Cari Blog Ini

Rabu, 16 Oktober 2019

TPPN 4: MENGIDENTIFIKASI FAKTA DALAM PERISTIWA



Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca dengan pemahaman. Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal (luar biasa), atau kontroversial (perdebatan) yang berkembang di masyarakat.

Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. Tajuk rencana mempunyai sifat: 1.      Krusial (genting/gawat) dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
2.      Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3.      Anonim (tanpa identitas/tanpa mencantumkan nama penulis) Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi, proses sebelum penulisan tajuk rencana terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.

Ada 2 jenis tajuk rencana berdasarkan golongan/sifat:
Tajuk rencana golongan pers menengah ke atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas memiliki ciri-cirinya:
a.      Hati-hati (tidak menyebut nama orang yang sedang diberitakan)
b.      Normatif (menurut aturan yang berlaku)
c.       Cenderung konservatif (bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu, tradisi)
d.      Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologi.

Tajuk rencana dari golongan pers tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya.
Ciri-cirinya:
a.      Lebih berani (langsung menyebut nama orang yang diberitakan)
b.      Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua kalangan)
c.       Progresif (bersifat memberi perubahan/ kemajuan)
d.      Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Ciri-ciri fakta:
1.        Benar-benar terjadi;
2.        Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas;
3.        Diperkuat dengan angka-angka.

Jenis fakta
a.      Fakta umum, adalah kebenaran yang berlaku sepanjang zaman dari dulu sampai sekarang. Atau informasi yang berisi fakta yang masih umum, belum teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan sebagainya.
Contoh:
1)      Matahari terbit di sebelah Timur.
2)      Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
3)      Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan kakak sedang menjemputnya.
4)      Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir jalan terkena razia.
b.      Fakta khusus (spesifik), adalah kebenaran yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Atau Informasi yang berisi kejadian/peristiwa lalu dijelaskan secara terperinci dan detail.
Contoh:
1)        Pak Yayan makan bakso.
2)        Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan kakak sedang menjemputnya di Bandara Juanda Surabaya kemarin siang.
3)         Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Diponegoro dan warung pinggiran terkena razia kemarin pagi.

Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa pendapat. Kalimat yang mengungkapkan pendapat penulis biasanya ada kata, menurut saya, sepertinya, bagus sekali, sangat (bagus), dan sejenisnya, maka kalimat tersebut berupa kalimat opini. Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum.
Ciri-ciri opini:
1.      Belum terjadi (baru rencana);
2.      Berupa pendapat;
3.      Bersifat  subjektif;
4.      Keterangannya belum jelas.

Jenis opini
1.      Opini perorangan (subjektif) : pendapat berdasarkan pandangan pribadi/orang-orang tertentu saja. Contoh:
·         Menurut para ahli, pada tahun 2020 penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa.
·         Menurut saya, pakaian yang dikenakan pria itu sepertinya bagus sekali. ·         Sepertinya jalanan ini akan banjir. 2.      Opini umum (objektif) : pendapat berdasarkan pandangan (orang banyak/ khalayak umum).
Contoh:
·         Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri.
·         Terjadinya tsunami pada tahun 2004 di daerah Aceh menewaskan banyak korban.
·         Dengan giat belajar dan tekun, akan menjadikan kita semakin pandai.

Banyaknya
informasi  yang hadir di berbagai media bikin kita kebanjiran informasi. Tapi, lo patut berhati-hati nih bro. Pasalnya, nggak semua informasi yang hadir itu benar 100% dan malah merupakan hoaks nggak jelas. Nah, ada baiknya nih lo perlu waspada dan bisa memilah mana informasi yang benar dan palsu.
Ini dia cara membedakan berita hoax  dengan berita  yang benar
1. Nama dan situs media nggak jelas
Sebelum konsumsi berita, lo patut nih perhatikan nama dan situs media yang menyebarkan beritanya itu. Kalau nama dan situs media nggak jelas, contohnya berdomain blog biasa atau nama media terkesan provokatif. Ada baiknya lo mengonsumsi berita  dari media-media yang memang sudah terpercaya dan kredibel bro
2. Judul umumnya provokatif
Pertama kali baca berita  pasti dari judulnya dulu kan. Nah, kalau memang judulnya sudah terkesan provokatif itu bisa jadi salah satu ciri berita hoaks. Contohnya nih, di judul sudah menuding kesalah satu pihak, menggunakan kata-kata kasar atau umpatan negatif
3. Cek n ricek dari Berbagai Sumber
Jangan mudah percaya dari satu sumber berita. Pastikan dulu kejelasan isi berita  tersebut dari beberapa sumber lain. Ini penting untuk bisa membedakan isi berita  yang lo baca hoax  atau tidak.
4. Cek foto dan video
Nggak cuma dari tulisannya aja sob yang perlu lo cek hoax  atau tidak. Foto dan video pun harus lo cek keasliannya. Jangan-jangan foto dan video itu sebenarnya bukan terkait kejadian sesuai berita, tapi ambil dari peristiwa lama atau beda konteks
5. Nama penulis
Berita yang benar itu harusnya ada nama penulis yang tercantum. Hal itu karena si penulis lah yang bertanggung jawab penuh soal isi beritanya. Kalau nggak ada patut diragukan nih, soalnya nggak ada pihak yang jadi penanggung jawab dari berita tersebut.
Intinya sih ya sob, lo perlu selalu hati-hati dalam mengonsumsi berita. Jangan asal percaya dan share gitu aja berita yang belum jelas kebenarannya. Pastikan juga lo baca berita sampai akhir ya, jangan cuma kemakan judul dan tulisan awalnya aja. Yuk lebih cermat dan cerdas dalam mengonsumsi atau menyebarkan berita!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar