Cari Blog Ini
Sabtu, 17 November 2018
Manajemen Media 6: Manajemen Media Televisi
Pembahasan mengenai manajemen siaran televisi meliputi pemrogaman siaran, pendekatan manajemen produksi siaran, merancang kegiatan produksi, pelaksanaan kegiatan produksi, manajemen penunjang penyiaran, menyiapkan kegiatan produksi dan mengelola budget stasiun penyiaran. Di dalam perencanaan terdapat penentuan tujuan media penyiaran, mempersiapkan rencana dan strategi, dan pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, oleh siapa.
Hampir semua rumah tangga memiliki televisi atau paling tidak terbiasa menonton televisi. Televisi kemudian menjadi salah satu media penyiaran yang sangat kuat posisinya di masyarakat dengan melihat fakta bahwa penonton televisi di Indonesia sangatlah banyak.
Media yang kuat seperti ini tentu memerlukan manajemen yang kuat pula. Apapun yang ditampilkan di layar kaca televisi memerlukan perencanaan dan pengorganisasian yang matang di belakang layar. Penyiaran memiliki fungsi sebagai media beriklan, media hiburan, media informasi dan media pelayanan. Penyiaran menenuhi kepentingan pemasang iklan, audien, pemilik, karyawan. Dalam berkompetisi dengan jenis media lain (TV kabel, internet, VCD, dan DVD), media penyiaran menggunakan manajemen untuk menjalankan kegiatannya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Manajemen dalam penyiaran agar menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Disamping itu juga untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Dr. Ari Djunaedi, seorang dosen Manajemen Industri Media, menyebutkan bahwa keberhasilan penyiaran ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada 3 pilar utama: teknik, program, pemasaran. Keberhasilan dalam bisnis penyiaran tergantung pada kualitas orang-orang yang bekerja pada bidang tersebut. Hal ini dilakukan untuk memenuhi harapan pemilik dan pemegang saham serta memenuhi kepentingan masyarakat (komunitas) sebagai konsekuensi atas ijin siaran/lisensi yang diberikan negara.
Sedangkan dalam tahapan perencanaan ada hal yang harus dilakukan, yaitu survey riset khalayak (potensi audience/pendengar) oleh Lembaga survey (statistik, AC Niellsen) dan FGD (Focus Group Discussion). Di dalam survey yang pertama dilakukan adalah menentukan STPFP (Segmentasi, Targetting, Positioning, Formating, dan Programming). Di dalam menentukan segmentasi berdasar pada penilaian khalayak pendengar yang meliputi demografi, geografi, psikografi, behavior. Sedangkan targetting berdasar pada perilaku khalayak yang ditargetkan. Positioning merupakan bagaimana kita melihat audience mind awareness. Kemudian formatting adalah bagaimana format acaranya. Dan yang terakhir adalah programming yaitu penyusunan acara.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa media penyiaran termasuk didalamnya adalah media tv dan media radio umumnya dikenal oleh masyarakat di mulai pada tahun 1920-an dan masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini. Adanya media penyiaran menjadi salah satu media yang selalu menemani aktivitas masyarakat di rumah maupun diluar rumah. Kemudahan dalam mengakses program-program yang ditampilkan oleh media tv dan juga radio melalui spectrum frekuensi radio yang disiarkan secara serentak.
manajemen dibutuhkan dalam media penyiaran. Tidak lain adalah untuk mencapai tujuan dari perusahaan media penyiaran tersebut. kepuasan masyarakat sangat bergantung pada bagaimana pengelolaan dalam media masa itu sendiri dan keberhasilan sebuah media penyiaran terletak pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki oleh tiap media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran. Dalam mengelola suatu media penyiaran tidaklah mudah membutuhkan skill, kreativitas dan juga etos kerja yang tinggi untuk menciptakan suatu program yang nantinya akan diminati dan disukai oleh masyarakat. Terdapat beberapa tantangan yang menjadi tolak ukur dalam mengelola media penyiaran seperti ditegaskan oleh Peter Pringle (1993): Few management position offers challenges equal to those of managing a commercial radio or television station (tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu stasion radio atau televisi lokal).
Tingkatan Manajemen
Umumnya pada media penyiaran posisi manajer biasanya terdiri atas tiga tingkatan (level):
1. Manajer tingkat bawah (lower level manager)Ex: Radio – local sales manager, general sales managerTelevisi – manager produksi
2. Manajer tingkat menengah (middle manajer) – disebut juga sebagai manajer department / kepala pengawas (superintendents)Ex: Kepala departemen penjualan, program, berita, teknik dan bisnis.
3. Manajer puncak (top manager) – Direktur / Presiden Direktur
A. Karakteristik Manajemen Media penyiaran televisi
1. Daya Jangkau yang luas
2. Selektifitas dan fleksibililitas
3. Fokus perhatian
4. Kreatifitas dan efek
5. Prestise
6. Mendemonstrasikan penggunaan produk
7. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value)
1. Manajemen Televisi
Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:
1. Divisi Program
Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, research and development, dan traffic.
2. Divisi Produksi
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.
3. Divisi Pemberitaan
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.
4. Divisi Teknik
Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.
5. Divisi Pemasaran
Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.
6. Divisi Keuangan
Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.
7. Divisi HRD dan Legal
Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar