Cari Blog Ini

Senin, 23 November 2020

Perkembangan ICT 10: Internet Sebagai Media Bauran Komunikasi

 



Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan.Jaringan ini tersedia terus-menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah, antarindividu atau komputer. 1 Saat ini, internet tidak hanya bisa diakses melalui komputer, namun juga bisa diakses oleh perangkat telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan HP.

Melalui internet pengguna dapat menjelajah ke belahan dunia manapun yang belum pernah mereka kunjungi, dan mempelajari berbagai hal yang bahkan belum pernah terfikir sebelumnya.Internet menyuguhkan berbagai kemudahan bagi para pengguna, seperti diperolehnya berbagai wawasan dan pengetahuan dari berbagai literatur, memperluas ruang usaha dan ruang komunikasi antar pengguna melalui dunia maya, dan sebagai media hiburan bagi banyak kalangan.

Internet dapat diakses dimana saja, dan kapan saja, sehingga pengguna dapat selalu meng-update infomasi yang mereka kehendaki, tanpa batasan ruang dan waktu dengan kecepatan akses yang tinggi. Sesungguhnya beberapa bentuk penggunaan internet dikategorikan sebagai media massa. Wright 2 menyebutkan bahwa dalam komunikasi massa khalayak relatif besar, heterogen, dan anonim bagi sumber. Pengalaman bersifat publik dan cepat.Sumber bekerja lewat suatu organisasi yang rumit alih-alih dalam isolasi, dan pesan mungkin mewakili usaha banyak orang yang berbeda.

Nurudin3 merangkum fungsi komunikasi massa antara lain: informasi, hiburan, persuasi, transmisi budaya, mendorong kohesi sosial, pengawasan, korelasi, pewarisan sosial. Menurut Charles R4 . Wright, selain fungsi, media massa juga mempunyai disfungsi, seperti disfungsi dari fungsi pengawasan; di masyarakat mengancam stabilitas, misalnya berita-berita yang menimbulkan kepanikan.

Bagi individu: privatisasi, apatis. Bagi sub kelompok tertentu (misalnya kelompok politik), mengancam kekuasaan, propaganda, bagi kebudayaan memungkinkan invasi kebudayaan. Prinsip kemajuan teknologi dimana yang mengikuti perkembangan akan mampu bertahan dan yang tidak akan tergilas. Bisa dilihat dari maraknya pusat ritel beberapa surat kabar yang mulai menurun khususnya untuk korankoran lokal membuat dampak dari penggunaan internet niscaya adanya.

Masyarakat dituntut harus mampu berkolaborasi dengan teknologi untuk kepentigan masyarakat itu sendiri.Hal ini terjadi karena kelebihan jaringan komunikasi internet ini adalah kecepatan mengirim dan memperoleh informasi, dan sekaligus sebagai penyedia data yang shopisticated.

Menurut Avery dan McCain dalam Human Communication bahwa setiap aspek dalam komunikasi massa adalah bermedia, dan interaksi bermedia berbeda dengan interaksi personal. Sedangkan menurut Wright, dalam komunikasi massa, khalayak relatif besar, heterogen, dan anonim bagi sumber...(L. Tubbs, 2001: 198- 199).

Menurut Nurudin, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Jay Black dan Frederick C. Whitney dalam Nurudin menyebutkan komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesanpesan diproduksi secara massal/ tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen (2004: 2 dan 11). Definisi yang lebih sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980: 10) ” Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Gerbner (1967) mendefinisikan komunikasi massa dengan memperincikan karakteristiknya: ” Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri” (Rakhmat, 1999: 188).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media (cetak dan elektronik) dimana khalayak relatif besar, tersebar, heterogen, dan anonim. Menurut Jay Black dan Frederick. C. Whitney (1988), fungsi komunikasi massa antara lain:

1. To inform (menginformasikan)

2. To entertain (memberi hiburan)

3. To persuade (membujuk)

4. Transmision of the culture (transmisi budaya)

Menurut Harold D Lasswell fungsi komunikasi massa adalah:

1. Surveilance of the onvironment (fungsi pengawasan)

2. Correlation of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi)

3. Transmission of the social hetigate from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial)

Sama seperti pendapat Lassswel, Charles Robert Wright (1988) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2004: 62-63).

Ahli komunikasi lainnya, Weiss menyebutkan dua fungsi media massa (aliran bifungsional). Media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi atau hiburan dan informasi menurut Wilbur Schramm. Yang lain menyebutkan empat fungsi media massa dalam memenuhi kebutuhan, antara lain: surveillance (pengawasan lingkungan), corelation (hubungan sosial), hiburan dan transmisi kultural seperti dirumuskan oleh Harold Lasswell dan Charles Wright (Rakhman, 1999: 208). Karakteristik media massa, ialah:

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang terjadi dialog antara pengirim dan penerima.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima siapa saja dan dimana saja (Cangara, 2000: 134-135).

Bentuk-Bentuk Media Massa:

a. Televisi

b. Radio

c. Surat Kabar

d. Majalah

e. Film

f. Buku

g. Piringan Hitam, Kaset, Compact Disk

h. Internet

Menurut Nurudin (2000: 183), khalayak aktif memilih media karena adanya perbedaan tingkat pemanfaatan media. Ada dua faktor yang menentukan pemanfaatan media, antara lain:

1. Faktor eksternal. Faktor eksternal memegang peranan penting dalam menentukan pemanfaatan media, contohnya kesempatan membaca surat kabar hanya ada bila ada agen surat kabar.

2. Faktor internal - Motif kognitif (berhubungan dengan pengetahuan) - Motif afektif (berhubungan dengan ’perasaan’) (Rakhman, 1999: 208).

Sedangkan menurut Nurudin, pemanfaatan media berdasarkan:

1. Kebutuhan kognitif, adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan.

2. Kebutuhan afektif, adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, adalah menyenangkan, dan emosional.

3. Kebutuhan pribadi secara integratif, adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual.

4. Kebutuhan sosial secara integratif, adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.

5. Kebutuhan pelepasan, adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman (2000: 183-184).

 

Uses dan Gratification Theory

Asumsi mendasar teori uses and gratificationadalah studi tentang bagaimana media mempengaruhi orang harus memperhitungkan fakta bahwa orang sengaja menggunakan media untuk tujuan tertentu. Sebelum para ahli komunikasi berpikirbahwa audiens adalah target pasif yang menunggu untuk terkena peluru ajaib (mediapesan) yang akan mempengaruhi semua orang dengan cara yang sama. Namun tidak demikian mereka memutuskan media mana yang ingin mereka gunakandan apa efek yang mereka inginkan dari media.

Dalam sejarah teori media,uses and gratification dikenal dengan pergeseran yang disengajajauh dari anggapan bahwa pesan media yang kuat memiliki efek seragamkhalayak yang besar (penerima pasif). Sebaliknya, teorinya lebih menekankan pada pribadipilihan media yang dibuat konsumen untuk memenuhi berbagai keperluan pada waktu yang berbeda.Salah satu konsep inti teori ini adalah bahwa pesan media yang sama tidak mesti mempengaruhi semua orang dengan cara yang sama. Itu karena pemirsa mediaterdiri dari orang-orang yang tidak identik satu sama lain. Dalam hal efek media,perbedaan itu penting.

Alan Rubin (1961) salah satu sarjana komunikasi membuat tipologi penggunaan media dan kepuasan. Rubin mengklaim itutipologi delapan dapatsebagian besar penjelasan mengapa mereka menonton televisi.

(1) Melewati waktu,

(2) persahabatan,

(3) melarikan diri

(4) kenikmatan (pengalaman yang menyenangkan),

(5) Interaksi sosial,

(6) relaksasi,

(7) informasi,

(8) kegembiraan.

6 Dalam bentuknya yang paling kompleks, teori memprediksi itukepuasan konsumsi media dipengaruhioleh budaya, lembaga sosial, peluang media,keadaan, sifat pribadi, kebutuhan, kepercayaan, dannilainilai. Pada gilirannya, keyakinan seseorang tentang apa yang bisa dilakukan mediamenyediakan dipengaruhi oleh kepuasan satupengalaman dengan menggunakan media tersebut.

Media Online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (baca-komputer dan internet). Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radonline, TV-online, pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-masing.

Media online berupa situs berita bisa diklasifikasikan menjadi lima kategori:
- situs berita berupa "edisi online" dari media cetak surat kabar atau majalah.
- situs berita berupa "edisi online" media penyiaran radio.
- situs berita berupa "edisi online" media penyiaran televisi.
- situs berita online" murni yang tidak terkait dengan media cetak atau elektronik.
- situs "indeks berita" yang hanya memuat link-link berita dari situs berita lain.

Dari sisi pemilik atau publisher, jenis-jenis website dapat digolongkan menjadi lima jenis:
- News organisation website: situs lembaga pers atau penyiaran
- Commercial organization website: situs lembaga bisnis atau perusahaan
- Website pemerintahan
- Website kelompok kepentingan (interest group)
- Personal website (blog)

Kredibilitas media online

Media online diragukan dari sisi kredibilitas mengingat orang yang tidak memiliki keterampilan menulis (jurnalistik) yang memadai pun bisa mempublikasikan informasinya. Kredibilitas tinggi umumnya dimiliki media online yang dikelola oleh lembaga pers yang juga menerbitkan edisi cetak atau elektronik.

Pesatnya pertumbuhan internet di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap pengguna media. Indonesia mendapat rangking ketiga seasia tenggara sebagai pengguna internet terbanyak setelah China dan India. Prospek ini mempengaruhi maraknya pertumbuhan media online. Bahkan menurut data penelitian AJI sendiri media online sendiri naik 26 % menjadi 30 % dibandingkan tahun lalu, setelahnya baru media televisi, cetak dan radio menjadi topik diskusi menarik.

(M.Romli, Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung. Penerbit Nuansa Cendekia).

Secara teknis atau ‘fisik’, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia, yakni memadukan antara komputer dan internet. Yang termasuk dalam kategori media online di antaranya portal, website (situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter), radio online, TV Online dan E-mail (Romli: 2012).

Secara umum dan masyhur di kalangan masyarakat, media online merupakan bentuk baru atau wajah baru jurnalistik dalam era media baru. Utamanya ialah website berita (news online media).

Asep Syamsul Romli mengklasifikasikan jenis-jenis media online menjadi lima kategori:

Situs berita berupa edisi online dari media cetak surat kabar atau majalah, seperti republika online, kompas.com, tribunnews.com dan pikiran-rakyat.com.

Situs berita berupa edisi online media penyiaran radio, seperti Radio Australia (radioaustralia.net.au) dan radio Nedderland (rnw.nl).

Situs berita berupa edisi online media penyiaran televisi, seperti metrotvnews.com dan liputan6.com.

Situs berita online murni yang tidak terkait dengan media cetak atau elektronik, seperti antaranews.com, islampos.com detik.com dan viva.co.id.

Situs indeks berita yang hanya memuat link-link berita dari situs berita lain, seperti Yahoo! News, Google News, NewsNow, Chelseanews.com dan lain sebagainya.

Dari sisi pemilik (owner) atau publisher, jenis website dapat digolongkan menjadi enam, yaitu:

News Organization Website: situs lembaga pers atau penyiaran, seperti edisi online surat kabar, televisi, agen berita, dan radio.

Commercial Organization Website: situs lembaga bisnis atau perusahaan, seperti bisnis online atau toko-toko online (online store).

Website Pemerintah: di Indonesia ditandai dengan domain [dot] go.id seperti kemenag.go.id untuk website Kementerian Agama RI dan dpr.go.id untuk website DPR RI.

Website Organisasi Non-Profit: seperti lembaga amal atau grup komunitas.

Website Kelompok kepentingan (Interest Group), termasuk website ormas, parpol dan LSM.

Website Blog (Blog) atau Personal Website.

 

Daftar Pustaka:

5 1 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, (Jakarta, Kencana: 2008),

8 2 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2001),

199 3 Nurudin, Komunikasi Massa, ( Cespur, Yogyakarta: 2004), 64-83 4 Nurudin,

78 5 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, Remaja Geafindo Persada: 2015),

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar