manajer tingkat bawah (lower level manager)Ex: Radio – local sales manager, general sales managerTelevisi – manager produksi

2. Manajer tingkat menengah (middle manajer) – disebut juga sebagai manajer department / kepala pengawas (superintendents)Ex: Kepala departemen penjualan, program, berita, teknik dan bisnis.

3. Manajer puncak (top manager) – Direktur / Presiden Direktur

A. Karakteristik Manajemen Media penyiaran televisi
1. Daya Jangkau yang luas
2. Selektifitas dan fleksibililitas
3. Fokus perhatian
4. Kreatifitas dan efek
5. Prestise
6. Mendemonstrasikan penggunaan produk
7. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value)

1. Manajemen Televisi
Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:
1. Divisi Program
Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, research and development, dan traffic.

2. Divisi Produksi
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.

3. Divisi Pemberitaan
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.

4. Divisi Teknik
Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.

5. Divisi Pemasaran
Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.

6. Divisi Keuangan
Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.

7. Divisi HRD dan Legal
Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.

Sabtu, 10 November 2018

Perkembangan ICT 7: Konvergensi dan Tantangan Penyiaran


Setelah ditemukannya media elektronik semacam radio dan televisi, ternyata penemuan ilmuwan akan media yang baru tidak berhenti di situ saja. Satu abad setelah Charles Babbage, ilmuwan Amerika, dalam mendesain mesin analitisnya mulai dikembangkan gagasannya. Pada tahun 1944 dipikirkan sebuah komputer digital elektronik skala besar yang didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II (Fidler, 2003 : 148).

Seiring dengan dikembangkannya media komputer maka ditemukan pula salah satu media komunikasi yang pada awalnya difokuskan pada domain pribadi bagi periset dan juga ilmuwan Amerika. Net ini sebenarnya adalah jaringan longgar ribuan jaringan komputer yang saling terhubung. Net dalam hal ini tidak ada badan pemerintah atau komersial yang memiliki Net ataupun secara langsung memperoleh keuntungan dari operasinya. Jaringan ini tidak memiliki presiden, CEO ataupun kantor pusat.

Sepanjang tahun 1980an diam-diam internet tersebar ke sebagian lembaga akademik dan pusat riset di Amerika Serikat serta banyak lokasi di seluruh dunia. Menjelang tahun 1995 sekitar 30 juta orang dalam lebih dari 100 negara telah memperoleh akses melalui komputer kepada layanan berita, perpustakaan, jurnal ilmiah dan akademik, papan buletin dan data base, serta pada satu sama lain melalui lebih dari tiga juta situs hubungan internet (Fidler, 2003 : 153).

Perpaduan antara internet dengan jurnalisme dimulai dengan ditetapkan oleh standar World Wide Web (WWW). Awalnya situs berita sekedar mengadopsi tempat ini untuk hal yang bernuansa cyberspace. Dalam hal ini hanya mencoba untuk memproduksi kisah-kisah dengan menerapkan kapabilitas internet.

Jurnalisme online ini sendiri diterapkan di Indonesia melalui prosedur yang ideal dalam media online yaitu oleh detik.com pada tanggal 9 Juli 1998. Sejak itu pula banyak bermunculan media-media baru dalam dunia maya ini terutama dalam penerapannya sebagai media penyampai jurnalisme online.

Jurnalisme online telah memicu trend alternated serta mengklaim bahwa jurnalisme online telah mengubah segala aktifitas jurnalistik dan kegiatan lama profesi jurnalisme. Sejak itu jurnalisme online maju secara dramatis serta hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam berbagai bentuk.

Media massa online adalah media yang disajikan secara online. Online adalah istilah bahasa dalam internet yang artinya sebuah informasi yang dapat diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Sebagai medianya adalah website. Jika dilihat dari segi fisiknya, maka media online berarti media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia yaitu komputer dan internet.

Kedudukan media massa online merupakan media massa generasi ketiga di antara media lainnya yaitu: media massa cetak (koran, majalah, tabloid), media massa elektronik (radio, TV), media massa online.

Dalam Wikipedia, media massa online disebut juga dengan cyber journalism yang berarti reportase atau laporan hasil liputan peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet. Secara umum media massa online adalah semua format media yang bisa diakses melalui internet, baik itu media tulisan maupun foto digital, juga video termasuk TV dan radio online.

Lebih luas lagi, secara umum media massa online juga berarti sarana komunikasi secara online. Oleh karena itu, yang termasuk kategori media online secara umum adalah website, termasuk blog, serta berbagai media sosial seperti Facebook, twitter, dan lain-lain.

Sedangkan pengertian media massa online secara khusus adalah media komunikasi massa yang memiliki karakteristik tertentu. Media massa online secara khusus berarti media yang menyajikan karya jurnalistik berupa berita, artikel serta feature secara online, seperti dikatakan oleh Asep Syamsul M.Romli bahwa media massa online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web internet.

Fungsi Media OnlineMencari Informasi, Berita, dan Pengetahuan
Media sosial berisi segudang informasi, berita, ilmu, pengetahuan, dan kabar terkini, malah informasi-informasi tersebut lebih cepat menyebar melalui media sosial dibanding media elektronik seperti TV.

Mendapat Hiburan
Perasaan sedih, stress, jenuh adalah perasaan yang bisa menimpa siapapun saja tergantung kondisi. Salah satu upaya yang dilakukan seseorang jika ia merasa jenuh, sedih, stress, dan kesepian adalah mendapatkan hiburan dengan berkunjung ke media sosial. Ya, tentu bukan hanya hiburan untuk mengisi kekosongan waktu dan pikiran, tetapi juga mendapatkan hiburan sesuai dengan sesuatu yang ia sukai.

Komunikasi Online
Dengan memanfaatkan media sosial atau jejaring sosial, semua orang bisa melakukan komunikasi secara online, seperti chatting, pemberitahuan kabar, dan undangan. Bahkan bagi mereka yang sudah terbiasa, komunikasi dalam media sosial lebih efektif dari pada melalui call atau sms mobile.

Interaksi Online Sesama Teman
Karena memang media yang digunakan untuk sosial dan publik, maka berbagai aktivitas online pun bisa di lakukan di sini, interaksi online dari satu orang kepada orang-orang lainnya. Interaksi sosial ini bisa berupa update status, memberikan komentar, menambah teman baru, dan lain-lain.

Pengertian Media Baru

Terdapat beberapa pengertian mengenai media baru salah satunya seperti yang telah dijelaskan oleh Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987 : 16-17). Ia menamakan media baru sebagai media telematik yang merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula.

Perangkat media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi, sistem transmisi (melalui kabel atau satelit), sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi. Dan juga sistem penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur, dan sistem pengendalian (oleh komputer).

Lev Manovich, dalam The New Media Reader, mendefinisikan media baru dengan menggunakan 8 (delapan) proposisi, yaitu :
Media baru vs Cyberculture. Cyberculture adalah berbagai macam fenomena sosial yang diasosiakan dengan internet dan jaringan komunikasi. Sementara itu, media baru menekankan pada objek budaya dan paradigma.

  • Media baru adalah teknologi komputer yang dipakai untuk sebuah platform distribusi.
  • Media baru adalah data digital yang dikendalikan oleh perangkat lunak tertentu.
  • Media baru adalah adalah penyatuan antara konvensi budaya yang telah ada dengan konvensi perangkat lunak.
  • Media baru adalah estetika yang telah ada sejak awal tahapan di setiap media baru modern dan teknologi komunikasi.
  • Media baru mampu mengeksekusi algoritma lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya yang dilakukan secara manual atau melalui teknologi lain..
  • Media baru adalah sebagai metamedia
  • Media baru sebagai artikulasi paralel gagasan serupa dalam seni dan komputasi modern Pasca-Perang Dunia II.
Sementara itu, Martin Lister dkk dalam bukunya New Media: A Critical Introduction (2009 : 13) menyatakan bahwa terminologi media baru mengacu pada perubahan skala besar dalam produksi media, distribusi media dan penggunaan media yang berifat teknologis, tekstual, konvensional dan budaya.

Karakteristik Media Baru
Denis McQuail dalam buku Teori Komunikasi Massa menjelaskan media telematik atau media baru tersebut memiliki beberapa ciri utama yaitu :
  • Desentraslisasi – Pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok komunikasi
  • Kemampuan tinggi – Pengantaran melalui kabel dan satelit. Pengantaran tersebut mampu mengatasi hambatan komunikasi dikarenakan pemancar lainnya. 
  • Komunikasi timbal balik (interaktivitas) – Penerima dapat memilih, menukar informasi, menjawab kembali, dan dihubungkan dengan penerima lainnya secara langsung.
  • Kelenturan bentuk, isi, dan penggunaan.
Sementara itu, Martin Lister dkk (2009 : 13-14) menyatakan bahwa media baru memiliki beberapa karakteristik, yaitu digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan, dan simulasi.

Digital.Media baru mengacu media yang bersifat digital dimana semua data diproses dan disimpan dalam bentuk angka dan keluarannya disimpan dalam bentuk cakram digital. Terdapat beberapa implikasi dari digitalisasi media yaitu dematerialisasi atau teks terpisah dari bentuk fisik, tidak memerlukan ruangan yang luas untuk menyimpan data karena data dikompres menjadi ukuran yang lebih kecil, data mudah diakses dengan kecepatan yang tinggi serta mudahnya data dimanipulasi.

Interaktif

Merupakan kelebihan atau ciri utama dari media baru. Karakteristik ini memungkinkan pengguna dapat berinteraksi satu sama lain dan memungkinkan pengguna dapat terlibat secara langsung dalam perubahan gambar ataupun teks yang mereka akses. 

Hiperteks
Teks yang mampu menghubungkan dengan teks lain di luar teks yang ada. Hiperteks ini memungkinkan pengguna dapat membaca teks tidak secara berurutan seperti media lama melainkan dapat memulai dari mana pun yang diinginkan.

Jaringan
Karakteristik ini berkaitan dengan ketersediaan konten berbagi melalui internet. Karakteristik ini melibatkan konsumsi. Sebuah contoh, ketika kita akan mengkonsumsi suatu teks media, maka kita akan memiliki sejumlah besar teks yang sangat berbeda dari yang tersedia dalam berbagai cara.

Virtual
Karakteristik ini berkaitan dengan upaya mewujudkan sebuah dunia virtual yang diciptakan oleh keterlibatan dalam lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital.


SimulasiSimulasi tidak berbeda jauh dengan virtual. Karakter ini terkait dengan penciptaan dunia buatan yang dilakukan melalui model tertentu.

Teori-Teori Media Baru
Berbagai teori media baru berasal dari teori-teori media lama namun beberapa teori baru pun lahir sebagai bentuk kajian lebih lanjut mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

1. Medium Theory – Teori Media
Teori ini menjelaskan bagaimana media berpengaruh dalam menyebarkan informasi baik secara fisik maupun psikologis. Teori ini bermanfaat dalam memahami tentang berbagai media dan bagaimana masing-masing media dapat bermanfaat dalam mendistribusikan informasi. Melalui analisis yang tepat dan penerapan teori ini pada media yang relevan, maka pemilihan teori ini dapat juga digunakan secara tepat.

2. Uses and Gratifications Model – Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch
Teori ini mempelajari asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media atau sumber lain yang membawa pada terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan serta akibat-akibat lain termasuk yang tidak kita inginkan.

Teori ini memiliki asumsi bahwa khlayak dianggap aktif dalam artian sebagian penting dari penggunaan media diasumsikan punya tujuan. Mereka menemukan bahwa khalayak menggunakan media untuk mengirim pesan, membantu mengembangkan citra diri, dalam kaitannya dengan sosial dan interaksi atau hiburan (Rakhmat, 2001 : 205)

3. Teori Difusi Inovasi – Everett Rogers
Teori ini menggambarkan bagaimana, mengapa, dan pada tingkatan apa teknologi baru berkembang dan diadopsi ke dalam berbagai konteks. Teori ini menggarisbawahi adanya 4 (empat) elemen utama yang mempengaruhi berkembangnya media baru yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. Rogers mendefinisikan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi keputusan seorang individu untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi.

Pendekatan ini menyatakan bahwa tidak hanya pemimpin yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku khalayak melalui kontak personal, namun terdapat agen-agen perubahan lain dan penjaga pintu gerbang atau gatekeeper yang turut terlibat dalam proses difusi. Pendekatan ini menawarkan kerangka untuk mempertimbangkan bagaimana informasi mengalir melalui suatu jaringan dan faktor-faktor yang membentuk opini melalui pengambilan keputusan penggunaan teknologi.

4. Participatory Media Culture – Henry Jenkins
Jenkins menguraikan cara-cara di mana budaya media baru menawarkan khalayak untuk secara bersama-sama mengambil peran sebagai konsumen media dan produsen media sekaligus. Jenkins berpendapat bahwa dalam Participatory Media Culture, orang mampu secara kreatif menanggapi isi media dengan menciptakan komoditas budaya mereka sendiri sebagai upaya mereka untuk menguraikan dan menemukan makna di dalam produk media dan pesan yang ada. Dalam Participatory Media Culture masyarakat dapat lebih mudah merespon dan memberikan kontribusi dan pesan kepada media.

5. Social Construction of Technology
Teori Social construction of technology (juga disebut sebagai SCOT) adalah teori dalam bidang Sains dan Teknologi Studi. Teori ini berpendapat bahwa teknologi tidak menentukan tindakan manusia, melainkan tindakan manusialah yang membentuk teknologi. Mereka juga berpendapat bahwa cara teknologi yang digunakan tidak dapat dipahami tanpa memahami bagaimana teknologi yang tertanam dalam konteks sosialnya. SCOT merupakan respon terhadap determinisme teknologi dan kadang-kadang dikenal sebagai konstruktivisme teknologi.

6. A Three-Stage Model of Theory-Building (Carlile & Christensen)
Teori ini digunakan untuk melakukan terhadap konsep citizen journalism sebagai dampak media baru dimana setiap orang dapat berperan sebagai jurnalis.

Teori yang digagas oleh Carlile & Christensen ini menunjukkan bahwa kuatnya teori-bangunan muncul melalui tiga tahap yaitu deskriptif, kategorisasi dan normatif. Ada tiga sub-tahapan dalam deskriptif teori-bangunan yaitu, pengamatan fenomena, klasifikasi induktif dalam skema dan taksonomi, dan hubungan korelatif untuk mengembangkan model. Setelah penyebab didirikan, teori normatif berkembang melalui logika deduktif yang tunduk pada pergeseran paradigma Kuhnian dan Popperian falsifiability.

7. Network Theory
Berkaitan dengan produksi komunikasi dan informasi dalam media baru, digunakan analisis Network Theory. Dalam ilmu komputer dan jaringan, yang dimaksud dengan teori jaringan adalah studi tentang grafik sebagai representasi hubungan simetris atau hubungan asimetris antara objek diskret. Teori jaringan memiliki aplikasi di banyak disiplin ilmu termasuk World Wide Web, Internet, jaringan sosial, dan lain-lain.

Manfaat Mempelajari Teori Media Baru
Setelah mempelajari Teori Media Baru, diharapkan kita dapat memperoleh beberapa manfaat bagi kita, yaitu :

  • Memahami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
  • Memahami aplikasi teori media lama untuk menjelaskan fenomena media baru
  • Memahami aplikasi internet seperti e-learning, e-government, e-commerce
  • Memahami bagaimana mengelola isi informasi dalam berbagai aplikasi media daring (online)

Sabtu, 03 November 2018

Manajemen Media 5: Manajemen Organisasi Stasiun Radio


Industri penyiaran radio telah ada selama lebih dari 80 tahun. Para pionir industri ini adalah beraawal dari para telegraf amatir yang menggunakan inovasi baru yang dimungkinkan oleh penemuan tabung vakum pertama untuk penguatan sinyal (tabung Audion, diciptakan oleh Lee De Forest pada tahun 1906). Organisasi perusahaan penyiaran pasca-Perang Dunia I yang pertama, yang dikenal sebagai Perusahaan Radio Amerika (RCA), menyediakan template yang masih menjadi salah satu media paling berpengaruh dalam masyarakat global.

Perusahaan Radio Pertama

Siaran radio komersial pertama - tergantung pada pemerintah untuk otorisasi untuk menggunakan gelombang udara, yang telah mengendalikan semua transmisi dua arah untuk mencegah musuh masa perang dari program pengintaian saat itu. Perusahaan Westinghouse, General Electric dan Western Electric menerima lisensi dari pemerintah Amerika untuk membangun pemancar dan penerima, dan AT & T mendapat izin untuk menyiarkan sinyal melalui gelombang udara. Ini membuka jalan bagi pemrograman berbasis komersial oleh para pendatang baru seperti National Broadcasting Company (NBC) dan Columbia Broadcasting System (CBS) pada tahun 1920-an. Konsep pengorganisasian stasiun radio dimulai pada titik ini.

Kerangka Organisasi Stasiun Radio

Struktur dasar stasiun radio mirip dengan model bisnis lainnya. Pemilik media radio berada di atas, apakah itu pemilik tunggal atau dewan direksi. Tanggung jawab mendelegasikan tenaga kerja dan operasi keuangan jatuh ke manajemen atas, yang didukung oleh staf administrasi. Ini akan menjadi manajer stasiun atau direktur program stasiun radio. Karyawan yang ditugasi dengan operasi sehari-hari dari bisnis itu sendiri adalah talenta yang ada di udara, staf penjualan dan resepsionis atau staf kantor depan lainnya. Staf tambahan di stasiun radio terdiri dari program khusus dan staf produksi, jika ada, dan insinyur yang menjaga operasi teknis stasiun.

Organisasi Nirlaba vs Nirlaba

Tujuan dari setiap stasiun radio, terlepas dari tujuan untuk mencari untung, yang lain adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan pendengar. Stasiun radio harus menyediakan apa yang diinginkan audiensnya, apakah itu berita, talk, musik klasik, atau program Top 40. Stasiun nirlaba bergantung pada pendapatan iklan untuk membiayai operasi mereka, selain dari promosi di dalam rumah seperti konser yang disponsori atau siaran langsung khusus jarak jauh. Ini membutuhkan upaya penjualan yang lebih besar dan lebih intensif dan staf untuk menanganinya. Stasiun nonprofit mengandalkan kontribusi pendengar, sponsor perusahaan, dan pendanaan dari lembaga pemerintah atau lembaga swasta. Jenis stasiun ini akan memiliki staf yang secara khusus berfokus pada penggalangan dana, penulisan hibah, dan komunikasi berbasis masyarakat untuk mempertahankan dukungan keuangan agar tetap mengudara.

Masalah Hukum untuk Stasiun Radio

Aspek perizinan mengharuskan semua stasiun radio untuk mengarahkan unsur-unsur staf untuk mempertahankan status hukum stasiun. Ini berlaku untuk kedua lisensi operasi, diawasi oleh Federal Communications Commission (FCC), dan lisensi konten. Konten mengacu pada musik yang dimasukkan stasiun pada daftar putar atau program lain yang dimiliki berdasarkan hak cipta, seperti program olahraga tersindikasi dan siaran musik khusus. Staf yang menangani aspek ini dapat menjadi tim hukum, seperti dalam kasus stasiun perusahaan besar, atau staf manajemen, seperti manajer stasiun.

Jam Siaran

Sebagian besar stasiun radio saat ini beroperasi 24 jam sehari. Operasi siang hari yang sebenarnya dimulai sekitar pukul 6 pagi dengan program "drive pagi", diikuti oleh pertunjukan pagi yang sering berjalan melalui jam tengah hari. Program sore umumnya berjalan dari jam 2 hingga 6 sore. (dikenal sebagai “drive sore”), ketika pemrograman dipecah menjadi format 6 hingga 10 atau format 6 hingga tengah malam. After-hours tidak diatur oleh FCC, dan ini umumnya ketika stasiun menawarkan program yang unik dan spesifik untuk audiens target mereka.




Stasiun radio memerlukan energi udara yang tinggi tetapi juga membutuhkan karyawan di belakang layar untuk membawa musik, berita, dan obrolan pendengar. Struktur perusahaan dari sebuah stasiun radio, apakah itu komersial atau nirlaba, termasuk manajer, wiraniaga dan staf teknis yang upaya gabungannya menjaga stasiun di udara dan secara fiskal layak.

Manajemen dan Administrasi
Manajer umum mengawasi seluruh stasiun. Tugasnya termasuk mempekerjakan dan memecat manajer, mengelola anggaran dan menyetujui serta melaksanakan rencana strategis. Manajemen didukung oleh pekerja administrasi, termasuk para profesional sumber daya manusia yang menangani pembayaran gaji dan tunjangan; akuntan atau pengawas keuangan yang mengawasi keuangan, termasuk kepatuhan pajak; seorang manajer kantor yang mengarahkan kantor sehari-hari; dan asisten administrasi yang membantu pekerjaan administrasi.
Pemrograman
Direktur program membuat keputusan tentang apa yang didengar pendengar di udara. Dia dapat mempengaruhi format stasiun, dan dia mengawasi semua departemen yang bertanggung jawab untuk memproduksi konten radio. Jika stasiun menawarkan berita, departemen itu akan dijalankan oleh direktur berita, yang mengawasi dan mengedit pekerjaan reporter, jangkar dan produsen. Jika stasiun menawarkan musik, mungkin ada direktur musik yang memutuskan artis rekaman mana yang ditampilkan di stasiun. Penyiar, atau "DJ" menawarkan olok-olok, mengumumkan rekaman dan membaca materi promosi di udara. Stasiun radio juga akan memiliki kehadiran online yang membutuhkan produser web dan media sosial.
Penjualan dan pemasaran
Mereka jingle radio yang menarik yang membantu membayar personil stasiun dan pemrograman di udara karena penjual keluar ke komunitas bisnis dan meyakinkan pembeli media untuk beriklan. Seorang manajer mengawasi staf penjualan dan dapat memutuskan prospek mana yang akan didekati. Di bawah bimbingan manajer, tenaga penjual melakukan kerja keras untuk membangun kontak dan membuat paket iklan yang akan menarik bagi pemilik bisnis. Departemen pemasaran memastikan stasiun radio dipublikasikan dengan baik; tugasnya termasuk memulai acara komunitas dan kemitraan.
Teknis
Chief engineer mengawasi elemen teknis dari siaran tersebut. Ini melibatkan perawatan pemancar dan pemecahan masalah, serta mengelola semua peralatan, seperti papan suara, mikrofon, dan peralatan perekam. Tergantung pada ukuran stasiun radio, chief engineer dapat mengawasi tim teknisi yang membantu dalam proses ini. Staf teknis termasuk operator papan, atau ops papan, yang mengelola tingkat suara siaran langsung, pita petunjuk dan memantau lamanya jeda siaran sehingga penyiar meninggalkan waktu untuk iklan.

Kamis, 01 November 2018

Siaran Pers: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

Kebijakan Sawit Nasional Dorong Tujuan Pembangunan Keberlanjutan 2015-2030

Bali, 1 November 2018 

Kinerja sektor kelapa sawit yang terus membaik akan terus dibina secara strategis oleh Pemerintah, agar menciptakan daya tawar dalam jangka panjang, baik di pasar nasional maupun global dengan mengoptimalkan program kelapa sawit berkelanjutan.

“Kelapa sawit menjadi sangat penting bagi pemerintah karena mampu menghasilkan devisa, mengembangkan komoditas dengan keunggulan komparatif, dan berkontribusi positif terhadap pendidikan dan kesehatan, sehingga sektor ini memiliki peran penting dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memberikan Special Address pada 14th Indonesian Palm Oil Conference and 2019 Price Outlook, Kamis (1/11), di Bali International Convention Center (BICC). 

Peningkatan kinerja sektor kelapa sawit sendiri terlihat sejak tahun 2014. Sesuai data Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), elastisitas produksi kelapa sawit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 2,46%. Artinya, setiap kenaikan 1% produksi kelapa sawit baik secara langsung dan tidak langsung akan mampu memberikan efek multiplier ke sektor terkait dan meningkatkan 2,46% dari total pendapatan nasional. Adapun, sektor ini juga mencatat kinerja terbaik melalui peningkatan ekspor tahun 2017 yang mencapai 25,73% menjadi Rp 307 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. 

Darmin menegaskan sektor ini terus didorong agar sejalan dengan prinsip berkelanjutan dan berkontribusi dalam pencapaian SDGs 2015-2030 yang digunakan sebagai panduan bagi negara maju dan berkembang dalam mengimplementasikan ekonomi berkelanjutan. 

Sejak tahun 2011, pemerintah juga telah mendorong industri sawit agar mengedepankan prinsip berkelanjutan melalui sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan, yang lebih dikenal dengan istilah Indonesian Suistanable Palm Oil (ISPO). Tujuannya untuk memperkenalkan pengelolaan yang lestari pada industri kelapa sawit, sehingga dapat menjaga manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara jangka panjang.

Saat ini, pemerintah sedang mempertimbangkan penguatan ISPO dengan meningkatkan adopsi nilai-nilai SDGs 2015-2030 di dalam prinsip dan kriteria ISPO. Adapun, prinsip dan kriteria ISPO yang saat ini dimiliki telah sejalan dengan 12 dari 17 tujuan dari SDGs 2015-2030, khususnya pertumbuhan inklusif dan pengentasan kemiskinan. Masih banyak ruang untuk meningkatkan adopsi nilai-nilai SDGs 2015-2030 ke dalam prinsip dan indikator ISPO kedepan. 
“Yang saya tekankan, keberlanjutan menjadi kata kunci yang harus dilaksanakan pada pengembangan sektor kelapa sawit” tegas Darmin. 

Beberapa fokus yang sedang dikembangkan untuk memperkuat ISPO, antara lain (i) meningkatkan hirarki aturan atas kebijakan ini dari peraturan menteri menjadi peraturan presiden; (ii) mengikutsertakan para pemangku kepentingan untuk berkontribusi dalam peningkatan proses transparansi, kredibilitas, dan kepemilikan; (iii) mengenalkan keseimbangan peran dan fungsi antara pemerintah, pihak swasta, dan komunitas dalam implementasi ISPO; serta (iv) mengoptimalkan prinsip dan kriteria ISPO sebagai alat untuk menguji kepatuhan terkait prinsip keberlanjutan. 

Turut hadir dalam acara ini Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Ketua GAPKI Joko Supriyono, Pengamat bidang pertanian Bayu Krisnamurthi, dan stakeholder sektor kelapa sawit nasional dari 30 negara. 

Optimalkan Kebijakan Kelapa Sawit Berdaya Saing dan Pro-Masyarakat

Sektor kelapa sawit menghadapi penurunan harga crude palm oil (CPO) sebesar 24% dari USD 636 per ton menjadi USD 485 per ton hingga akhir Oktober 2018. Pemerintah telah menyiapkan dua arah kebijakan sektor kelapa sawit untuk menjaga daya saing di pasar global. 

Dua arah kebijakan tersebut adalah : (i) sisi penawaran, meliputi moratorium kelapa sawit, penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan (PPTKH), Kebijakan Satu Peta, penguatan ISPO, dan penyesuaian pungutan ekspor; serta (ii) sisi permintaan, meliputi optimalisasi B20 dan kebijakan hilirisasi produk kelapa sawit.   
Selain itu, pemerintah juga membuka kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang telah  diimplementasikan sejak 13 Oktober 2018. Program ini dioptimalkan mengingat posisi petani kelapa sawit yang menjadi elemen penting dari keberlanjutan sektor kelapa sawit. 

Untuk meningkatkan kinerja PSR, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) akan menyederhanakan penyediaan dana PSR, dan meningkatkan target pencapaian lahan PSR dari 14.000 hektare menjadi 50.000 hektare hingga akhir November 2018. Saat ini program PSR telah dilakukan di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Riau, serta akan terus diimplementasikan di seluruh Indonesia. 

Tidak hanya itu, pemerintah juga sedang mengkaji sistem pungutan ekspor guna meningkatkan hilirisasi produk kelapa sawit. Adapun untuk mengatasi kampanye hitam di pasar global, pemerintah  membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) bersama Malaysia untuk menjaga daya saing secara kolektif di pasar global dan menyelesaikan kendala perdagangan di beberapa negara destinasi ekspor, seperti India, Pakistan, Cina, Eropa, dan Afrika. (ekon)

*
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Hermin Esti Setyowati

email: humas@ekon.go.id 
twitter dan instagram: @perekonomianRI 
website: www.ekon.go.id