Cari Blog Ini

Rabu, 09 Desember 2020

Jurnalistik Online 12 Wartawan dan Peliputan Online










Pengertian Wartawan

wartawan/war·ta·wan/ n orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis;

-- amplop cak wartawan yang suka menerima uang atas berita yang dimuatnya;
-- cetak wartawan pencari berita untuk media cetak: puluhan -- cetak meliput kegiatan di Kejaksaan Agung;
-- foto wartawan pencari berita dengan menggunakan kamera;
-- lepas wartawan yang tidak menjadi staf tetap salah satu surat kabar, tetapi hanya menyumbangkan tulisan mewakili beberapa penerbitan pers;

kewartawanan/ke·war·ta·wan·an/ n yang berhubungan dengan wartawan



Menurut Wikipedia, Wartawan atau jurnalis atau pewarta adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimua di media massa secara teratur.



Pengertian wartawan lainnya adalah orang yang bekerja mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan menyajikan secepatnya kepada masyarakat luas melalui media massa, baik media cetak ataupun elektronik. Yang mana disebut wartawan adalah meliputi reporter, editor, juru kamera berita, juru foto berita, redaktur dan editor audio visual.



UU No. 40 Tahun 1999: Wartawan adalah orang yang teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (Pasal 1 ayat 4)



Tugas Wartawan

Dalam buku Blur: How to Knoe What’s True in The Age of Information Overload, karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, tugas dari seorang wartawan adalah sebagai berikut:

1. Authenticator

Adalah masyarakat membutuhkan wartawan yang dapat memeriksa keauntentikan suatu berita atau informasi.

2. Sense Maker

Adalah wartawan dapat menerangkan apakah informasi masuk akal atau tidak.

3. Investigator

Adalah wartawan harus terus mengawasi kekuasan dan membongkar kejahatan

4. Withness Bearer

Adalah harus meneliti dan memantau kejadian-kejadian tertentu dan dapat bekerja sama dengan reporter.

5. Empowerer

Adalah saling melakukan pemberdayaan antara wartawan dan warga untuk menghasilkan percakapan yang terus menerus pada keduanya.

6. Smart Aggregator

Seorang wartawan harus cerdas berbagi sumber berita yang dapat dihandalkan, laporan yang mencerahkan bukan hanya hasil karya wartawan itu sendiri.

7. Organizer

Yaitu organisasi berita, baik yang sudah lama atau baru.

8. Role Model

Yaitu tidak hanya berkarya dan menghasilkan karya, tetapi juga tingkah laku wartawan masuk dalam ranah publik harus dijadikan contoh.



Tugas seorang wartawan adalah melaporkan dan menulis tentang berbagai topik atau berita. Lalu mempublikasikannya ke media massa seperti televisi, surat kabar dan stasiun radio berita yang mana tugasnya adalah mengumpulkan berita.



Tujuan Wartawan

Tujuan dari seorang wartawan adalah untuk mendapatkan informasi, informasi yang bisa digali, bisa dirinci sebagai berikut:

· Untuk mendapatkan fakta atau bukti nyata

· Untuk mendapatkan fakta yang penting dari suatu wawancara, reporter wajib menemukan sumber yang kredibel dan dapat dipercaya dengan informasi yang akurat.

· Wartawan dapat saja mewancarai orang yang ditemuinya dijalan untuk meminta pendapatnya tentang kondisi atau masalah tertentu.



Kode Etik Jurnalistik

Seorang wartawan ketika menjalankan pekerjaan harus memegang kode etik jurnalistik. Yang tujuannya adalah supaya wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya yaitu mencari dan menyajikan informasi.


Berikut ini adalah Kode Etik Jurnalistik

1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk

2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik

3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah

4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul

5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan asusila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan

6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap

7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun kebenarannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.

8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kuli, agama, jenis kelamin dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani

9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentan kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar dan atau pemirsa

11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.



Jenis-Jenis Wartawan

Berikut adalah jenis-jenis wartawan, yaitu:

ü Wartawan Profesional

Wartawan profesional adalah wartawan yang menjadikan pekerjaan kewartawanan sebagai profesi sehari-hari. Atau dianggap itu adalah sebuah pekerjaan utama.

ü Wartawan Freelance

Wartawan freelance adalah wartawan yang tidak terikat pada satu surat kabar atau berita saja. Dia melakukan tiga kewartawanan. Sedangkan karyanya disalurkan ke berbagai media, dia tidak terikat pada satu penerbitan atau surat kabar.

ü Wartawan Kantor Berita

Wartawan kantor berita adalah wartawan dari satu kantor berita atau news pers agency. Wartawan ini bertugas mencari berita untuk suatu kantor berita, lalu berita di salurkan atau dijual ke berbagai lembaga penerbitan yang memerlukan.





Skill Khusus Wartawan Media Online

Jurnalisme online pun menjadi cara baru untuk bercerita, para wartawan di ajak untuk berfikir di luar kotak untuk menceritakan sesuatu. Hardnews biasanya bersifat singkat, padat dan memiliki jangka waktu. Namun dengan adanya jurnalisme online ini dapat memuat berita berita yang serius dan penting: tidak singkat, jelas, dan dapat terus di update dengan mudah perkembangan salah satu topic tersebut.

Sekarang ini media massa online banyak diminati oleh masyarakat, berita yang ditulis di sebuah media massa online pun tetap ditulis oleh seorang wartawan. Namun apakah tugas yang dipegang oleh wartawan media cetak dan wartawan media online sama?

Masyarakat awam pasti memiliki presepsi tersendiri terhadap profesi seseorang sebagai wartawan. Menurut mereka wartawan adalah seseorang yang melakukan liputan dan melaporkan hasilnya. Memang hal tersebut tidak salah.

Tugas pokok seorang wartawan memang mengumpulan data, menulis, dan menyampaikannya kepada publik. Ketika masuk ke masalah cara mengemas berita, masing masing media akan berbeda-beda. Seperti media cetak, laporannya dipublikasikan menggunakan kertas, radio melalui suara, dan televisi melalui visualisasi video. Di Amerika jauh sebelum indonesia mengenal dunia internet sudah mengembangkan new media. Diantaranya media massa online.

Sekarang di Indonesia media massa online sudah semakin berkembang, sudah banyak portal portal berita online seperti Kompas.com, dan Detik.com. Malah hampir setiap media massa cetak ataupun televisi sekarang memiliki media massa online pula untuk mengembangkan bisnisnya.

Namun berbeda media massa tradisional dengan media massa online ini. Ada kekhususan yang dimiliki oleh media massa online ini. Contohnya ruang publikasi. Halaman media online tidak terbatas seperti media cetak, apalagi televisi atau radio. Karena media online memiliki space yang luas untuk pemberitaannya maka sekarang banyak rubik rubik yang di buat oleh media online untuk menyalurkan berita berita yang lebih spesifik. Tulisan dan ulasan yang dilakukan oleh wartawan dapat sangat dalam dan sangat panjang sesuai apa yang di kehendaki wartawan tersebut.

Sangat menarik jika bekerja di media massa online. Definisi sebagai seorang wartawan atau Journalist tetap sama. Namun dalam cara berkerjanya yang berbeda dengan wartawan media tradisional. Media cetak memiliki rentang waktu deadline yang cukup lama. Misalnya jika kita melakukan liputan di pagi hari, kita bisa mengirimkan beritanya pada saat sore hari.

Sementara jika kita bekerja sebagai wartawan media online, kita dituntut untuk membuat laporan secepat yang kita bisa atau secepat kemauan redaksi. Sifat media jenis ini ialah mengejar kecepatan berita. Sehingga harapannya pembaca dapat mengetahui suatu kejadian secara up to date saat itu juga. Dalam hitungan menit masyarakat sudah dapat mengetahui kejadian yang berlangsung di suatu tempat yang jauh.

Karena sifatnya demikian, wartawan online selalu dituntut untuk ekstra cepat dalam membuat sudut pandang dari sebuah peristiwa yang baru saja diliputnya. jauh lebih cepat dari wartawan media cetak. Di sinilah sulitnya menjadi wartawan media online. Jika kita tidak melakukannya dengan teliti sering kali terjadi kesalah pahaman dengan apa yang terjadi. Karena menuntut kecepatan seringkali berita yang dilaporkan belum diselidiki secara mendalam, sehingga sering terjadi kesalahpahaman.

Media online yang menganggap bahwa kecepatan memuat laporanlah sebagai kekuatan satu-satunya, memiliki strategi untuk mempersingkat waktu. Wartawan di lapangan memang tidak diharuskan untuk membuat berita. Tugas wartawan di lapangan adalah mengumpulkan data-data metah dan dilaporkan kepada redaksi. Contoh data mentah iyalah kutipan-kutipan narasumber, keadaan di lapangan. Setiap redaksi sudah memiliki tim penulis sendiri yang bertugas menyusun data-data mentah yang diberikan oleh wartawan di lapangan. Dengan demikian waktu dalam pempublikasian dapat dipangkas.

Wartawan Media Online Harus Serba bisa. Jurnalis Online tidak hanya dituntut bisa menulis berita dengan baik, cepat, dan ringkas, tapi juga mesti mampu menguasai banyak hal terkait multimedia sehingga menjadi “adaptable journalist” (wartawan yang mampu beradaptasi dengan aneka media).

Sekarang pun para pembaca mungkin sudah mulai bosan dengan cara penulisan yang biasa-biasa saja. Kecepatan memanglah senjata utama bagi media online. Namun, terkadang berita yang disajikan menjadi kurang mendalam atau keakuratan isi berita seringkali dipertanyakan. Banyak pula media media online yang menggunakan strategi “click bait”.Strategi ini merupakan cara cepat mendapatkan jumlah klik pada website atau artikel mereka dengan menggunakan gambar atau judul artikel yang bisa dibilang hiperbola. Strategi ini sudah menjadi makanan sehari hari para pengejar visitor ataupun pembaca.

Tetapi sekarang beberapa media online besar seperti CNNindonesia.com, kompas.com, the Jakarta post mulai mengembakan “Long Form Journalism”. Dimana dalam longform journalism ini wartawan lebih dibutuhkan skill dalam mengoprasikan atau menggunakan segala macam media yang ada. Dalam longform journalism ini pun media di tuntut untuk menyajikan juga visual yang interaktif seperti video, gambar, chart, bahkan infografis yang dapat mempermudah pembaca.

Skill utama wartawan media online setelah bisa menulis adalah menguasai internet dan karakteristik media online. Serbabisa merupakan salah satu prinsip jurnalistik online yang terangkum dalam BASIC (Brevity, Adaptability, Scannable, Interactivity, Community) sebagaimana dikemukakan Paul Bradshaw (Senior Lecturer, Online Journalism, Magazines and New Media, School of Media, Birmingham City University, UK (mediacourses.com) seperti yang dipublikasikan di Online Journalism Blog.

Ketika membahas prinsip “adaptability”, Bradshaw mengemukakan, adaptability (penyesuaian) adalah keterampilan kunci (key skills) wartawan di era new media. Era jurnalis hanya menulis naskah (teks) atau hanya merekam video dan audio, telah berlalu. Saat ini, suratkabar, majalah, TV, dan radio pun juga versi online (website). Karenanya, kontennya pun disesuaikan dengan karakter konten media online, yakni:

(Hyper) Text Audio Video Still images Audio slideshows Animation Flash interactivity Database-driven elements Blogs (dalam hal ini: daftar artikel/berita/informasi tekstual). Microblogging/Text/email alerts (Twitter) Community elements – forums, wikis, social networking, polls, surveys Live chats Mapping Mashups (aplikasi web).

“Jurnalis online mesti cerdas memilih format yang paling pas untuk melaporkan berita: teks, video, audio, map, atau gabungan,” kata Bradshaw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar