Cari Blog Ini

Selasa, 31 Oktober 2017

Jurnalistik Online 3: Sejarah Jurnalistik Online




Jurnalisme merupakan suatu bentuk proses pencarian, pengolahan dan penyampaian berita kepada khalayak yang tentunya berjumlah massa pula. Produk pertama kegiatan dalam jurnalistik dikenal dalam bentuk newsheet yang menjadi media informasi di Roma, dikenal dengan nama Acta Diurna. 

Pada abad pertengahan jurnalisme berbentuk pengiriman laporan, tinjauan, perkabaran yang diedarkan melalui institusi dengan tujuan informatif. Proses pendanaan yang besar untuk pengumpulan berita diawali melalui format “kantor berita” yaitu organisasi yang menampung liputan jurnalistik internasional dan menjualnya pada berbagai koran dan majalah.

Kemunculan radio dan televisi pada abad 20 telah meluaskan segala komunikasi cetak dan elektronik dalam produk jurnalistik. Penemuan telegraf diikuti radio dan televisi menyempurnakan kecepatan aktifitas jurnalistik. Pada perkembangannya, istilah hard news yang terdapat pada jurnalisme yaitu mengandung pengertian bahwa peristiwa yang didapat memiliki nilai berita yang tinggi berkaitan dengan kebaruannya mengalami pergeseran.

Peristiwa yang memiliki nilai value bagi koran untuk diterbitkan besok menjadi basi karena berita tersebut telah disampaikan melalui radio bahkan televisi. Koran menyiasatinya dengan pemberitaan yang lebih mendalam baik dalam bentuk investigatif ataupun dalam bentuk indepth reporting. 

Dengan demikian mulai muncullah pernyataan mengenai jurnalisme konvensional yang ditujukan pada media semacam koran, selebaran dan juga newsletter, sedangkan media semacam radio serta televisi disebut sebagai media modern.

Akan tetapi seiring perkembangan zaman pula, panggilan media modern untuk televisi dan juga radio ini menjadi bergeser semenjak dimunculkannya media internet. Pada perkembangannya media internet ini juga dipakai dalam proses jurnalisme yang dikenal pula dengan sebutan jurnalisme online.

Sejarah Perkembangan Internet
Setelah ditemukannya media elektronik semacam radio dan televisi, ternyata penemuan ilmuwan akan media yang baru tidak berhenti di situ saja. Satu abad setelah Charles Babbage, ilmuwan Amerika, dalam mendesain mesin analitisnya mulai dikembangkan gagasannya. Pada tahun 1944 dipikirkan sebuah komputer digital elektronik skala besar yang didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II (Fidler, 2003 : 148).

Seiring dengan dikembangkannya media komputer maka ditemukan pula salah satu media komunikasi yang pada awalnya difokuskan pada domain pribadi bagi periset dan juga ilmuwan Amerika. Net ini sebenarnya adalah jaringan longgar ribuan jaringan komputer yang saling terhubung. Net dalam hal ini tidak ada badan pemerintah atau komersial yang memiliki Net ataupun secara langsung memperoleh keuntungan dari operasinya. Jaringan ini tidak memiliki presiden, CEO ataupun kantor pusat.

Sepanjang tahun 1980an diam-diam internet tersebar ke sebagian lembaga akademik dan pusat riset di Amerika Serikat serta banyak lokasi di seluruh dunia. Menjelang tahun 1995 sekitar 30 juta orang dalam lebih dari 100 negara telah memperoleh akses melalui komputer kepada layanan berita, perpustakaan, jurnal ilmiah dan akademik, papan buletin dan data base, serta pada satu sama lain melalui lebih dari tiga juta situs hubungan internet (Fidler, 2003 : 153).

Perpaduan antara internet dengan jurnalisme dimulai dengan ditetapkan oleh standar World Wide Web (WWW). Awalnya situs berita sekedar mengadopsi tempat ini untuk hal yang bernuansa cyberspace. Dalam hal ini hanya mencoba untuk memproduksi kisah-kisah dengan menerapkan kapabilitas internet.

Jurnalisme online ini sendiri diterapkan di Indonesia melalui prosedur yang ideal dalam media online yaitu oleh detik.com pada tanggal 9 Juli 1998. Sejak itu pula banyak bermunculan media-media baru dalam dunia maya ini terutama dalam penerapannya sebagai media penyampai jurnalisme online.

Jurnalisme online telah memicu trend alternated serta mengklaim bahwa jurnalisme online telah mengubah segala aktifitas jurnalistik dan kegiatan lama profesi jurnalisme. Sejak itu jurnalisme online maju secara dramatis serta hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam berbagai bentuk.

Baik jurnalisme konvensional maupun jurnalisme online memiliki beberapa persamaan.
Diantaranya adalah
memiliki empat (4) peranan yang utama diantaranya adalah sebagai media massa yang memiliki

fungsi edukatif yaitu memuat tulisan yang mengandung ataupun memuat sisi pengetahuan sehingga menerapkan aspek pendidikan juga di dalamnya,

informatif yaitu menyampaikan kepada khalayak segala sesuatu peristiwa yang terjadi mulai dari kronologis kejadian dan sebagainya,

entertain yaitu isi tulisan tidak selalu harus berat karena di sini tidak jarang ditampilkan tulisan yang sifatnya karikatur cerita lucu dsb.

Peran utama yang terakhir adalah persuasif yaitu dapat mempengaruhi terutama keputusan yang diambil dalam masyarakat terutama dalam posisinya sebagai media edukasi.
Jurnalisme online tetap membutuhkan reporter terutama dalam menggali dan mendapatkan informasi. Tentunya dengan adanya reporter ini digunakan dalam proses wawancara dengan narasumber. Dengan demikian tentunya kaidah jurnalistik semisal menyampaikan segala sesuatu berdasar fakta juga tetap menjadi faktor yang utama.

Adapun mekanisme yang paling sering didengar dalam jurnalisme konvensional adalah pengaturan penulisan dengan metode piramida terbalik. Dalam hal ini baik jurnalisme konvensional maupun jurnalisme on line sama-sama menerapkannya agar dapat meringkas berita tersebut dalam pembahasan dari yang paling inti hingga sampai pada pemotongan berita yang tidak terlalu penting.

 Perbedaan
Jurnalisme Konvensional
-           Media yang digunakan cetak (koran)
-          Tampilan pasif, proses lay out yang konvensional, tidak banyak ragam
-          Prosedur naskah disahkan oleh redaksi terlebih dahulu sebelum dimuat
-          Editing tidak bisa dilakukan apabila berita telah dicetak dan diedarkan
-          Teknik penulisan ditulis selengkap mungkin bahkan diharuskan untuk cover both side
-          Jadwal penerbitan dalam bentuk harian, mingguan ataupun bulanan
-          Orang yang me-lay out harus tetap bekerja dalam menyesuaikan desain
-          Isi berita telah ditentukan berdasarkan keputusan dari penerbit
-          Wartawan tidak dituntut untuk menguasai internet, bahkan proses lay out sudah dilakukan pegawai yang lain

 Jurnalisme Online
-          media yang digunakan media elektronik (internet)
-          tampilan atraktif, terdiri bermacam warna, menarik
-          prosedur naskah ada beberapa kebijakan di antaranya membolehkan wartawan di lapangan untuk meng up load tulisan sendiri
-          proses editing masih bisa dilakukan sekallipun telah di-online kan
-          teknik penulisan singkat, padat dan menarik
-          jadwal penerbitan bisa dilakukan kapan saja, tidak terpaut dengan waktu
-          programmer cukup membuat dan mengkreasi web pada awalnya saja. Sesudahnya apabila berita sudah di up load oleh redaktur maka tinggal dimasukkan web saja
-          menyampaikan segala macam berita apapun yang ingin ditampilkan
-          dituntut untuk menguasai internet, terutama dalam menulis dan menyampaikan berita di internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar